Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari ini dalam Sejarah: Pemakaman Putri Diana yang Menyedot Perhatian Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Alastair Grant (Arsip Kompas)
Seorang pegawai balai lelang Christie memegang foto mendiang Putri Diana dari Inggris, yang diambil oleh Mario Testino (1997) di tempat lelang di London, Rabu (19/5/2010). Foto ini dihargai 18.000 poundsterling sampai 22.000 poundsterling atau senilai sekitar Rp 300 jutaan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini, 22 tahun lalu, tepatnya 6 September 1997, Putri Diana disemayamkan di rumah keluarganya, di Althrop, Northhamptonshire, 120 kilometer barat laut London.

Putri Diana meninggal dunia pada 31 Agustus 1997 setelah mengalami kecelakaan saat berkendara bersama Dodi Al-Fayed.

Awalnya, jenazah Putri Diana akan dimakamkan di samping makam ayahnya, Earl Spencer, di Gereja Santa Perawan Maria, Althrop.

Pemindahan tempat pemakaman ini dengan pertimbangan agar nantinya tetap dengan mudah dikunjungi oleh banyak orang.

Pemberitaan Harian Kompas, 6 September 1997, menyebutkan, 2 juta orang memadati jalanan Kota London untuk menyampaikan penghormatan terakhir kepada mantan istri Pangeran Charles tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua layar besar didirikan secara khusus di ruang terbuka Hyde Par untuk menyiarkan secara langsung upacara pemakaman.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pangeran Charles dan Putri Diana Resmi Cerai

Selain dua layar tersebut, prosesi pemakaman Putri Diana juga disiarkan secara langsung di sejumlah stasiun televisi dunia.

History mencatat, diperkirakan 2.5 miliar orang di seluruh penjuru dunia menonton siaran televisi pemakaman itu.

Sosoknya yang dicintai oleh semua orang membuat dunia berduka atas kematiannya.

Prosesi pemakaman

Prosesi pemakaman tersebut diawali dengan iring-iringan kereta pembawa jenazah yang meninggalkan Kopel Royal di Istana St James.

Sebanyak 533 wakil dari 106 yayasan amal dari seluruh dunia yang pernah diikuti oleh Putri Diana juga turut serta dalam rombongan. 

Dari Istana St James, jenazah Putri Diana dibawa menuju Katedral Westminster Abbey, tempat diselenggarakannya ibadat pemakaman.

Ibadat pemakaman itu dipimpin langsung oleh Uskup Agung Canterbury dari Gereja Anglikan Inggris, George Carey, dan dihadiri sekitar 2.000-an pelayat dari seluruh dunia.

Ratu Elizabeth II dan para petinggi Pemerintah Inggris juga mengikuti ibadat pemakaman itu.

Ibadat pemakaman diawali dengan ucapan selamat datang dan pengantar oleh Pendeta Westminster Abbey, Rev Wesley Carr, tentang beberapa tonggak sejarah hidup Putri Diana.

Seluruh pelayat menyanyikan lagu kegemaran Putri Diana I Vow to Thee, My Country yang pernah dilantunkan Putri Diana pada pernikahannya bersama Pangeran Charles.

Selain itu, dua puisi juga dibacakan oleh Lady Sarah McCorquodale dan Lady Janes Fellowes untuk menghormati Putri.

Setelah melalui prosesi ibadat pemakaman selama 45 menit, jenazah Putri Diana dibawa menuju ke peristirahatan terakhirnya di Althrop.

Baca juga: Mengenal Diet ala Putri Diana dan Makanan yang Jadi Pantangannya...

Sebanyak 200 penduduk Great Brington menerima kehadiran kembali Diana dengan sedih dan bangga.

Di tempat itu, Putri Diana menghabiskan sebagian masa kecilnya.

"Di sinilah tempat dia menghabiskan masa kanak-kanaknya yang bahagia, jadi kami bangga dia kembali lagi ke sini. Tetapi tragedi ini sebenarnya tidak harus terjadi," kata Val Pearce, penduduk setempat seperti dikutip dari Harian Kompas, 6 September 1997.

"Kesederhanaan Diana yang saya sukai. Dia selalu menginginkan membantu saya memasak, dan sering kali makan bersama kami, daripada makan di meja keluarga," kata Betty Andrews (76), yang pernah menjadi pembantu keluarga Spencer, sampai dia pensiun tahun 1981.

Mawar Inggris

Prosesi upacara pemakaman Diana menjadi perhatian dunia.

Miliaran orang menyaksikannya baik secara langsung maupun melalui siaran televisi.

Tak sedikit yang mengatakan, ini menunjukkan bahwa Diana sangat dicintai dunia.

Bahkan, Elton John, penyanyi legendaris, memberi julukan Putri Diana dengan "Mawar Inggris" sebagai bentuk kekagumamannya.

Baca juga: Kisah Sedih Putri Diana, Tak Sempat Melahirkan Anak Lagi...

Ia mengagumi tingginya kepedulian Putri Diana kepada kaum papa, korban perang, dan para penderita AIDS.

Kisah hidup Putri Diana juga banyak diangkat ke dalam buku, program televisi dan film.

Tak terhitung jumlah majalah yang menjadikan fotonya sebagai sampul majalah, termasuk People and Vanity Fair.

Kematiannya di usia 36 tahun menyisahkan duka mendalam di seluruh dunia.

Meski telah meninggal, Putri Diana tetap menjadi sosok ikonik dan kebanggaan semua orang. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi