Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Bergelar Profesor, Begini Perjalanan Akademik Habibie

Baca di App
Lihat Foto
DOK. KEMENRISTEKDIKTI/BONI AGUSTA
DOk. KEMENRISTEKDIKTI/BONI AGUSTA
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com – Mantan Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9/2019). Hal tersebut dikonfirmasi oleh Thareq Kemal Habibie yang merupakan Putra Habibie.

"Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Selama hidupnya Habibie memiliki gelar Prof. Dr Ing BJ Habibie. Namun, sebelum mendapat gelar profesor, perjalanan akademik Habibie cukup panjang.

Habibie menghabiskan waktu SD nya di Sekolah Rakyat di Parepare, yang kini menjadi SD Negeri 4 Parepare Sulawesi Selatan.

Baca juga: “Yang Meninggal Hanya Jasad, tapi Warisan Ilmu BJ Habibie Akan Selalu Hidup”

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie selanjutnya bersekolah di SMP dan SMA di Bandung. Ia menempuh Pendidikan di SMP 5 Bandung, dan kemudian melanjutkan jenjang SMA di SMA Kristen Dago Bandung. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Ainun.

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Teknik Instititut Teknologi Bandung. Saat itu, ITB bernama Universitas Indonesia pada 1954.

Habibie tak lama bersekolah di ITB, dalam hitungan bulan, ia kemudian melanjutkan studi Teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhen Westfalen Aachen Tehnische Hochscule (RWTH) Jerman.

Saat di sana, ia bertekad untuk menjadi orang sukses dan membanggakan hati ibunya.

Saat tahun 1960, ia mendapatkan gelar Diplom Ingenieur dengan predikat cumlaude.

Dengan gelar tesebut, Habibie bekerja di industri kereta api Jerman, Firma Talbot. Di tempat tersebut ia berhasil mengaplikasikan cara-cara konstruksi membuat sayap pesawat terbang yang diterapkan pada wagon.

Tak puas bergelar Diploma Ing, Habibie kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technischule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Di tempat tersebut ia mendapat gelar Dr. Ingenieur atau Dr. Ing dengan predikat Summa Cumlaude pada tahun 1965.

Sesudah pulang Habibie kemudian mendapatkan gelar Profesor Teknik dari ITB.
Habibie dikenal sebagai penemu rumus yang dinamakan “Faktor Habibie” karena bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.

Karena itulah kemudian Habibie dijuluki “Mr Crack” karena keahliannya tersebut.
Saat berada di Jerman, Habibie pernah menjadi Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh.

Dia juga sempat menjadi wakil presiden dan direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan tersebut.

Habibie juga sempat bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia pada 1973.

Baca juga: Sepeninggal BJ Habibie, Megaproyek Meisterstadt Batam Tetap Jalan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi