Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BJ Habibie Wafat, Wariskan Karya dari Kisah Cinta hingga Dirgantara

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
FOTO DOKUMENTASI. Presiden Joko Widodo (kanan) mendengarkan penjelasan dari Presiden ke-3 RI BJ Habibie (kedua kiri) mengenai industri penerbangan didampingi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (kedua kanan) saat mengunjungi stan pameran National Innovation Forum 2015 di Puspiptek, Serpong, Tangerang, Senin (13/4/2015). National Innovation Forum Tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi itu bertujuan untuk mempromosikan hasil-hasil riset dari lembaga litbang dan perguruan tinggi kepada dunia usaha dan masyarakat. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/Rei/pd/ama.
|
Editor: Sari Hardiyanto


KOMPAS.com – Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 18.05 WIB. Ia meninggal karena sakit yang dideritanya. 

Sosok Habibie dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Bapak Teknologi. Selain kecerdasannya, lulusan salah satu universitas teknik terbaik di Jerman ini juga dikenal bertangan dingin dalam menelurkan karya-karya.

Sepanjang 83 tahun usianya, pria kelahiran Parepare 25 Juni 1936 ini telah melahirkan banyak karya, baik yang berkaitan dengan romansa cintanya bersama sang istri Hasri Ainun Habibie atau yang terkait dengan kemampuannya di dunia dirgantara atau penerbangan.

Menulis 5 judul buku

Tercatat, bapak 2 anak ini telah menuliskan 5 buah buku. Pertama adalah tahun 1996 ia menulis sebuah buku berjudul Economic Cooperation for Regional Stability.

Tiga tahun setelah itu, pada 1999 Habibie kembali menulis sebuah buku berjudul Rhapsody: Light, Speed, Time, and Space.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berselang cukup lama, pada 2006 Habibie kembali menuliskan buku, kali ini mengangkat tema demokrasi negara dan berjudul Decisive Moment: Indonesia’s Long Road Towards democracy.

Buku keempatnya cukup berbeda, kali ini ia menuliskan tentang kisah cintanya bersama Ainun yang sangat dicintainya. Karyanya ini ia beri nama Habibie & Ainun.

Masih berlanjut menceritakan kisah asmaranya bersama sang kekasih, Habibie kembali menulis buku berjudul Habibie & Ainun: The Power of Love: The True Story from The Former Precident and His Wife pada tahun 2011.

Buku terakhir ini ia rampungkan setahun setelah sang istri mangkat pada 2010.

Baca juga: Habibie Akan Dimakamkan di Samping Makam Ainun

Pesawat N250 Gatot Kaca

Merampungkan pendidikan di bidang teknik dan menyenangi dunia kedirgantaraan, Habibie berhasil membuat sebuah pesawat yang untuk pertama kalinya bisa dilakukan di Indonesia.

N250 Gatot Kaca diproduksi oleh Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) atau yang sekarang berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia

Pesawat udara ini sudah ia rancang sejak tahun 1995. Dalam prosesnya ia juga berperan langsung sebagai pemimpin dalam proyek ini.

Setengah dasawarsa waktu ia butuhkan hanya untuk melengkapi desain awal dari pesawat turboprop yang menggunakan fly by wire dengan jam terbang 900 jam, pertama di dunia itu.

Pesawat itu ia rancang tanpa mengalami “Dutch Roll”.

Adapun teknologi yang ia terapkan dalam pembuatan N50 Gatot Kaca sudah ia persiapkan untuk jangka waktu 30 tahun mendatang.

Pesawat ini kemudian dikembangkan menjadi R-80 yang prosesnya dimulai pada tahun 2013.

Teori Habibie

Habibie pernah menghasilkan teori tentang rambatan titik retak di pesawat. Teori yang kemudian dikenal sebagai “Faktor Habibie” ini memungkinkan sebuah pesawat bisa terbang dengan lebih aman, efisien, dan mudah dipelihara.

Rumus ini terbukti dapat digunakan untuk menghitung crack progression sampai skala atom material kontruksi sebuah pesawat udara.

Teorinya ini bahkan sudah diakui berbagai Lembaga dirgantara dunia, misalnya Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).

Baca juga: Jasa BJ Habibie untuk Kemajuan Sepak Bola di Sulawesi

(Sumber: dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi