Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain BJ Habibie, Ini 3 Presiden Lulusan Teknik

Baca di App
Lihat Foto
Lianhe Zaobao
Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie ketika bertemu dengan Perdana Menteri ke-2 Singapura Goh Chok Tong pada bulan November 1998
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com - Kabar meninggalnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie menyisakan duka dan kesedihan bagi rakyat Indonesia.

BJ Habibie menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (11/9/2019) di RSPAD Gatot Soebroto.

Nama Habibie sendiri dikenang sebagai presiden dengan masa jabatan terpendek di Indonesia. Itu karena pada mulanya Habibie tak pernah memiliki niat untuk menjadi presiden.

Ia pun mengaku menjadi presiden secara tidak sengaja karena tiba-tiba ia ditunjuk menggantikan Presiden Soeharto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar belakang pendidikannya sebagai sarjana teknik banyak diragukan kala ia menjabat presiden.

Baca juga: Berkat Habibie, Universitas Bung Karno Bisa Berdiri Hingga Sekarang

Lulusan teknik Jerman itu pun menjawab keraguan banyak orang dengan mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia saat itu.

Dalam sejarahnya, tak banyak presiden dari berbagai negara yang memiliki latar belakang pendidikan teknik. Penelusuran Kompas.com menemukan setidaknya ada 3 pemimpin negara yang memilik latar pendidikan teknik.

1. Soekarno

Ir Soekarno merupakan presiden pertama RI yang menjabat pada periode 1945-1967.

Selain dikenal sebagai presiden pertama, Soekarno juga dikenal sebagai seorang arsitek.

Tamat dari Hogere Burger School (HBS) di Surabaya, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di tahun 1921.

Di kampus itu, Soekarno mengambil jurusan teknik sipil dan lulus pada tahun 1926

Bersama dengan kawannya, Ir Anwari, Bung Karno mendirikan biro insinyur dan banyak merancang bangunan.

Beberapa bangunan penting di Indonesia tak lepas dari ide Bung Karno, di antaranya adalah Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Istana Tampaksiring, Hotel Indonesia, dan lain sebagainya.

Jasa terbesarnya adalah membawa Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Baca juga: Habibie Berpulang, Kenapa Kita Ikut Berduka?

2. Mahmoud Ahmdinejad

Ahmadinejad merupakan presiden keenam Iran yang menjabat pada tahun 2005 hingga 2013.

Dikutip dari Kompas.com (2/11/2018), Ahmadinejad merupakan seorang insinyur teknik sipil lulusan Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST).

Semasa menjadi mahasiswa, Ahmadinejad menjadi salah satu penggerak aksi demonstrasi selama berlangsungnya Revolusi Iran 1978-1979.

Ia bergambung dengan kelompok milisi Korps Garda Revolusi Islam Iran bentukan Ayatollah Ruhollah KKhomeini.

Setelah menjalani tugasnya di kelompok milisi, Ahmadinejad melanjutkan pendidikannya di IUST pada tahun 1986.

Ia pun meraih gelar doktor di bidang teknik dan perencanaan transportasi.

Di tahun 1989, Ahmadinejad menjadi salah satu staf pengajar di IUST.

Sebelum menjabat sebagai presiden, Ahmadinejad juga pernah ditunjuk sebagai gubernur di kota Maku dan Khoy, Provinsi Azerbaijan Barat.

Ia berhasil memenangkan pemilihan presiden Iran dengan perolahan 17 juta suara dari total 27 suara dan dilantik menjadi presiden pada 2005.

3. APJ Abdul Kalam

APJ Abdul Kalam merupakan presiden India ke-12 yang menjabat pada tahun 2002.

Harian Kompas (19/6/2002) menyebutkan, Kalam merupakan ilmuwan ahli peluru kendali (rudal) dan pendukung senjata nuklir sebagai kekuatan pencegah perang.

Ia juga dikenal sebagai mantan akademisi, pejabat sipil yang populer, dan bapak program rudal India.

Kalam menjadi presiden Muslim ketiga di antara 12 Presiden India lainnya.

Banyak pengamat meragukan pengalaman politiknya untuk menangani sistem politik India yang kacau dan terpecah belah.

Namun, Kalam menyatakan bahwa ia memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin politik selama 20 tahun bekerja dalam program roket dan rudal India.

Sumber: Kompas.com (Agni Vidya Perdana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi