Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audisi Umum Beasiswa PB Djarum, Dimulai pada 2006, Berakhir pada 2019...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Ilustrasi audisi PB Djarum: Anak-anak peserta Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015 melihat sejumlah foto bintang bulu tangkis Indonesia di GOR Djarum, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (31/8/2015).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

PB Djarum memutuskan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada 2020. Gelaran Audisi Umum PB Djarum pada 2019 ini menjadi audisi terakhir. PB Djarum pamit.

KOMPAS.com - Keputusan PB Djarum menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada 2020 disampaikan melalui jumpa pers yang disampaikan Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosiman, Sabtu (7/9/2019), di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Jawa Tengah.

Dikutip dari situs resmi PB Djarum, pbdjarum.org, Bakti Olahraga Djarum Foundation telah melakukan penjaringan calon pebulu tangkis masa depan melalui audisi umum sejak 2006.

Namun, mulai tahun depan, Audisi Umum Beasiswa PB Djarum, akan ditiadakan.

Dalam keterangannya, Yoppy mengatakan, keputusan ini diambil untuk mengurangi polemik terkait penggunaan brand Djarum dalam audisi yang digelar di beberapa kota ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan ini merespons Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebut ada eksploitasi terhadap anak dari gelaran ini.

Menurut KPAI, anak digunakan sebagai promosi brand melalui audisi umum PB Djarum.

Baca juga: Menpora Berharap Audisi PB Djarum Tetap Digelar Tahun Depan

"Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," kata Yoppy.

Namun, Komisioner KPAI Sitti Hikmawaty, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/9/2019), mengatakan, KPAI tak melarang proses audisi yang diselenggarakan Djarum Foundation melalui PB Djarum.

“Perlu ditegaskan rekrutmen ini dalam bentuk audisi tidak kami larang,” kata Sitti.

Sitti menjelaskan, yang diprotes oleh KPAI adalah proses yang dianggap mengeksploitasi anak secara terselubung.

“Yang dilarang adalah bentuk eksploitasi terselubungnya,” ujar Sitti.

Apa itu Audisi Umum Beasiswa PB Djarum?

Mengutip keterangan di situs PB Djarum, audisi umum diselenggarakan setiap tahun untuk mencari bibit-bibit muda pemain bulu tangkis dari seluruh Indonesia. Mereka yang memasuki hingga tahap akhir akan mendapatkan beasiswa bulu tangkis.

Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis dibuka untuk atlet putra dan putri yang merupakan warga negara Indonesia.

Kategori usia calon peserta terbagi dua, yaitu kelompok U-11 dan U-13.

Kelompok U-11 untuk peserta berusia 8-10 tahun dan kelompok U-13 untuk peserta yang berusia 11-12 tahun.

Baca juga: Sederet Atlet Jebolan PB Djarum, dari Liem Swie King hingga Kevin Sanjaya

Pada tahun ini, audisi diselenggarakan di 5 kota dengan menerapkan sistem gugur.

Lima kota tempat diselenggarakannya audisi umum pada tahun ini adalah Bandung (28-30 Juli 2019); Purwokerto (8-10 September 2019); Surabaya (20-22 Oktober 2019); Solo Raya (27-29 Oktober 2019), dan Kudus (17-19 November 2019).

Mereka yang lolos hingga tahap final berhak mengikuti karantina selama sepekan di Asrama PB Djarum, Jati Kudus, Jawa Tengah.

Biasanya, audisi ini diikuti oleh para atlet muda bulu tangkis dari seluruh Indonesia.

Seperti diberitakan Harian Kompas, 9 Juli 2010, salah satu yang mengikuti audisi PB Djarum pada 2010 adalah Bayu Anggriawan yang saat itu berusia 12 tahun.

Ia adalah putra Agus Muchtar, seorang sopir angkutan kota dari Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah.

Menurut Agus kala itu, anaknya mencatat sejumlah prestasi, di antaranya Juara I Pekan Olahraga dan Seni Sulawesi Tengah 2008 dan Juara II Kejuaraan Daerah Sulawesi Tengah 2009.

Baca juga: Erick Thohir Akan Cari Jalan Tengah soal Polemik Audisi PB Djarum

Untuk sampai ke Kudus dan mengantarkan Bayu mengikuti audisi, Agus menabung selama setahun.

Dengan bekal uang tabungan Rp 5 juta, ia dan Bayu berangkat dari Luwuk menuju Kudus. Perjalanan empat hari empat malam ditempuhnya.

Namun, pada 2010 itu, Bayu hanya sampai pada tahap tiga. Meski belum berhasil hingga tahap akhir, ia bertekad akan kembali mencoba pada tahun berikutnya.

Respons beragam

Keputusan PB Djarum menghentikan audisi umum mulai tahun depan mendapatkan respons beragam.

Di media sosial, khususnya Twitter, #KPAI menjadi trending pada Minggu (8/9/2019).

Warganet memberikan komentar beragam. Ada yang mendukung KPAI, ada pula yang mempertanyakan apa solusi KPAI atas hal ini.

“Terima kasih @KPAI_official dan @lenteraanak_ semoga kalian bersama Pemerintah (@KEMEPORA_RI) bisa menghasilkan bibit-bibit unggul bulutangkis Indonesia ke depannya dan semoga ini bukan awal dari kehancuran bulutangkis di Indonesia. Terima kasih untuk @PBDjarum atas dedikasinya,” demikian tulis salah satu akun.

Baca juga: PB Djarum Tegaskan Penghentian Audisi Umum Bersifat Final

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Iman Nahrawi, melalui unggahan di akun Instagram-nya, Minggu siang, menyatakan mendukung agar audisi PB Djarum tetap dilanjutkan.

"Audisi badminton Djarum mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan, audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia," demikian tulis Imam.

Menurut dia, dunia olahraga membutuhkan dukungan dari kalangan swasta.

Komentar lainnya diberikan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susy Susanti.

Menurut Susy, dengan penghentian audisi ini, bakat yang terjaring tidak akan sebanyak sekarang maupun tahun-tahun sebelumnya.

"Itu juga bisa menghambat pembinaan usia dini. Kita kan ada kategori usia dini (< 11 tahun), anak-anak (11-13 tahun), pemula (13-15 tahun), remaja (15-17 tahun), dan taruna (17-19 tahun)," ujar Susy.

Sementara itu, PB Djarum menyatakan, meski telah memutuskan akan menghentikan audisi pada tahun depan, audisi umum yang telah berjalan pada tahun ini akan tetap dilakukan hingga selesai pada November 2019.

(Sumber: pbdjarum.org, Harian Kompas, Kompas.com/Nugyasa Laksamana, Luthfia Ayu Azanella, Faishal Raihan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi