Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu yang Tepat untuk Sarapan?

Baca di App
Lihat Foto
GeorgeRudy
Ilustrasi sarapan
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu, beredar video seorang pelajar yang disebut mengalami kejang karena bermain game.

Namun, setelah dikonfirmasi, menurut orangtua si pelajar, anaknya mengalami sakit dan kejang karena belum sarapan sejak pagi.

Seberapa penting sarapan pagi sebelum melakukan berbagai aktivitas harian?

Pakar gizi, dr Tan Shot Yen, memberikan ulasannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengingatkan, tidak sarapan akan memunculkan hipoglikemik, yaitu kondisi di mana kadar gula darah rendah karena penggunaan berlebih glukosa oleh tubuh.

"Tidak makan dan tidak sarapan, membuat kadar gula darah rendah banget," ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/9/2019).

Kapan waktu yang tepat untuk sarapan?

Tan menyarankan agar sarapan dilakukan paling tidak 1 jam setelah bangun tidur.

Ia menganalogikan, mobil tidak bisa jalan jika tidak ada bensin atau bahan bakar.

Baca juga: Demi Tumbuh Kembang Anak, Hindari Tayangan yang Mengandung 4 Hal Ini

Demikian pula halnya dengan manusia. Jika tidak ada sumber energi di dalam tubuh, maka fungsi organ tidak bisa berjalan dengan baik.

Sementara, jika seseorang tidak makan hingga pukul 12 siang, maka cadangan gula akan dikeluarkan oleh hati.

"Jadi siklusnya kalau kita makan, tidak dipakai kalorinya, maka gula akan diubah oleh insulin menjadi glikogen untuk stok dalam hati dan otot," ujar Tan.

"Tapi, karena ruang buat stok tidak banyak, maka sisanya akan distok di jaringan lemak," lanjut dia.

Jika tubuh tidak diisi oleh asupan makanan, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi glukosa dalam darah oleh glukagen.

Menurut Tan, jika stok yang sudah telanjur disimpan dalam lemak tidak mudah dikeluarkan dan memerlukan exercise.

Baca juga: SpongeBob Squarepants Ditegur KPI, Perhatikan 3 Hal Ini Saat Pilih Kartun untuk Anak

Tan menjelaskan, gejala awal yang terjadi ketika tubuh mengalami hipoglikemik yakni berkeringat, kelelahan, sakit kepala, gelisah, mual, gangguan visual, pusing, kelaparan, dan tremor.

Dalam beberapa kasus, ada yang mengalami kejang hingga koma.

Oleh karena itu, Tan menyarankan agar tubuh memperoleh asupan makanan dengan jeda 4,5-5 jam.

"Orang makan itu tidak cuma makan yang sehat dan seimbang, tapi waktu yang tepat. Saat tubuh merasa sudah butuh bahan bakar atau makanan, maka saat itulah tubuh harus mendapatkan asupan. Kalau tidak, maka ia akan mencari asupan dari organ lainnya, jadi ngaco," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi