Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Minta PB Djarum untuk Buktikan Komitmen “Bakti pada Negeri”

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PB DJARUM
Anggota tim pencari bakat PB Djarum, Lius Pongoh, memberikan keterangan tata tertib Sebanyak 904 Atlet Muda Tanding di Purwokerto, 206 Lolos Tahap Screening kepada ratusan peserta Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (8/9/2019) pagi
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta PB Djarum untuk membuktikan komitmennya yang selama ini dijadikan sebagai tagline organisasi, “Bakti pada Negeri”.

Imbauan ini disampaikan oleh Komisioner KPAI Sitti Himawatty melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (9/9/2019).

“Kepada PB Djarum untuk membuktikan komitmen seperti yang kerap disampaikan," ujar Sitti dalam keterangannya.

"Bahwa kegiatan ini adalah murni bentuk kegiatan pembibitan pencarian bakat, dan merupakan kegiatan bakti kepada negeri yang ingin disesuaikan dan diselaraskan dengan tata aturan dan tata perundangan yang berlaku di Indonesia,” lanjutnya.

Dimaksudkan, program beasiswa yang diberikan ini benar-benar sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat sehingga tidak mengharapkan timbal baliok berupa benefit bagi finansial perusahaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Audisi Bulu Tangkis PB Djarum vs KPAI, Ini Pokok Permasalahannya

Ini merupakan 1 dari 7 imbauan yang disampaikan KPAI kepada pihak-pihak yang terkait dengan polemik audisi PB Djarum.

Misalnya kepada Kemenpora, KIemenko PMK, KPPPA, Kemenkumham, orangtua anak, hingga masyarakat yang akhir-akhir ini tersedot perhatiannya pada masalah ini.

“Kepada seluruh pihak untuk lebih tenang dan arif dalam menyikapi informasi yang berkembang,agar tidak ditumpangi oleh pihak-pihak yang mencoba memancing di air keruh dengan mejalankan praktik-praktik yang kurang elegan untuk memanaskan situasi,” kata Sitti.

Baca juga: Dua Alasan KPAI Persoalkan Audisi PB Djarum

Sebelumnya, KPAI memang sempat menjegal langkah PB Djarum untuk melanjutkan audisi penerima beasiswa pelatihan bulutangkis karena dua hal.

Pertama adalah proses yang dinilai mengeksploitasi anak yang menjadi peserta beasiswa, secara ekonomi. KPAI menilai, ketika fisik mereka dimanfaatkan untuk mengiklankan Djarum yang mendatangkan keuntungan bagi bisnis mereka.

Kedua, karena program beasiswa ini dinilai menyebabkan denormalisasi produk rokok. Produk tembakau yang sebaiknya dihindari terlebih oleh anak-anak, justru dilekatkan dengan mereka dan seolah-olah menjadi “sahabat yang tidak berbahaya”.

Dua hal inilah yang ingin coba disterilkan oleh KPAI dengan mengajak serta berbagai pihak terkait untuk duduk bersama mencari solusi terbaik.

Namun, hingga saat ini nampaknya belum ditemukan titik temu dan pihak Djarum Foundation justru telah memutuskan untuk meniadakan audisi penerima beasiswa di tahun depan.

Baca juga: Kronologi Polemik Audisi Umum PB Djarum Versi KPAI

Seperti diketahui, Djarum merupakan salah satu merek dagang terbesar untuk rokok asli Indonesia sejak 1986.

Perusahaan ini telah banyak melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai bentuk terima kasih kepada bangsa juga negara.

“Bakti pada Negeri”, itulah semboyan yang selama ini menjadi dasar semangat semua program CSR yang diusung oleh Djarum Foundation.

Dari sekian banyak program yang ada, membuka beasiswa bulutangkis secara rutin setiap tahunnya sejak 2006 silam, adalah jadi satu yang paling dikenal oleh publik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi