Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Habibie, dari Dunia Dirgantara hingga Kecamannya terhadap Musik Rap

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Mantan Presiden RI, BJ Habibie
|
Editor: Sari Hardiyanto



KOMPAS.com - Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, karena sakit, Rabu (11/9/2019).

Semasa masih hidup, Habibie, panggilan akrabnya, terkenal dengan segudang prestasi di bidang dirgantara.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa Habibie juga memiliki jejak di bidang lain yakni olahraga, khususnya sepak bola dan catur.

Sebuah turnamen sepak bola antarklub di Sulawesi pada tahun 1990 silam diberi nama Habibie Cup.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turnamen tersebut pertama kali dicetuskan oleh Mirdin Kasim yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Parepare, dan HM Alwi Hamu.

Pada tahun pertama gelaran turnamen tersebut, hanya diikuti oleh 6 tim yang berasal dari wilayah Ajatappereng dan sekitarnya.

Keenam klub tersebut antara lain Persipare Parepare, Perspin Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, Barru, dan PSM Makssar.

Turnamen tersebut hanya berlangsung selama 9 hari.

Habibie Cup terakhir kali bergulir pada tahun 2015 lalu dan diikuti oleh 12 klub.

Antara lain Perssin Sinjai, PSM Makassar, Persibone Bone, Persipare Parepare, Gasma Enrekang, Persiban, Gaswan Wajo, Perssidrap Sidrap, Persim Maros, Ps Sandeq Polman, Asa FC (Sulbar), PS dan Japfa (Sulteng).

Selain sepak bola, nama BJ Habibie juga diabadikan dalam gelaran turnamen catur Piala Habibie yang berlangsung pada tahun 1991 dan 1993.

Pemberitaan Harian Kompas, 19 Oktober 1991 menyebutkan, tiga grandmaster (GM) Indonesia pada saat itu mengikuti turnamen Piala Habibie I di wisma catur F Sumantri, Tanah Abang, Jakarta, 2-18 Oktober 1991.

Ketiganya antara lain Utut Adianto, Ardiansyah, dan Herman Suriadireja.

Lalu, pada Piala Habibie II yang digelar pada tahun 2013 silam, tiga GM, Utut Adianto, Ardiansyah, dan M Edhi Handoko turut serta dalam turnamen tersebut.

Baca juga: Prestasi BJ Habibie, dari Pimpin Proyek N250 hingga Peroleh Penghargaan Bergengsi Edward Warner

Musik Rap

Selain hal di atas, ternyata BJ Habibie yang saat itu menjadi Menteri Riset dan Teknologi, juga pernah mengecam musik rap.

Diberitakan Harian Kompas, 10 Januari 1995, kecaman yang dilakukan Habibie kepada musik rap karena musik tersebut dinilai merusak nilai budaya bangsa.

Namun, kecaman tersebut mendapat penolakan dari kalangan seni saat itu. Salah satunya adalah dari Ketua Presidium Gabungan Artis Nusantara (GAN) Jathi Kusumo.

Menurutnya, maraknya musik rap seharusnya dipahami secara arif tanpa harus mengecamnya.

Salah seorang pemusik saat itu, Suka Hardjana juga berpendapat jenis musik ini justru menawarkan alternatif di tengah maraknya jenis musik lain.

Kedua tokoh tersebut berpendapat bahwa fenomena maraknya jenis musik rap adalah cermin kebangkitan pemberontakan atau perlawanan atas kemapanan.

Setelah mendapat berbagai penolakan atas komentarnya yang mengecam musik rap, Habibie lantas meluruskan alasannya tidak menyukai musik rap.

Diberitakan Harian Kompas, 8 Februari 1995, menurut Habibie, ia tidak menentang musik rap, namun hanya tidak menyukai kata-kata yang ada dalam lagu rap dari Amerika Serikat yang kebetulan didengarnya di sebuah televisi.

Habibie juga mengatakan, lagu-lagu rap dari Amerika Serikat tersebut justru tidak dihargai di negeri tersebut dikarenakan kata-kata dalam lagunya terlalu kasar.

Salah satu penyanyi rap di Indonesia, Denada, yang saat itu akan meluncurkan album rap perdananya juga mengungkapkan kelegaannya.

"Saya lega jadinya," kata Denada.

Denada juga mengatakan, lagu-lagu rap dari Indonesia tidak mengandung kata-kata yang kasar.

"Yang di sini justru berisi kata-kata yang halus dan menentang kekasaran," lanjut Denada.

Baca juga: Sulit Membayangkan Reformasi Kalau Presidennya Bukan Pak Habibie

(Sumber: Kompas.com/Faishal Raihan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi