Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lord Rayleigh, Penemu Fenomena Langit Merah seperti yang Terjadi di Jambi

Baca di App
Lihat Foto
Britannica
Penemu fenomena langit merah, fisikawan Lord Rayleigh
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Masyarakat Jambi membagikan foto dan video kondisi langit di atas wilayahnya yang cenderung berwarna merah pekat yang diduga kuat akibat kabut asap yang terjadi.

Foto dan video ini dibagikan di media sosial seperti Twitter dan Instagram.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo, yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/9/2019), menyebutkan, fenomena langit berwarna merah yang terjadi di Jambi adalah fenomena Hamburan Rayleigh.

Hamburan Rayleigh merupakan hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil dari panjang gelombang cahaya yang terlihat.

Siapa penemu fenomena ini? Dia adalah John William Strutt atau Lord Rayleigh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lord Rayleigh merupakan seorang ilmuwan fisika asal Inggris.

Menemukan fenomena langit merah pada 1871

Ilmuwan kelahiran 12 November 1842 ini telah menjelaskan fenomena ini pada 1871 sebagai sebaran radiasi elektromagnetik oleh partikel-partikel yang ada di radius kurang dari 1/10 panjang gelombang radiasi.

Baca juga: Viral Langit Merah di Jambi, dari Titik Api hingga Hamburan Rayleigh

Sinar matahari terhambur oleh beragam molekul gas penyusun yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan warna biru pada langit siang.

Namun, jika langit berubah menjadi kemerahan sebagaimana terjadi di Jambi, berarti terdapat molekul gas penyusun lain yang tidak biasa terdapat di atmosfer bumi.

Untuk mengenang sosoknya, fenomena alam ini pun disebut sebagai Rayleigh Scattering.

Lalu siapa sosok Rayleigh sesungguhnya?

Dikutip dari Britanica, Rayleigh muda berjuang menghadapi sakit yang cukup serius sejak ia kecil.

Pada 1857, saat berusia 15 tahun, Rayleigh belajar privat di bawah bimbingan seorang guru.

Pendidikan sarjana ia selesaikan di Trinity College, Cambridge University, pada 1865.

Pada 1868, ia menyelesaikan pendidikan masternya di tempat yang sama.

Rayleigh mulai tertarik pada percobaan dan sisi matematis dari ilmu fisika hingga setahun kemudian ia membeli sebuah pakaian peneliti dan memulai penelitian secara mandiri.

Makalah pertamanya yang diterbitkan pada 1869 menjelaskan tentang beberapa teori elektromagnetik James Clerk Maxwell.

Baca juga: Langit Merah di Jambi Dikenal dengan Hamburan Rayleigh, Ini Penjelasannya

Penelitian besar yang ia lakukan semasa hidupnya antara lain tentang gelombang, argon, fluid, Rayleigh Scattering, dan Rayleigh Peak.

Berobat ke Mesir

Tak lama setelah menikah, Rayleigh terserang rematik yang mengancam hidupnya.

Untuk itu, ia pergi ke Mesir menjalani pengobatan dengan mengajak serta sang istri Evelyn Balfour.

Perjalanan panjan itu mereka tempuh menggunakan kapal.

Di perjalanan ini, Rayleigh mulai menulis buku yang memuat salah satu temuan besarnya, Teori Suara.

Ia mencari tahu semua tentang getaran, resonansi padatan, dan gas elastis.

Baca juga: Langit Merah di Jambi Juga Pernah Terjadi di China, Kapan Persisnya?

Edisi pertama buku ini dicetak pada tahun 1877, dan setahun setelahnya buku cetakan kedua diterbitkan.

Karya Rayleigh ini menjadi warisan yang ia tinggalkan bagi ilmu pengetahuan dan hingga saat ini masih menjadi sebuah teori yang terkemuka.

Setelah kembali ke Inggris dari pengobatannya di Mesir, ia memperoleh gelar Baron Rayleigh pada tahun 1873.

Rayleigh tinggal di Terling Place dan mendirikan sebuah laboratorium yang berdekatan dengan kediaman para bangsawan.

Selain Teori Suara, temuan Layreigh yang terkemuka lainnya adalah soal penjelasannya mengapa langit berwarna biru yang ternyata sebagai akibat dari hamburan sinar matahari oleh partikel-partikel kecil di atmosfer.

Teorinya ini menjadi salah satu teori klasik untuk studi perambatan gelombang.

Ia sempat menjadi Cavendish Profesor untuk fisika eksperimental di Cambridge selama 5 tahun hingga akhirnya kembali ke laboratoriumnya di Terling Place.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Tak lama, selang beberapa bulan saja, Rayleigh kemudian menjadi sekretaris Royal Society yang memberi banyak kebebasan untuk melakukan berbagai penelitian.

Tak berhenti di sana, ia juga kemudian menjabat sebagai Presiden Royal Society setelah menerima Nobel Penghargaan di bidang ilmu fisika (1904).

Selain Nobel, Rayleigh juga medapatkan Royal Medal (1882), Matteucci Medal (1894), Copley Medal (1899), Rumford Medal (1914), dan lain-lain.

Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Rayleigh menjadi fisikawan terkemuka di Inggris.

Ia juga menjadi penasihat yang memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan dan pemerintahan.

Rayleigh menjabat Rektor Cambridge hingga meninggal dunia pada 30 Juni 1919.

Bahkan, hingga 5 hari sebelum kematiannya, Rayleigh masih mengerjakan karya ilmiah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi