Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 5.000 Titik Api Masih Terdeteksi di Sumatera dan Kalimantan

Baca di App
Lihat Foto
Mushaful Imam
Seorang bocah berusaha memadamkan kebakaran lahan dengan alat seadanya di Desa Kayu Arehh, Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, (18/8/2019). Sebanyak enam helikopter water boombing dan 1.512 orang personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Sat Pol PP dikerahkan untung melakukan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO / Mushaful Imam/Lmo/hp.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat masih adanya 5.062 titik api yang tersebar di sejumlah provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan hingga Rabu (11/9/2019).

Perincian ribuan titik api tersebut tersebar di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Stasusnya saat ini Siaga Darurat.

Data itu sebagaimana rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (11/9/2019).

Dari semua provinsi yang masih mengalami karhutla itu, Kalimantan Tengah menjadi yang terparah dengan 1.220 titik panas. Disusul oleh Kalimantan Barat dengan 923 titik panas.

Adapun kebakaran yang terjadi di wilayah Jawa, semua sudah berhasil dipadamkan, antara lain kebakaran yang terjadi di Kawasan Gunung Ciremai, Kacapi, Merapi, Sumbing, dan Gunung Arjuno.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya pemadaman api dan titik panas yang dilakukan oleh BNPB adalah dengan membuat bom air (water bombing) yang dilakukan dari ketinggian menggunakan helikopter.

Setidaknya, saat ini terdapat 37 kendaraan heli yang dioperasikan di seluruh Kawasan terbakar untuk membuat bom air (29 unit) dan melakukan patrol (8 unit).

Baca juga: Terpapar Kabut Asap Karhutla, Jam Belajar SMA di Sumsel Dimundurkan

Selain itu, BNPB juga menjalankan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menciptakan hujan buatan dengan menabur sejumlah garam untuk menyemai awan hingga tercipta hujan.

TMC ini dilakukan untuk membantu proses pemadaman titik panas di provinsi Riau dan Sumatera Selatan dengan sedikitnya menggunakan 160.816 kilogram garam.

Ribuan personel gabungan juga disebar untuk menangani masalah yang hampir selalu terjadi di Indonesia saat memasuki puncak musim kemarau ini.

Jika melihat prakiraan cuaca, diperkirakan musim penghujan baru akan terjadi pada bulan-bulan Oktober atau November.

Jika musim penghujan telah terjadi, masalah kebakaran ini akan sangat cepat untuk teratasi.

Namun sembari menunggu dan meminimalisir meluasnya sebaran titik api, upaya-upaya pemadaman akan terus dilakukan.

Karena kebakaran hutan dan lahan seperti ini tidak hanya menyebabkan gundul dan gosongnya lahan-lahan, namun juga udara menjadi dipenuhi asap hingga mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Warga Pekanbaru Dikepung Asap Karhutla hingga Sesak Napas

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo mengatakan pihaknya bersama dengan pemerintah daerah masih berupaya memadamkan karhutla yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

"Untuk enam provinsi prioritas BNPB menerjunkan 9.072 personel untuk patroli, sosialisasi dan pemadaman darat, juga dikerahkan 37 pesawat untuk water bombing dan patroli," ujarnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (8/9/2019).

Baca juga: Polri Sebut Total Tersangka Karhutla di Sumatera dan Kalimantan 175 Orang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi