Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Hutan, Tim Medis Disiagakan di Pusat Rehabilitasi Orangutan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Yayasan BOS/Andri Kornelius
Kondisi orangutan di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

JAKARTA, KOMPAS.com - Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah di Kalimantan juga berdampak pada orangutan di tempat rehabilitasi.

CEO Yayasan BOS, Jamartin Sihite mengatakan, kebakaran hutan mengancam wilayah area konservasi gambut dan pusat rehabilitasi orangutan.

Di Program Konservasi Mawas, Kalimantan Tengah. Area konservasi gambut seluas 309.000 hektar itu memiliki potensi kebakaran hutan yang besar.

Selain Program Konservasi Mawas, area kerja lain yang terdampak karhutla adalah Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kalimantan Timur dan Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

Baca juga: Api Kebakaran Hutan Ditemukan di Wilayah Konservasi Orangutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Tim-tim kami di Program Konservasi Mawas, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Nyaru Menteng dan di Samboja Lestari kini melakukan patroli dan pengawasan ketat terhadap kemungkinan munculnya titik api di seluruh wilayah kerja kami sekaligus mencegah risiko kebakaran,” ucap Jamartin melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (17/9/2019).

Di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, asap yang diduga hasil kebakaran hutan menyambangi tempat tersebut. Untuk menanggulangi dampak akibat paparan asap, tim medis di Samboja Lestari memberikan susu dan multivitamin bagi seluruh orangutan.

Saat ini, jumlah orangutan yang berada di pusat rehabilitasi tersebut sebanyak 130 individu. Selain itu, aktivitas orangutan di luar ruangan juga dibatasi hanya beberapa jam saja.

"Bagi orangutan dewasa yang berada di dalam kompleks kandang, tim teknisi Samboja Lestari secara teratur melakukan penyemprotan untuk menjaga suhu kandang tetap sejuk," ucap Jamartin.

Sementara di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, asap karhutla mengancam kondisi 355 orangutan yang dirawat di tempat tersebut. Dia melanjutkan, sebanyak 37 orangutan muda ditengarai terjangkit infeksi saluran pernafasan ringan.

"Tim medis kami di Nyaru Menteng dengan sigap memberikan pengobatan menggunakan nebulizer, multivitamin, dan antibiotik, terutama bagi orangutan yang dianggap mengidap infeksi parah," kata Jamartin.

Baca juga: Kebakaran Hutan Terjadi di 4 Kecamatan di Maluku Tengah

Kondisi ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan pada Bulan Agustus lalu, api mendekat hingga jarak 300 meter dari batas Nyaru Menteng.

Jamartin melanjutkan, untuk mencegah dan mengantisipasi datangnya api, tim di ketiga wilayah konservasi beserta unsur pemerintahan setempat melakukan patroli dan pemadaman api di beberapa titik.

“Sampai saat ini kami belum melakukan penyelamatan atau evakuasi orangutan yang terancam kebakaran hutan dan lahan,” ucap Jamartin.

Selain di kedua tempat tersebut, api diketahui juga menjalar hingga ke pusat rehabilitasi orangutan yang dikelola Centre for Orangutan Protection (COP),

Manager Anti Kejahatan Satwa Liar Centre for Orangutan Protection (COP), Daniek Hendarto mengatakan, COP saat ini tengah fokus menangani api yang mulai memasuki wilayah rehabilitasi di wilayah Berau, Kalimantan Timur yang menampung 17 orangutan.

"Karena pusat rehabilitasi orangutan kami juga terdampak api di mana api sudah mulai masuk di hutan yang menjdi area pusat rehabilitasi kami," kata Daniek saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2019).

Tak hanya di Kalimantan Timur, api juga meluas hingga ke tempat-tempat rehabilitasi orangutan lain yang berada di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

"Ini merata terkena dampak asap dan api. Karena ini api dan asap sangat merata di Kaltim, Kalteng, dan Kalbar yang ada pusat rehabilitasi orangutan" ujar dia.

Menurut Daniek, hingga dini hari tadi, tim dari COP masih berusaha melokalisasi api agar tidak melebar menuju hutan yang menjadi wilayah rehabilitasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi