Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PB Djarum, Klub Bulu Tangkis dengan Segudang Talenta

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PB DJARUM
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, saat jumpa pers Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019) sore.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Perkara penghentian audisi umum beasiswa bulu tangkis tahun 2020 diadakan oleh PB Djarum menyita perhatian publik selama beberapa hari terakhir. Penghentian ini terkait tudingan eksploitasi anak yang diberikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Terlepas dari polemik penghentian audisi ini, Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum atau disingkat dengan PB Djarum sejak lama dikenal sebagai salah satu klub badminton Indonesia yang banyak menyumbang atlet berprestasi baik di kancah nasional maupun internasional.

Tercatat, klub yang bermarkas di Kudus ini berhasil menjuarai berbagai turnamen bergengsi dunia seperti Olimpiade dan kejuaraan dunia bulu tangkis melalui para atletnya.

Beberapa nama atlet bulutangkis Indonesia yang merupakan jebolan dari PB Djarum adalah M. Ahsan, Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Tantowi Ahmad.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui audisi umum beasiswa bulutangkis, PB Djarung hadir untuk menjaring talenta-talenta muda atlet bulutangkis dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Polemik PB Djarum vs KPAI yang Berujung Stop Audisi...

Nantinya, peserta yang memasuki tahap akhir akan mendapatkan beasiswa bulu tangis dan didik untuk menjadi atlet berprestasi.

Latar Belakang Berdirinya PB Djarum

Sejarah terbentuknya PB Djarum sendiri adalah bermula dari kegemaran para karyawan PT Djarum untuk bermain badminton, seperti dikutip dari laman resmi PB Djarum.

Tak hanya para karyawan, Budi Hartono selaku CEO PT Djarum pun memiliki kegemaran yang sama.

Awalnya, kegiatan itu hanya sebagai kegiatan penyalur hobi bagi para karyawan.

Namun, pada perjalanannya banyak pemain luar yang turut bergabung untuk bermain bulutangkis.

Di tahun 1970, barak tempat karyawan melinting rokok yang berada di Jl. Bitingan Lama No. 35 Kudus digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis ketika sore hari.

Mereka yang mengikuti latihan itu berada di bawah nama komunitas Kudus.

Dari kegemaran itu, lahirlah atlet muda berbakat seperti Liem Swie King.

Ia memiliki prestasi gemilang dengan menjuarai gelaran Piala Munadi di sektor ganda putra di tahun 1972.

Prestasi inilah yang kemudian menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.

Karenanya, di tahun 1974, PB Djarum Kudus diresmikan dan diketuai oleh Setyo Margono.

Klub ini diharapkan mampu menghasilkan pemain-pemain kelas dunia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi di bidang perbulutangkisan dunia, seperti yang termaktub dalam visi misi klub.

Baca juga: Audisi Berhenti karena PB Djarum Enggan Langgar Undang-undang

Harapan itu pun terwujud. Prestasi demi prestasi mulai diukir oleh atlet PB Djarum Kudus.

Di tahun 1978, Liem Swie King menjadi pemain pertama PB Djarum yang menjuarai All England di sektor tunggal putra dan mempertahankannya di tahun berikutnya.

Prestasi ini sekaligus mencatatkan namanya sebagai juara tunggal putra ketiga dari Indonesia.

Menyusul Liem Swie King, atlet PB Djarum lain dari sektor ganda putra, Kartono/Heryanto juga berhasil menjuarai turnamen All England.

Setelah sukses menelurkan pemain berprestasi di Kudus, PB Djarum kemudian mengembangkan sayapnya di Jakarta pada tahun 1985 disusul peresmian di Surabaya pada tahun 1986.

Hingga saat ini, segudang prestasi berhasil diukir para atlet PB Djarum.

Namun, kiprah PB Djarum untuk menjaring talenta muda pebulutangkis nasional harus berakhir di tahun 2020 nanti.

Keputusan ini merespons tuntutan KPAI untuk menghentikan kegiatan audisi badminton dengan dalih adanya eksploitasi anak.

Hingga kini, polemik perseteruan PB Djarum dan KPAI terus mendapat sorotan publik. Masyarakat terbagi dua kubu yakni pendukung PB Djarum, yang menyayangkan pemberhentian audisi karena menganggap klub ini adalah salah satu pencetak atlet kawakan Indonesia, dan pendukung KPAI, yang merasa langkah komisi ini sudah tepat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi