Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie Berpulang, Kenapa Kita Ikut Berduka?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Mantan Presiden RI, BJ Habibie
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Meninggalnya Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie memang menorehkan perasaan duka tesendiri.

Sebagian besar masyarakat Indonesia, terlihat kehilangan sosok inspiratif dan penuh cinta ini.

Di berbagai platform media sosial misalnya, sejumlah masyarakat memberikan ucapan duka dan rasa kehilangan sosok Habibie.

Walaupun mungkin tak pernah bertemu secara langsung dengan Habibie, dari unggahan-unggahan yang ada terlihat masyarakat merasa sedih atas berpulangnya suami Hasri Ainun Besari.

Kenapa bisa terjadi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Insinyur Se-ASEAN Beri Penghormatan untuk BJ Habibie

Psikolog sosial Rizqi Amelia mengatakan, kedekatan emosi yang tercipta, dalam dunia psikologi, dikenal dengan istilah parasocial relationship.

Parasocial relationship atau hubungan parasosial merupakan suatu interaksi sosial yang terjalin antara individu dengan dengan artis atau tokoh media dan terjadi seperti interaksi sosial secara langsung.

"Sebenarnya konsepnya hampir sama seperti interaksi sosial pada umumnya. Cuma perbedaannya ada mediasi (media), yang memediasi antara si audiens dengan figur tersebut," kata Amel saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/9/2019).

Amel menjelaskan, semakin kuat ikatan yang dirasakan seseorang dengan figur tersebut, semakin besar pula parasocial distress atau parasocial break up muncul.

"Ikatan ini walaupun orang nggak pernah ketemu langsung sama figur yang dia kagumi, namun merasa ikatannya begitu kuat. Maka perasaan distress akibat meninggalnya si figur akan semakin intens juga," ujar dia.

Amel menuturkan, perasaan sedih yang muncul ini merupakan suatu perasaan wajar.

"Meskipun tidak pernah ketemu langsung, tapi punya ikatan yang kuat dengan figur yang meninggal tersebut, maka perasaan duka yang muncul akibat meninggalnya figur tersebut itu sangat wajar," lanjut dia.

 

Perasaan duka tersebut menjadi suatu yang tak wajar jika sampai menganggu aktivitas sehari-hari.

"Selama perasaan duka itu masih bisa di-manage dan nggak sampai menganggu aktivitas sehari-hari, sebenarnya masih tidak ada masalah, masih normal dan natural aja," papar Amel.

Lamanya perasaan duka yang dirasakan, lanjut Amel, tergantung pada masing-masing individu.

Secara garis besar, setidaknya terdapat lima proses seseorang berada dalam kondisi berduka, yaitu penolakan terhadap kenyataan yang terjadi, kemarahan atas kejadian tersebut, rasa menyesal, depresi, dan penerimaan.

Jika seseorang sudah sampai dalam tahap penerimaan, maka orang akan berdamai dengan kenyataan yang ada.

Baca juga: Ada Pesawat Kertas di Makam Habibie

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi