Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Baca di App
Lihat Foto
LIPI
Caridina woltereckae
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Caridina woltereckae atau udang cantik harlequin endemik Sulawesi masuk dalam daftar spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Padahal, masih banyak orang Indonesia yang belum mengenal spesies ini.

Berdasarkan laporan Kompas.com, Jumat (20/9/2019), udang ini pertama kali ditemukan pada tahun 2009 di danau Towuti, Sulawesi Selatan oleh peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Daisy.

Melansir laman WWF Indonesia, saat ini, sekitar 23 persen jenis mamalia dan 12 persen jenis burung masuk dalam kategori terancam punah dalam Daftar Merah IUCN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada berbagai faktor yang menyebabkan kepunahan spesies tertentu, salah satunya gaya hidup konsumtif yang tidak ramah lingkungan.

Gaya hidup konsumtif ini akhirnya memicu perburuan, perdagangan dan penangkapan satwa liar. Kerusakan hutan juga menyebabkan satwa liar kehilangan sumber makanan, habitat dan ruang jelajah untuk berkembang biak.

Selain udang cantik harlequin, beberapa spesies di Indonesia juga terancam punah. Melansir data WWF Indonesia, berikut lima hewan di Indonesia yang terancam punah:

1. Badak Sumatera

Jumlah populasi Badak Sumatera saat ini hanya berkisar 300 ekor. Hewan dengan nama latin Dicerorhinus sumatrensis biasa hidup di hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan.

Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mamalia ini lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah.

Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).

Baca juga: Apakah Seekor Anjing Bisa Menangis karena Emosi?

2. Gajah Sumatera

Tahun 2007, hewan dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus ini diperkirakan berjumlah 2.400 hingga 2.800 ekor.

Padahal, mamalia dengan berat rata-rata mencapai 4 hingga 6 ton ini adalah ‘spesies payung’ bagi habitatnya dan mewakili keragaman hayati di dalam ekosistem yang kompleks tempatnya hidup.

Mamalia ini hidup di hutan primer dan hutan sekunder. Karena habitatnya yang terus menyusut dan angka perburuan liar yang meningkat, populasi gajah Sumatera terus mengalami penyusutan.

Menurut kajian WWF Indonesia, dalam 25 tahun, habitat gajah Sumatera telah hilang sebesar 70 persen.

3. Orangutan Sumatera

Jumlah orangutan Sumatera saat ini diperkirakan hanya tersisa 14.600 ekor. Hewan dengan nama latin Pongo abelii ini biasanya hidup di hutan hujan tropis dataran rendah dan hutan rawa gambut.

Orangutan merupakan satwa asli Indonesia. Spesies orangutan Sumatera saat ini hanya bisa ditemukan di provinsi-provinsi bagian utara dan tengah Sumatera.

Mamalia dengan berat rata-rata 91 kilogram tersebut terus kehilangan habitat alaminya dengan cepat akibat pembukaan hutan untuk perkebunan dan pemukiman serta pembalakan liar.

4. Badak Jawa

Populasi Badak Jawa saat ini diperkirakan hanya tersisa 50 ekor. Mamalia bertubuh besar ini telah masuk kategori mamalia terlangka di dunia.

Mamalia dengan nama latin Rhinoceros sondaicus ini pernah hidup di hampir semua gunung-gunung di Jawa Barat, di antaranya berada hingga di atas ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut.

Tapi kini, Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa. Status badak Jawa dilindungi sejak 1931 di Indonesia, yang diperkuat dengan penetapan Ujung Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional sejak 1992.

5. Penyu Laut

Indonesia adalah rumah bagi enam dari tujuh spesies penyu di dunia, karena memberikan tempat yang penting untuk bersarang dan mencari makan.

Selain itu, Indonesia menjadi rute perpindahan penting di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia.

Sayangnya, IUCN telah mengklasifikasikan enam spesies penyu laut di Indonesia tersebut masuk dalam kategori hewan terancam punah.

Ancaman utama yang menyebabkan epunahan penyu laut adalah hancurnya habitat dan tempat bersarang, penangkapan, perdagangan ilegal dan eksploitasi yang membahayakan lingkungan.

Baca juga: Murai Batu, Burung Penyanyi Paling Populer di Asia Terancam Punah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: WWF
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi