Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Sabun Cuci Piring Digunakan untuk Cuci Baju, Ini Penjelasan Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Facebook: EBR
Sebuah unggahan di media sosial Facebook viral dengan pencampuran detergen dengan sabun cuci piring untuk mencuci baju.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Salah satu pengguna Facebook, EBR mengunggah foto yang menampilkan dirinya tengah menuangkan sabun cuci piring ke dalam mesin cuci pada Rabu (28/8/2019).

Dalam unggahan itu, EBR menuliskan bahwa dirinya telah mencoba mencuci baju menggunakan campuran detergen dengan sabun cuci piring dan menghasilkan cucian yang lebih bersih.

Ia juga menjelaskan, dengan pencampuran detergen dan sabun cuci piring ini ampuh mengatasi bau pesing dan bau amis.

Berikut isi unggahan tersebut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bunda, sudah pernah belum memakai sabun cuci piring untuk mencuci baju? Saya udah nyoba nyuci baju sabun cuci piring dicampur detergen pada pakaian. Dan Alhamdulillah hasilnya bersih cemerlang.

Biasanya, saya kalau nyuci pakaian seragam, putih, habis diputer di mesin cuci, bajunya mesti disikat lagi terus dicampur pemutih pakaian, karena kurang puas.

Apalagi di bagian kerah sama lengan super kotor dan kusam. Tapi, kali ini Alhamdulillah nyuci baju jadi super bersih, enggak perlu lagi disikat ulang di luar mesin cuci, tenaga juga jadi irit enggak pakai capek.

Dan juga terbukti bisa menghilangkan bau ompol atau amis habis muntah. Bahkan, jika menggunakan mesin cuci, bunda enggak perlu ngucek baju lagi. Cobain deh, Bu, untuk pakaian warna juga lebih cemerlang hasilnya.

#Semoga Bermanfaat Bunda."

Baca juga: Viral, Pemutihan SIM untuk Smart SIM Berlaku Mulai 25 Agustus 2019

Hingga saat ini, unggahan tersebut telah direspons sebanyak 6.631 kali dan telah dibagikan sebanyak 21/917 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Lantas, apakah ada efek samping dari pencampuran kedua jenis pembersih noda ini?

Akademisi dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Chairil Anwar mengatakan bahwa secara garis besar dua bahan itu merupakan detergen yang agak berbeda.

"Dalam garis besar, kalau sabun cuci pakaian disebut detergen anionik dan sabun cuci piring disebut detergen non-ionik," ujar Chairil saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/9/2019).

Menurutnya, jika kedua detergen ini dicampur tidak akan menimbulkan efek samping apapun.

"Kalau keduanya dicampur sebenarnya tidak masalah, tapi kalau lebih bersih mungkin hanya kasus khusus," ujar dia.

Tidak disarankan pencampuran

Sementara itu, Chemical Toxicologist/Peneliti Ahli dari Universitas Indonesia (UI) Dr.rer.nat. Budiawan mengatakan bahwa sabun cuci piring dengan sabun cuci pakaian memiliki perbedaan kandungan/komposisi.

"Umumnya untuk sabun cuci piring tidak menggunakan Sodium Tripoliphosfat (STTP) sebagaimana terdapat dalam komposisi sabun detergen," ujar Budiawan kepada Kompas.com, Kamis (5/9/2019).

Baca juga: Viral soal Tablet Tak Boleh Digerus, Bagaimana Cara Konsumsi Obat yang Tepat?

Adanya STTP ini membuat pH detergen berkisar 9,5-12.

Oleh karena itu, proses pencucian dilakukan di mesin cuci agar tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Di sisi lain, pada sabun cuci piring memiliki pH sekitar 8-11.

"Ada toleransi kulit manusia, umumnya pada pH 6-8,5. Jadi, pencampuran yang dimaksud sabun cuci piring dengan detergen kurang bermanfaat untuk proses pencucian," ujar Budiawan.

Selain itu, Budiawan menjelaskan bahwa yang perlu diperhatikan adalah komposisi sabun cuci piring yang tidak mengandung Alkil Benzen Sulfonat (ABS).

"ABS ini yang berbahaya bagi lingkungan," kata dia.

Adapun Budiawan menyarankan, jika tidak ingin mengalami iritasi pada kulit baiknya proses pencucian menggunakan detergen pakaian dilakukan di mesin cuci.

Meski demikian, ia tidak menyarankan untuk mencampurkan detergen pakaian dengan sabun cuci piring guna mendapatkan pakaian lebih bersih.

Baca juga: Viral Pengunjung Mal Ramai-ramai Pakai Flanel, Begini Sejarahnya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi