Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Betulkah Reinkarnasi Tidak Ada? (5) Mereka yang Berdamai dengan Masa Lalu dan Kehidupan Sebelumnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi.
|
Editor: Heru Margianto


Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum melanjutkan membaca silakan baca serial pertama, kedua, ketiga, dan keempat.

---------------------------

KOMPAS.com - Tokoh psikoanalisa Sigmund Freud mempostulatkan penyakit mental yang diderita manusia bersumber dari masa lalunya.

Cara menyembuhkannya: Kembali megunjungi masa lalu yang tersimpan di alam bawah sadar lewat hipnosis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggapan ini banyak dikritik di kemudian hari.

Kendati demikian tak sedikit pula yang meyakininya dan benar-benar sembuh karenanya.

Salah satunya Louisa Marinne (44). Sejak 2002, Louisa mengalami tekanan akibat masalah keluarganya. Masalah itu berlanjut kendati Louisa sudah mencoba konseling ke psikolog dan psikiater.

"Keluargaku enggak harmonis, kalau ditanya gimana kondisinya ya enggak apa-apa, tapi di dalam, di alam bawah sadar itu kan menumpuk, terpendam terus selama bertahun-tahun," kata Louisa.

Pada 2015, Louisa bertemu dengan hipnoterapis Heri Siswanto. Ia tertarik metode past life regression yang dipraktikkan Heri.

"Waktu itu saya belum sampai ke kehidupan masa lampau saya. Saat itu saya cuma ingin menyembuhkan luka batin saya," ujar Louisa.

Baca juga: Betulkah Reinkarnasi Tidak Ada? (2): Ingatan tentang Kehidupan Sebelumnya dan Mengintip Akhirat

Usai hipnoterapi yang pertama, Louisa merasa lebih bahagia. Setahun kemudian, ia pun kembali ke Heri, kali ini untuk menyingkap tabir kehidupannya.

"Saya ingin tahu apa sih misi saya di kehidupan ini, apa sih bakat saya," kata Louisa.

Saat hipnoterapi yang kedua, Louisa dibawa masuk ke kehidupan lampaunya. Ia menemukan dirinya adalah biksu yang sedang bertapa. Sayangnya, biksu itu bertapa dengan cara yang salah.

"Saya sadar saat itu, saya seperti bisa melihat di dalam pikiran saya. Biksu itu bertapa tapi salah, jadinya badannya pecah dan terbelah enam," ujar Louisa.

Dari pengelihatan itu, Louisa tiba-tiba memahami apa yang harus dilakukannya. Ia sadar dalam jiwanya selalu ada spritualitas yang kuat.

"Diri kita seperti bicara, tapi ini diri yang lain yang lebih bijak, higher self," kata dia.

Louisa pun memutuskan menjadi seorang guru spiritual. Ia mengadakan berbagai training dan workshop seputar spiritualitas dan meditasi. Ia bahkan menuliskan pengalamannya ke dalam buku.

Reinkarnasi

Heri Siswanto mengatakan spesialisasinya mengatasi masalah lewat past life regression bermula dari pertanyaan kecil dari batinnya.

Ia kerap bertanya mengapa manusia ada yang terlahir dan mati bahagia, namun ada yang terlahir dan mati susah.

"Kalau Tuhan itu adil kenapa terjadi demikian? Dalam proses pertanyaan itu saya mulai mempertanyakan apakah reinkarnasi itu ada?" kata Heri.

Setelah mempelajari dan mencari jawabnya, Heri menyimpulkan bahwa masalah yang dihadapi saat ini namun tak bisa diselesaikan, pastilah bersumber dari masa lampau.

Ia mengibaratkan sumber masalah itu seperti jangkar yang tertambat di kehidupan yang sebelumnya.

Kembali ke masa kehidupan sebelumnya disebut past life regression. Dalam konsep ini, setiap manusia bisa "mengunjungi" kehidupan sebelumnya dan berdamai dengan kehidupannya di masa lalu untuk "menyembuhkan" hal-hal yang belum selesai dan berpengaruh dalam kehidupan saat ini.

 

 

Konsep ini bisa dilacak ke India sekitar 2000 tahun lalu. Guru spiritual India, Rajneesh atau Osho menulis dalam bukunya Alchemy of Yoga (2005), konsep past life regression dikenal dengan prati-prasav atau lahir kembali.

Penemunya, seorang bijak bernama Patanjali, merumuskan bahwa masalah saat ini bisa dilakukan dengan mengunjungi memori dari kehidupan lampau. Ajaran ini diakui di agama Hindu dan Buddha.

Baca juga: Betulkah Reinkarnasi Tidak Ada? (3) Ide Kelahiran Kembali dalam Sejarah Pemikiran Manusia

Lalu, bagaimana dengan mereka yang agamanya tak meyakini adanya reinkarnasi?

"Percaya tak percaya itu urusan belakangan. Yang penting dia merasa lebih baik setelah melakukan hipnoterapi," kata Heri.

Banyak klien Heri, termasuk Louisa, menganut agama yang tidak mempercayai reinkarnasi. Mengikuti hipnoterapi dengan metode past life regression ala Heri tak mengubah keimanan seseorang.  

Selain menyembuhkan trauma dan ketakutan, Heri mengatakan, hipnoterapi dengan pendekatan past life regression juga bisa menguak talenta individu yang mungkin belum disadari.

Tidak untuk jalan-jalan

Berbeda dengan Heri yang memang menawarkan hipnoterapi untuk mengunjungi kehidupan lampau, hipnoterapis Adi W Gunawan justru menentangnya.

"Kalau di lembaga kami, leading klien ke past life itu masuk malpraktik," ucap dia.

Adi menolak klien yang hanya sekadar ingin tahu siapa dirinya di kehidupan sebelumnya. Sebab jika diarahkan, ada kemungkinan klien malah akan mengalami cryptomnesia atau bias memori.

Memori yang muncul bisa jadi adalah memori palsu yang sebenarnya tidak ada. Selain bahaya terjebak dalam memori palsu, ada juga risiko munculnya trauma baru, hingga goyahnya iman.

Dari sekitar 3.000 klien yang ditanganinya sejak 2005, hanya 14 yang mengaku traumanya berasal kehidupan sebelumnya. Mereka semua menceritakannya secara spontan tanpa diminta.

Menariknya, dari 14 kliennya yang bisa mengingat kehidupan masa lampau, ada juga yang memeluk agama yang tidak memiliki konsep reinkarnasi.

Menurut Adi, kliennya itu adalah seorang perempuan. Ia memiliki ketakutan untuk masuk ke mesin MRI guna melakukan scan. 

Saat dihipnosis, klien itu mengingat dirinya sebagai seorang anak kecil bernama Rita berusia 5 tahun di Australia pada tahun 1904. Rita ikut kedua orangtuanya kerja di tambang yang banyak terowongan dan lubang.

"Kalau keluar manjat terowongan harus ditarik ke atas, itu sempit dan sesak. Makanya sekarang kalau dipeluk dari belakang dia suka panik. Saat ini muncul, saya biarkan, ini metafora bawah sadar, saya tidak dalam kapasitas menjawab ini benar atau tidak," ujar Adi.

 

Apakah Adi percaya tentang reinkarnasi? Ia menjawab, kehidupan masa lampau tak bisa dibuktikan.

"Kalau saya mengatakan percaya (reinkarnasi), atau tidak percaya, saya menyuarakan belief system. Yang penting tugas saya membantu klien sembuh," ujar Adi.

"Benar atau tidak kita enggak tahu. Bisa jadi waktu kecil pernah diceritakan, nonton film, atau apa, tapi dia lupa kalau pernah masuk ingatan itu sehingga saat diproses memunculkan memori itu. Dan kita enggak bisa buktikan," lanjut dia.

Untuk dihipnoterapi oleh Adi langsung, biayanya Rp 5.000.000 per sesi. Sementara dengan salah satu muridnya hanya Rp 3.000.000. Tiap klien diminta komitmen menjalani empat sesi. Satu sesi berlangsung 3-4 jam.

"Tapi biasanya 1-2 sesi sudah sembuh," ujar Adi.

Apa yang bisa disembuhkan?

Lalu, apa saja yang bisa disembuhkan? Adi enggan menyombongkan diri, namun ia mengaku bisa membantu semua masalah terkait perilaku atau emosi.

Baca juga: Betulkah Reinkarnasi Tidak Ada? (4): Hipnosis dan Misteri Alam Bawah Sadar Manusia

Untuk masalah kesehatan, Adi tak pernah meminta kliennya meninggalkan pengobatan medis. Baginya, pengobatan medis tetap yang utama. Hipnosis yang dilakukannya hanya pelengkap.

Mulai dari klien yang ingin bunuh diri, homoseks, ingin masuk sekolah, selingkuh, hingga yang tak bisa berhubungan seks kerap ditemui Adi. Baginya, hal-hal itu sebenarnya bukan masalah.

"Itu symptoms. The symptom is not the problem. It's the expression of the problem," kata dia.

Pernahkah Adi gagal menangani pasien?

Ia menjawab tentu ada yang berjalan tak sesuai harapan. Namun ia enggan menyalahkan atau mempertanyakan kliennya.

"Kami berusaha bantu tapi hasilnya enggak maksimal, kalau itu terjadi kami bilang kompetensi kami untuk membantu tidak sampai, coba cari bantuan lain," ujar dia.

Dunia medis menyangsikan

Jiemi Adrian, dokter jiwa RSUD DR. Moewardi, Solo, Jawa Tengah sekaligus instruktur hipnoterapi, mengatakan hipnoterapi tak bisa digunakan untuk semua penyakit mental.

"Hipnoterapi dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah emosi dan perilaku. Tapi bergantung apa yang menyebabkan masalah emosi dan perilaku tersebut," kata Jiemi.

Jika masalah emosi dan perilaku disebabkan adanya skizofrenia misalnya, hipnoterapi bisa jadi memperburuk halusinasi dan waham yang dialami pasien.

Begitu pula trauma yang diklaim bisa sembuh lewat hipnoterapi. Menurut Jiemi, dari penelitian gangguan stres pasca trauma (PTSD), hipnoterapi juga tidak menjadi pilihan utama dalam penanganannya.

"Perlu dipahami sebelumnya bahwa trauma tidak hanya berupa memori tapi ada perubahan struktur otak dan perubahan fungsi tubuh akibat trauma tersebut. Trauma tidak sesederhana memori bawah sadar yang kemudian bisa direkonstruksi," kata dia.

Tidak efektif dan salah kaprah hipnoterapi bisa menyembuhkan berbagai persoalan mental, boleh jadi penyebab ongkosnya mahal.

"Karena demand banyak dan dianggap dapat menyembuhkan segala penyakit dengan cepat, maka hipnoterapi menjadi mahal. Seandainya dipahami bahwa hipnoterapi sama seperti teknik lain yang punya kelemahan, mungkin harganya bisa jadi tidak semahal ini," ujar Jiemi.

Menurut Jiemi, bukti penelitian terkait keefektifan hipnoterapi pada kasus-kasus tertentu juga tidak terlalu baik. Ini pula alasan hipnoterapi tak ditanggung oleh asuransi kesehatan seperti BPJS Kesehatan.

"Secara saintifik, sesuatu dikatakan terbukti kan jika terbukti secara ilmiah efektif dan aman. Sementara hipnoterapi secara saintifik tidak terbukti sesuai klaim dapat mengetahui akar masalah," ujar Jiemi.

Apalagi hipnoterapi dengan pendekatan past life regression. Sylvia Detri Elvira, dokter jiwa RS Cipto Mangunkusumo mengatakan tak semua orang sanggup menghadapi memori masa lalunya.

"Kalau orang yang egonya lemah, dihipnosis berantakan," ujar Sylvia.

Kerapuhan yang dialami bisa secara biologis atau sosiokultural. Layak atau tidaknya seseorang untuk hipnoterapi, menurut Sylvia tetap harus dipastikan secara medis dan ilmiah.

"Aada orang rapuh tapi dibawa ke masa lalunya sementara secara biologi sel otaknya enggak kuat. Enggak semua pasien bisa dihipnotis," kata dia.

***

So, kehidupan masa lalu dan konsep reinkarnasi itu fakta atau ilusi? Hmmm...pertanyaan yang menggelitik bukan?

 

Selesai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi