Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Bahaya Krim Pemutih Abal-abal dan Cara Pengobatannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Standar kecantikan umum di Indonesia kerap menempatkan perempuan untuk menginginkan kulit putih, cerah, dan bersih.

Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan meski terkadang instan.

Pekan lalu, di media sosial ada yang mengeluhkan mengenai kondisi kulit mereka yang mengalami strechmark setelah beberapa hari menggunakan krim pemutih bersteroid.

Steroid diyakini membuat kulit tampak lebih putih dan cerah dalam waktu singkat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, warganet yang menjadi korban krim pemutih abal-abal ini justru bingung. Banyak yang belum mengetahui bahaya krim pemutih bersteroid.

Lantas, apa saja bahaya krim bersteroid yang disebut menjanjikan kulit putih dan cerah dalam waktu singkat?

Baca juga: Mengenal Peran dan Ciri Zat Steroid pada Krim Pemutih, Apa Saja?

Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof dr Margono Soekardjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, penggunaan steroid sebaiknya sesuai dengan berat atau ringannya suatu penyakit.

Jika peggunaan tidak sesuai aturan atau indikasi, bisa berakibat munculnya permasalahan kulit.

"Efek samping penggunaan steroid topikal tidak terkontrol bisa menyebabkan jerawat, erupsi acneiformis, timbulnya guratan-guratan pembuluh darah (teleangiektasis), kulit menjadi tipis (atrofi)," ujar Oke saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/9/2019).

"Selain itu, efek samping yang muncul, yakni tumbuh rambut-rambut pada area yang sering diolesi dan yang paling parah terjadi strechmark yang tidak bisa diobati," kata dia.

Pengobatan

Oke menjelaskan, jika steroid sudah melukai atau berefek negatif pada kulit, seperti acne, teleangiektasis, trikosis, dan atrofi masih bisa disembuhkan.

Akan tetapi, jika sudah telanjur terjadi strechmark, tidak bisa ditangani dengan baik karena pembuluh darah sudah pecah.

Pada umumnya, munculnya strechmark ini di daerah ketiak, betis, dan paha akibat pemakaian lotion pemutih badan dan ketiak.

"Awal sebelum menjadi strechmark, muncul atrofi dulu. Tapi kalau sudah meregang dan melebar semua, kita sebut strechmark seperti yang dikeluhkan masyarakat," ujar Oke.

Saat atrofi telah muncul, sebaiknya segera ditangani ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK).

"Kalau masih atrofi, masih mungkin diperbaiki entah dengan laser atau filler. Lebih baik diperiksakan dulu ke dokter SpKK," ujar Oke.

Untuk pemeriksaan, sebaiknya tidak ke klinik kecantikan yang tidak ditangani langsung oleh ahlinya, karena bisa berakibat fatal.

Muncul efek kusam

Tak hanya itu, krim pemutih juga menjadi produk perawatan kulit yang banyak diincar oleh perempuan.

Setelah dipakai dengan rutin, timbul efek yang sesuai dengan yang diharapkan, wajah lebih kinclong, dan glowing.

Namun, setelah berhenti pemakaian krim, kulit wajah akan tampak kusam dan lebih sensitif.

Menanggapi hal itu, Oke menjelaskan, tidak hanya krim bersteroid saja yang memiliki efek seperti itu.

"Krim malam fungsinya mengontrol proses pergantian kulit senormal mungkin dengan cara modulasi pengelupasan dan pertumbuhan," kata dia.

Jika kulit wajah sudah cukup membaik dan stabil, penghentian krim malam sebaiknya tidak mendadak.

"Harus dikurangi dulu pemakaiannya, biasanya yang rebound itu kulit wajah jadi kusam, lebih sensitif karena efek berhenti mendadak," ujar Oke.

Ia menjelaskan, ada kandungan steroid pada krim malam yang bertujuan untuk mengurangi proses peradangan akibat proses pengelupasan oleh bahan aktif, terutama turunan vitamin A.

"Jadi konsumen yang cerdas. Jangan termakan iklan yang menjanjikan putih dalam waktu yang singkat dan harga murah. Tidak ada yang instan untuk perawatan kulit yang baik dan sehat," ujar Oke.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi