Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu di Beberapa Kota di Indonesia Meningkat, Apa Kata BMKG?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Beberapa hari terakhir, suhu udara di sejumlah kota di Indonesia mengalami peningkatan di atas rata-rata suhu biasanya.

Peningkatan suhu ini menyebabkan panas terasa begitu menyengat, salah satunya di Kota Surakarta yang suhunya mencapai 41 derajat Celcius di Rabu (11/9/2019) siang.

Padahal, biasanya suhu di kota ini berkisar di angka 30-34 derajat Celcius saja pada siang hari.

Alhasil, masyarakat pun banyak mengeluhkan hal ini melalui cuitan di media sosial, salah satunya Twitter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Solo tuh kenapa sih tiap hari panasnya segini mulu sampe pedes di mata. Tempat kalian panas juga enggak?” tulis akun @cibicaan_.

Lalu apakah peningkatan suhu yang terjadi terkait dengan fenomena kulminasi atau hari tanpa bayangan akibat matahari berada di atas wilayah Indonesia saat ini?

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menyebut kulminasi menyumbang andil pada panasnya cuaca yang terjadi, namun bukan menjadi faktor utama.

“Kulminasi juga berkontribusi terhadap tingginya suhu udara tersebut, tapi bukan faktor tunggal,” kata Indra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/9/2019).

Baca juga: Jawa Memang Sedang Panas, Inilah 3 Kota di Jawa dengan Suhu Paling Panas

Puncak Musim Kemarau

Ia menjelaskan, faktor utama yang menyebabkan panas ini terjadi adalah Indonesia yang saat ini masih berada di puncak musim kemarau.

“Suhu panas yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia sekarang karena intensitas matahari yang cukup kuat, karena saat ini adalah musim kemarau, bahkan puncaknya di sebagian wilayah Indonesia,” jelasnya.

Hal ini akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan, namun panas yang disebabkan oleh kulminasi akan mengalami penurunan secara perlahan, seiring dengan bergesernya posisi matahari.

“Jadi secara umum dapat kita katakan, bahwa kondisi suhu panas yang diperkuat oleh fenomena kulminasi dalam beberapa hari ke depan akan berkurang,” sebut Indra.

Akan tetapi, suhu panas yang diakibatkan oleh musim kemarau baru akan mereda ketika musim penghujan tiba.

“Tetapi suhu hangat karena faktor kemarau akan berkurang saat mulai turun hujan,” sebutnya.

Baca juga: Panas-panas, 5 Minuman Es Asli Indonesia Ini Bikin Segar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi