Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Fakta Sepekan, BJ Habibie Meninggal hingga Donor Kornea Matanya untuk Sang Putra

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi hoaks, hoax
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kabar bohong atau hoaks, misinformasi, disinformasi hingga kini masih bisa ditemukan di media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp.

Merebaknya hoaks ini menimbulkan kecemasan dan keresahan bagi pembacanya. Apalagi, kabar yang belum jelas kebenarannya ini menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak terkait.

Dengan demikian, pembaca memerlukan sikap selektif dan cermat terhadap informasi yang diperoleh.

Adanya sikap selektif ini guna mencegah pembaca termakan oleh isu hoaks.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam pekan ini, Kompas.com telah merangkum sebanyak 4 hoaks dan 1 klarifikasi yang beredar pada 9-14 September 2019.

BJ Habibie Meninggal Dunia pada 10 September 2019

Salah satu pengguna Facebook menuliskan status berisi informasi meninggalnya presiden ketiga, BJ Habibie pada Selasa (10/9/2019) pukul 03.46 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

Berikut bunyi post tersebut:

"Inna illahi wa inna ilahi rajiun.
Kami turut berduka atas wafatnya
Bpk BJ Habibi
(Presiden RI ke Tiga)
di RSPAD
moga amal baiknya diterima oleh Allah dan diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan di sorgaNya..
dan keluarga yang ditinggal diberi ketabahan
Allah yaghfir lahu wa yarhammuhu wa yuskinuhul jannah

Selamat jalan Pak Habibi..
Bangsa Indonesia akan tetap membanggakanmu dan akan merindukanmu.."

Lantas unggahan ini memperoleh 740 respons dan 280 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lainnya.

Atas beredarnya kabar itu, Sekretaris pribadi Habibe, Rubijanto menyampaikan bahwa kabar meninggalnya BJ Habibie ini tidak benar.

"Aman terkendali," ujar Rubijanto sata dihubungi Kompas.com pada Selasa (10/9/2019).

Saat itu, Habibie masih menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto dan ditangani oleh dokter kepresidenan.

Diketahui, tim dokter kepresidenan ini merupakan tim dokter spesialis dengan berbgai bidang keahlian, seperti penyakit dalam, jantung, dan ginjal.

"Dalam perawatan sekarang diperlukan pengobatan yang komprehensif, mencakup berbagai gangguan organ yang terjadi," ujar Ketua Tim Dokter Kepresidenan (TDK) Prof dr Azis Rani.

Baca juga: Ingin Hubungan Langgeng seperti Habibie-Ainun, Ini 6 Tipsnya

Wali Kota Malang Cium Kaki Warga Papua

Selain itu, beredar video yang menampilkan seorang pria sedang mencium kaki beberapa warga Papua.

Video itu awalnya diunggah oleh pengguna Facebook bernama Rudy Taryanto pada Sabtu (7/9/2019).

Disebutkan juga keterangan "Pak Wali Kota Malang Meminta Maaf Kepada Putra Putri Papua".

Dalam video, terdengar lagu nasional berjudul Satu Nusa Satu Bangsa megiringi proses itu.

Adapun video itu telah dilihat lebih dari 175.000 kali dan telah dibagikan 5.500 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Mengonfirmasi hal itu, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Malang, Muhammad Nur Widianto menyampaikan bahwa video yang beredar di media sosial adalah tidak benar.

"Tidak benar itu. Kalau orang Malang pasti tahu kalau itu bukan Pak Wali Kota," ujar Widianto kepada Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Menurutnya, Pemerintah Kota Malang tidak pernah mengadakan acara seperti yang terpampang dala video.

Faktanya, pria yang ada dalam video adalah Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ), Haidar Alwi.

"Iya benar itu saya, spontanitas saja. Saat itu kan acara Perbangsa, saya sebagai pembicara saat itu," ujar Haidar saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Haidar mengungkapkan bahwa dirinya melakukan hal mencium kaki saat sedang menghadiri acara Diskusi Gerakan Nasional Perempuan Pembawa Kerukunan dan Perdamaian di Hotel Mega Proklamasi, Rabu (4/9/2019).

Ia pun mengaku, akan melakukan apa saja agar warga Papua bersedia memaafkan orang Surabaya dan Malang.

Baca juga: Hoaks Fakta Sepekan, Biaya Tilang Terbaru hingga Pemutusan Jaringan Telepon di Papua

Surat BPPT soal Pendataan Pembangunan Ibu Kota Baru

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) disebut dalam surat edaran mengenai pendataan peminatan kepesertaan pihak swasta dalam pembangunan ibu kota baru.

Adapun pendataan yang tercantum di surat bernomor 000266/CMOU/A104.04/08/2019 nantinya diarahkan untuk menuliskan informasi seputar tahap, tahun, nama proyek, kompetensi, status, finansial, dan pola bayar.

Berikut isi pesan tersebut:

"Seperti yang telah diumumkan oleh Presiden RI, Bapak Ir Joko Widodo bahwa Indonesia akan memindahkan ibu kota saat ini yaitu DKI Jakarta ke calon ibu kota baru di Sepaku Semoi dan Samboja di Kalimantan Timur.

Nama pusat pemerintahan itu sendiri akan dinamai kemudian dan diumumkan secara terbuka.
Saat ini pekerjaan infrastruktur jalan, waduk, pelabuhan telah dimulai secara paralel, berkoordinasi dengan pemprov Kaltim, semua stake holder yang ada saat ini akan dilibatkan penuh, namun demikian tidak terlepas dari peran pihak swasta yang sesuai dengan bisnis dan bidang usaha yang menjadi kompetisinya.

Dengan mengusung pusat pemerintahan yang cerdas, berwawasan lingkungan hijau dan efisien serta modern, maka dibutuhkan teknologi yang tepat sasaran di segala bidang, baik sisi perencanaan pembangunan, pemakaian material dan yang paling menjadi konsentrasi utama yaitu penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan baik dari alam maupun rekayasa.

Dengan penjelasan di atas, maka dirasa perlu untuk mendatakan kepeminatan swasta dengan contoh sebagai berikut.

Tahap 1 Ring 1: Istana, Gedung MPR/DPR, Gedung MK, Gedung MA, Rumah Dinas, Rumah Sakit, PLTS, Pasar Modern.
Tahap 2 Ring 2: Gedung Kementerian, Mabes TNI dan Pori, Gedung Penunjang/direktorat, Rail Kereta Bandara, KPK.
Tahap 3 Ring 3: Gedung Kementerian, Gedung Pertemuan, Hotel, Sekolah, Perguruan Tinggi, Pangkalan AU dan AL.
Tahap 4 Ring 3: Th.2022, 2023, Gedung Lembaga, Gedung 1 Atap: RRI, TVRI, PO, TELKOM, Ruang Hijau Terbuka.
Tahap 4 Ring 4: Th 2024, 2025, Gedung Lembaga, Gedung KPU, Real Estate penunjang, (Pusat pemerintahan mulai aktif).

Total tahapan sampai 2029 adalah 8 tahap sesuai waktu dan anggaran yang telah dikaji oleh BAPPENAS.

Peminat yang memenuhi syarat akan diaudit dan disertakan dalam tender terbuka yang akan diberitahukan kemudian.

Demikian disampaikan dan atas kerja sama diucapkan terima kasih."

Mengonfirmasi hal itu, Kepala BPPT Hammam Riza menegaskan, surat yang mencatut nama BPPT adalah tidak benar.

Ia menyampaikan bahwa bagian kop surat, tanda tangan, yang tercantum dalam surat palsu itu adalah berbeda dengan aslinya.

Tak hanya itu, Kepala Biro Hukum Kerja Sama dan Hummas (HKH) BPPT Ardi Matutu pun membantah bahwa surat itu dikeluarkan oleh pihaknya.

Menurutnya, tindakan pemalsuan instansi yang terjadi merupakan unsur pidana.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan surat palsu yang mencatut pihak BPPT.

Baca juga: Selain Ide Besar, Pemerintah Perlu Mendesain Support System Ibu Kota Baru

Video Pelajar Bawa Benda Tajam untuk Ambil Ponsel yang Disita

Sebuah video berdurasi 30 detik yang menampilkan seorang pelajar mengenakan kaus merah berjalan menghampiri gedung sekolah dan membawa benda tajam diunggah salah satu akun Instagram Makassar Info pada Rabu (11/9/2019).

Pihak perekam, atau guru yang menyimpan ponsel muridnya itu kemudian segera mengambil ponsel milik murid yang disimpannya dan memberikannya dengan dilemparkan dari jarak jauh.

Tak hanya itu, unggahan tersebut juga dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut:

"Seorang siswa yang diduga kecanduan game online, ketahuan guru, lalu HP disita. Dia pulanng ke rumah, datang lagi ke sekolah sambil bawa senjata tajam untuk mengambil HPnya. Menurut informasi kejadian ini di Kabupaten Gunungkidul, Jogja."

Menanggapi hal itu, Kapolres Gunungkidul, AKBP Ahmad Fuady menjelaskan, kejadian yang terekam dalam video viral itu terjadi di Gunungkidul, Yogyakarta pada Kamis (5/9/2019).

Ahmad mengungkapkan bahwa pelajar itu berinisial "G" berusia 14 tahun dan masih bersekolah di SMP Negeri.

Kronologinya, saat kelas sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar pelajaran Agama, namun G justru bermain HP.

Alhasil HP-nya disita oleh guru pelajaran Agama dan diserahkan kepada wali kelas G.

G baru diperbolehkan mengambil ponselnya dengan syarat adanya surat pernyataan dari orangtua atau membawa oranngtua ke sekolah.

Namun, G tidak kunjung membawa orangtuanya ke sekolah, ia justru datang ke sekolah sambil membawa benda tajam pada Jumat (6/9/2019).

Mengetahui hal tersebut, sang guru kemudian memberikan ponsel milik G. Usai mendapatkan ponselnya, G langsung pergi meninggalkan sekolah.

Ahmad mengungkapkan bahwa G masih diizinkan bersekolah di SMP Negeri Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca juga: Balita Meninggal Usai Makan Nasi Goreng, Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegah Keracunan

BJ Habibie Donor Kornea Mata untuk Putranya

Muncul kabar bahwa mendiang BJ habibie disebut mendonorkan kornea matanya untuk anaknya, Thareq Kemal Habibie yang memakai penutup mata di wajah.

Berdasarkan informasi yang tersebar, Habibie telah terdaftar sebagai pendonor kornea untuk putranya sejak tahun 2016.

Selain itu, istri Habibie, Hj Ainun Habibie juga disebut akan mendoronorkan matanya untuk Thareq.

Namun, karena riwayat kanker yang diderita Ainun membuatnya tidak bisa melakukan operasi donor kornea.

Mengonfirmasi hal itu, putra sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie menjelaskan bahwa adiknya terkena penyakit glaukoma yang menyebabkan rusaknya retina mata Thareq.

Adapun rusaknya retina ini tidak bisa diganti.

"Jadi kalau bahasa sekarang, namanya hoaks. Jadi, enggak mungkin, memang tidak bisa ditolong. Itu memang harus dengan cara yang lain, tapi belum ditemukan," ujar Ilham pada Jumat (13/9/2019).

Baca juga: Soal Donor Kornea Mata Habibie, Apakah Bisa Mata Manusia Didonorkan? Berikut Penjelasannya..

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi