Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kratom, dari Manfaat hingga Efek Konsumsinya...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Kratom
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

 

KOMPAS.com - Tanaman kratom populer sebagai salah satu obat tradisional di beberapa wilayah Indonesia.

Dilansir dari Hello Sehat, Senin (2/9/2019), daun kratom banyak digunakan di wilayah Kalimantan Barat.

Mengutip laman badan hukum narkoba di Amerika Serikat (AS) atau Drug Enforcement Administration (DEA), kratom juga disebut dengan nama biak, kakuam, ithang, dan thom.

Daun yang memiliki nama latin Mitragyna speciosa ini dikenal pula dengan nama daun purik atau ketum.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di beberapa wilayah, daun ini dimanfaatkan sebagai obat herbal penghilang rasa sakit.

Cara penggunaannya juga beragam, banyak yang mengubahnya menjadi bentuk ramuan teh, atau menjadi kapsul, tablet, bubuk, dan cair.

Baca juga: Kontroversi Kratom, Tanaman Obat Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN

Daun miliki efek stimulan jika digunakan dalam dosis rendah.

Kratom bisa membuat seseorang merasa memiliki lebih banyak energi, merasa lebih bahagia, dan waspada.

Selain itu, kratom memiliki kandungan alkaloid mitraginin dan 7-hydroxymitragynine yang terbukti mempunyai efek analgesik, anti-inflamasi, atau pelemas otot.

Dengan kandungan ini, kratom biasanya juga dipakai untuk meredakan gejala fibromyalgia yang merupakan intoleransi terhadap stres dan rasa sakit.

Sementara, laman DEA menyatakan, dalam dosis rendah, kratom membuat pemakainya lebih banyak bicara dan kewaspadaan yang semakin meningkat.

Efek negatif penyalahgunaan kratom

Hello Sehat memaparkan, daun ini dapat memberikan efek sedatif seperti narkoba jika dikonsumsi dalam dosis tinggi sekitar 10-25 miligram atau lebih.

Penyalahgunaan kratom dapat menimbulkan efek ketergantungan jika digunakan secara teratur dalam jangka waktu tertentu.

Bahkan, jika konsumsi kratom dihentikan setelah ketergantungan, maka akan memicu gejala withdrawal atau dikenal dengan sakau.

Selain itu, kratom memberikan dan menyebabkan interaksi negatif seperti kejang-kejang jika dikombinasikan dengan obat atau campuran zat psikoaktif.

DEA menyebutkan, kratom bisa membuat pemakainya terkena gejala psikotik dan kecanduan psikologis.

Laman AFP seperti dikutip Dailymail menerangkan, di AS, tanaman ini memiliki efek seperti obat-obatan opioid dan telah menyebabkan kematian bagi 91 orang.

Tak hanya itu, badan administrasi makanan dan obat-obatan AS, Food and Drug Administration (FDA) seperti dikutip dari New York Times, memperingatkan masyarakat untuk menghindari penggunaan kratom. 

Lebih lanjut, tanaman ini juga bisa menyebabkan halusinasi, khayalan, dan kebingungan.

Efek lainnya adalah mual, gatal, berkeringat, mulut kering, sembelit, peningkatan buang air kecil, serta kehilangan nafsu makan.

Adapun penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan, dan insomnia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi