Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Sinyal dari Gibran, Kuatkah Keinginan Terjun ke Panggung Politik?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Nama putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan menantu Jokowi, Bobby Nasution, disebut-sebut akan mewarnai Pilkada Serentak 2020.

Pada Rabu (18/9/2019), Gibran menemui Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, di Rumah Dinas Wali Kota, Loji Gandrung, Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.

Sementara itu, Bobby Nasution juga diketahui telah mendatangi Kantor DPC Partai NasDem Sumut pada Selasa (10/9/2019) di Jalan Monginsidi, Medan, Sumatera Utara.

Khusus Gibran, meski tak secara eksplisit, beberapa kali memberikan sinyal mengenai kemungkinannya terjun ke dunia politik.

Setelah pertemuan dengan Gibran, Rudyatmo mengakui, pengusaha kuliner itu sempat bertanya soal mekanisme pencalonan wali kota.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bertemu 4 Mata, Rudy Akui Gibran Sempat Tanya Mekanisme Pencalonan Wali Kota Solo

Sementara Gibran, mengaku, pertemuannya dengan Rudy hanya sekadar silaturahmi dan membahas perkembangan Solo.

Ketika ditanya apakah ada pembahasan soal politik, ia menampiknya dan kembali menegaskan hanya membicarakan soal Kota Solo.

Apakah pertemuan ini sinyal lain dari Gibran mengenai keinginannya masuk ke dunia politik?

Sempat masuk bursa Pemilihan Wali Kota Solo

Pada Juli 2019, nama Gibran dan adiknya, Kaesang Pangarep sempat masuk dalam bursa pemilihan Wali Kota Solo berdasarkan survei Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.

Dikutip dari Antara, Gibran unggul dari sisi popularitas, tetapi tidak dalam hal akseptabilitas dan elektabilitas.

Menanggapi hasil survei ini, Gibran mengapresiasinya.

"Saya sangat mengapresiasi, terima kasih sekali untuk warga Solo ya yang sudah memberi penilaian yang positif untuk saya. Terima kasih sekali," kata Gibran, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 27 Juli 2019.

Baca juga: Temui Wali Kota Surakarta, Gibran Mengaku Hanya Tukar Pikiran

Mengenai kemungkinannya terjun ke panggung politik, Gibran menyebutkan, di keluarganya sangat demokratis dan diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan.

Sebelumnya, pada 18 Juli 2019, dalam sebuah wawancara khusus dengan Tribunnews, Jokowi mengaku tak akan melarang jika suatu saat anaknya tiba-tiba ingin maju dalam pemilihan kepala daerah.

Namun, menurut Jokowi, ia belum melihat ketertarikan anaknya terjun ke politik.

"Sampai detik ini, saya melihat anak-anak saya tidak tertarik ke dunia politik. Gibran, Kaesang, ataupun yang lain senangnya di dunia usaha," kata Jokowi.

Membaca sinyal dari Gibran

Mengenai manuver dan sinyal yang diberikan Gubran, Peneliti Bidang Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes menilai, pergerakan dan manuver-manuver Gibran, maupun Bobby, menunjukkan bahwa keduanya mempunyai keinginan untuk maju ke panggung politik.

"Semua manuver itu kan enggak mungkin dilakukan kalau enggak punya niatan-niatan politik," kata Arya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Akan tetapi, ia belum bisa memprediksi dan menganalisa mengenai peluang keduanya pada Pilkada 2020.

"Nilai plusnya kan ya mereka anak presiden. Tapi partai juga kan berpikir strategis. Partai akan lihat potensi elektoralnya, rivalnya," kata Arya.

Baca juga: Gibran Buka-bukaan soal Twitwar dengan Kaesang hingga Hadapi Haters

Mengenai dinasti politik, Arya menganggapnya sebuah fenomena yang wajar dalam politik.

"Jadi memang kecenderungan atau gejala politik kita pasca reformasi itu adalah tumbuhnya para dinasti dan kerabat politik," kata Arya.

"Itu tidak hanya terjadi di pusat, tetapi juga di tingkat daerah," lanjut dia.

Oleh karena itu, apa yang ditunjukkan Gibran dinilainya bukan hal baru,

Sejumlah anak politisi juga meneruskan jalan orangtuanya di panggung politik. Mereka di antaranya Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono, Ibas Yudhoyono, Hanafi Rais, dan lain-lain.

Menurut dia, kecenderungan dinasti politik selama ini untuk mempertahankan karier politik dan regenerasi politik.

Lingkungan keluarga yang dekat dengan dunia politik juga dinilai Arya memunculkan keinginan anggota keluarga lainnya untuk berkecimpung di dunia yang sama.

Baca juga: Gibran Rakabuming: Sebenarnya Saya dalam Posisi Serba Tidak Enak...

Apalagi, didukung dengan jaringan politik, publik, dan kekuatan finansial.

Namun, ia mengingatkan, Gibran yang selama ini tak punya pengalaman politik, harus menawarkan terobosan baru yang dianggap bisa mengatasi permasalahan rakyat.

"Mereka kan punya pengalaman profesional. Beberapa kepala daerah memang tidak memiliki pengalaman politik praktis, tpi mereka punya pengalaman profesional," kata Arya.

"Seperti Ridwan Kamil itu kan enggak punya karir politik, dia sebelumnya jadi dosen dan arsitek," lanjut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi