Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Jadi Rebutan Emak-emak, Berikut Cerita Rendang hingga Jadi Masakan Populer

Baca di App
Lihat Foto
MielPhotos2008
Ilustrasi Rendang Padang
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kisah tentang dua orang ibu-ibu yang berebut masakan rendang di sebuah hajatan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen Indonesia baru-baru ini.

Video yang banyak diunggah akun-akun Instagram ini menuai beragam reaksi dari para pengguna media sosial.

Sebagian besar dari mereka heran mengapa hanya karena rendang dua orang yang sudah berusia dewasa bisa bertengkar di hadapan umum.

Meski belakangan diketahui video tersebut hanyalah bagian dari iklan sebuah bumbu masakan, rendang memang makanan khas Indonesia yang kelezatannya telah mendunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan khas daerah Minangkabau, Sumatera Barat ini, memang populer dan disukai hampir seluruh orang di dunia ini.

Masakan ini mudah dijumpai di setiap warung makan khas Padang dan tersebar di berbagai tempat di Indonesia.

Makanan primadona

Lantas, bagaimana kisah rendang hingga menjadi makanan primadona?

Rendang berasal dari kata "meradang" yang memiliki arti memasak santan hingga kering.

Secara tradisional, rendang asal Sumatera Barat ini biasanya terbuat dari daging kerbau. Tapi kini, banyak orang membuat rendang dari daging sapi.

Pada mulanya, masakan ini dibungkus dalam daun pisang agar bisa dikonsumsi saat melakukan perjalanan panjang.

Saat ini, hidangan ini biasanya disajikan saat hari raya atau pada pesta pernikahan orang melayu.

Baca juga: Terjawab Sudah, Ini Fakta Viral Video Emak-emak Rebutan Rendang

Asal-usul rendang

Hadirnya rendang di Indonesia tak luput dari kedatangan India di pantai barat Sumatera.

Konon, pada abad ke-14 banyak orang India yang tinggal di daerah Minang. Mereka memperkenalkan bumbu dan rempah kepada masyarakat Minang.

Rendang diduga sudah ada sejak abad ke-16. Masyarakat Minang di wilayah darat biasa melakukan perjalanan menuju Selat Malaka hingga ke Singapura.

Perjalanan melewati sungai ini memakan waktu sekitar satu bulan. Karena tidak ada perkampungan di sepanjang perjalanan tersebut maka para perantau tadi menyiapkan bekal yang dapat bertahan lama. Bekal tersebut adalah rendang.

Masakan rendang juga dipercaya terinpirasi dari kari India. Jika kari India disajikan dengan kuah, maka rendang disajikan secara kering. Pada abad ke-19 rendang juga seringkali disebut kari Melayu.

Membuat rendang

Untuk membuat rendang, diperlukan waktu kurang lebih empat jam agar rendang yang dihasilkan berwarna hitam pekat.

Bahan dasar pembuatan rendang adalah daging sapi atau kerbau yang diolah dengan rempah-rempah asal Padang.

Filosofi rendang

Bagi orang Minang, rendang bukan hanya sekadar masakan untuk memanjakan lidah. Rendang memiliki filosofi yang dalam.

Daging yang merupakan simbol dari "Ninik Mamak" alias pemimpin suku tradisional di Sumatera Barat.

Sementara itu, kelapa untuk santan merupakan simbol intelektual, cabai merupakan simbol dari para ulama, pedas, dan tegas dalam mengajar agama, serta rempah yang digunakan melambangkan seluruh masyarakat Minang.

Di zaman modern ini, rendang tidak hanya dibuat dari daging, namun juga bisa dibuat dari nangka, telur, kentang, ayam, bebek, hati, dan paru.


Makanan yang menggugah selera ini sangat cocok jika disantap bersama nasi hangat, lontong, lemang, atau ketupat.

Baca juga: Viral 2 Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg dan Terbakar, Seperti Apa Kejadiannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi