Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekanbaru Dikepung Asap Pekat, Ini Bahayanya untuk Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RAJA UMAR
Pengguna jalan menggunakan masker yang dibagikan petugas kesehatan dari Puskesmas Cot Simeureung, Kecamatan Samatiga dan Layung, Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat, menyusul kabut asap kebakaran hutan dan lahan gambut yang sangat pekat, Kamis (1/8/2019). Selain kepada pengguna jalan, masker juga dibagikan kepada siswa empat sekolah yang terdampak kabut asap di Kecamatan Samatiga, yang berada di Desa Suak Timah dan Desa Blang Bale.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kota Pekanbaru, Riau, dikepung kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Masyarakat pun diminta untuk waspada akan dampak yang ditimbulkan.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (13/9/2019), Pemerintah Provinsi Riau bersama jajaran lintas sektoral telah mengeluarkan pedoman bersama untuk mengantisipasi dampak kabut asap tersebut.

Dampak kebakaran hutan dan lahan akan terus terasa dan menyebar meski api telah padam.

Meski efeknya tampak tak berbahaya secara kasat mata, ada banyak bahaya yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua jenis asap bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama asap kebakaran hutan.

Asap kebakaran hutan memiliki bahaya yang jauh lebih besar karena kandungan berbagai zat kimia berbahaya di dalamnya.

Sebagian besar zat kimia pada asap kebakaran hutan berasal dari pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan permukiman di sekitar hutan.

Zat kimia tersebut biasanya digunakan dalam pestisida, cat, bahan bakar, hingga pelapis bangunan.

Selain itu, asap kebakaran hutan juga mengandung banyak partikel abu dari material yang terbakar.

Jika terhirup, partikel pada asap kebakaran hutan akan masuk ke paru sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan.

Baca juga: Soal Kabut Asap, 5 Tanaman Hias Ini Bantu Bersihkan udara

Efek jangka pendek

Riset 2008 membuktikan, asap kebakaran hutan dapat meningkatan risiko kesehatan serius pada sistem pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis.

Campuran gas, zat kimia, partikel debu dan berbagai bahan pada asap kebakaran hutan juga menimbulkan efek jangka paendek dan panjang bagi manusia.

Efek jangka pendek akibat paparan asap kebakaran hutan bisa berupa kesulitan bernapas, sesak napas, iritasi tenggorokan dan paru serta batuk.

Paparan asap kebakaran hutan ini juga bisa mengakibatkan gatal di tenggorokan, hidung meler, sinus, iritasi mata hingga sakit kepala.

Efek jangka panjang

Dalam jangka panjang, paparan asap kebakaran hutan ini bisa menurunkan kualitas udara di lingkungan sekitar.

Tentunya, ini mengancam masyarakat setempat. Mereka bisa mengalami berbagai gangguan kesehatan kronis seperti penyakit ginjal, diabetes masalah kesuburan hingga peningkatan tekanan darah.

Bahkan, beberapa penelitian mengklaim paparan asap kebakaran hutan bisa mengakibatkan gangguan pada syaraf.

Cara mengatasi

Paparan asap kebakaran hutan memiliki bahya besar bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek dan panjang. Oleh karena itu, kita perlu melindungi diri untuk meminimalisir efeknya.

Melansir Hello Sehat, berikut langkah-langlah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampak paparan asap kebakaran hutan:

Baca juga: Diselimuti Kabut Asap, Ini 5 Cara Lindungi Diri dari Bahaya Polusi Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Hello Sehat
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi