Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Menyerah kepada Sekutu, Perang Dunia II Berakhir

Baca di App
Lihat Foto
Naval Historical Center
Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri disaksikan Jenderal Richard K Sutherland pada 2 September 1945.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com -Hari ini 74 tahun lalu, tepatnya 2 September 1945, Jepang resmi menyerah kepada Sekutu.

Pernyataan menyerah Jepang kepada Sekutu ini dilakukan di atas kapal USS Missouri di Teluk Tokyo.

Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan diri Jepang di geladak kapal perang USS Missouri disaksikan Jenderal Richard K Sutherland.

Penyerahan diri Jepang ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya Perang Dunia II.

Sebelum Jepang, pada Mei 1945, Jerman sudah lebih dulu menyerah sekaligus mengakhiri PD II di Benua Eropa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang menyusul 5 bulan kemudian.

Akan tetapi, proses penyerahan ini harus diawali dengan hancurnya kota-kota di negara itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 34 Tahun Lalu, Bangkai Kapal Titanic Ditemukan

Pada pertengahan 1945, angkatan laut dan udara Jepang sudah hancur.

Sekutu memblokade laut Jepang dan melakukan pengeboman ke kota-kota di negara itu.

Upaya ini diperparah dengan jatuhnya Pulau Okinawa ke tangan Sekutu. Hal ini menyebabkan mereka dengan mudah meluncurkan serangan ke pulau-pulau lain di Jepang.

Pada 16 Juli 1945, para pemimpin Sekutu bertemu dalam Konferensi Potsdam, Jerman.

Perang melawan Jepang merupakan salah satu dari berbagai isu yang dibicarakan dalam konferensi itu.

Akhirnya, para pemimpin Sekutu memutuskan mengeluarkan pernyataan yang disebut Deklarasi Potsdam yang menegaskan Jepang harus menyerah tanpa syarat.

Namun, Pemerintah Jepang menolak dan tidak menerima ultimatum dari pihak Sekutu tersebut.

Sehari setelahnya, surat-surat kabar Jepang melaporkan bahwa negeri itu menolak isi Deklarasi Postdam.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Majalah Time Didenda Rp 1 Triliun karena Berita Soeharto Inc.

Hal ini lalu membuat Sekutu mencari cara lain.

Kemudian, Amerika Serikat merancang proyek pembuatan senjata pemusnah massal di gurun pasir New Mexico.

Hasil dari proyek tersebut adalah dua buah bom atom berjuluk Little Boy dan Fat Man yang kemudian digunakan untuk menekan Jepang.

Bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dari atas pesawat B-29 Superfortress.

Kota ini dipilih lantaran menjadi pusat industri dan markas militer terbesar di negara itu.

Setelah serangan tersebut, sebuah faksi dewan tertinggi Jepang mendukung penerimaan Deklarasi Postdam, namun mayoritas anggota lainnya menolak.

Kala itu, Pemerintah Jepang tidak bisa mengambil keputusan dalam situasi tersebut.

Selang tiga hari setelahnya, bom kedua dijatuhkan di Nagasaki oleh pesawat berjuluk Bock's Car.

Nagasaki dipilih lantaran menjadi salah satu pelabuhan terbesar Jepang.

Pengeboman kedua kota penting itu mengakibatkan Jepang luluh lantak. Puluhan ribu orang menjadi korban tewas dan luka.

Pada malam harinya, Kaisar Jepang Hirohito mendukung proposal Perdana Menteri Suzuki untuk menerima Deklarasi Postdam.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penembakan Vladimir Lenin

Kehancuran yang menimpa dua kota penting Jepang membuat sang kaisar akhirnya memilih menyerah dan mengakhiri perang.

Pada 10 Agustus 1945, pesan tersebut diterima oleh pihak Sekutu.

Namun, sejumlah perwira militer belum mau menyerah sehingga timbul gejolak antara militer dan pemerintah yang memutuskan untuk menyerah.

Pada 15 Agustus 1945, dini hari, sebuah kudeta militer diluncurkan oleh sebuah faksi yang dipimpin oleh Mayor Kenji Hatanaka.

Para pemberontak tersebut ingin merebut kendali atas istana dan kekaisaran Jepang. Mereka bahkan membakar rumah PM Suzuki, tak lama setelah kudeta diluncurkan.

Pada siang harinya, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang di radio nasional.

"Kami telah memutuskan untuk membuka jalan bagi perdamaian besar bagi semua generasi yang akan datang dengan menanggung yang tak tertahankan dan menderita apa yang tak tertahankan," ucap Hirohito waktu itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Krakatau Meletus pada 27 Agustus 1883

Hasilnya, pemerintah Jepang akhirnya mengirimkan surat berupa langkah langkah yang akan diambilnya ke kedutaan besar negeri itu di Swiss dan Swedia.

Isi surat itu pada dasarnya adalah menerima syarat-syarat penyerahan yang ditentukan Sekutu.

Akhirnya, pesan yang dikirim Jepang diterima Sekutu.

Upacara penyerahan Jepang dilakukan pada 2 September 1945. Pada hari itu, Sekutu mengerahkan 250 kapal perang yang berada di Teluk Tokyo.

Tepat pukul 09.00 waktu Tokyo, Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu atas nama pemerintah Jepang menandatangani deklarasi yang disusul Jenderal Yoshijiro Umezu atas nama angkatan bersenjata Jepang.

Panglima Tertinggi MacArthur selanjutnya menandatangani deklarasi tersebut atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Seiring selesainya upacara penandatanganan, perang yang paling menghancurkan dalam sejarah umat manusia itu pun resmi berakhir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi