Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya di Jambi, Langit Merah Pernah Terjadi di London karena Badai Ophelia

Baca di App
Lihat Foto
Alamy Live News
Langit di barat daya Inggris berubah menjadi oranye kemerahan karena Ophelia
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Fenomena langit merah yang terjadi di Jambi, Sabtu (21/9/2019), menarik perhatian publik.

Berbagai foto dan video yang menggambarkan suasana di Jambi dengan pemandangan langit merah banyak beredar di media sosial.

Banyak yang mengaitkan fenomena langit merah dengan kebakaran hutan dan lahan terjadi di sana sehingga menyebabkan asap pekat terjebak di lapisan udara.

Tak hanya di Jambi, fenomena langit merha juga pernah terjadi di London, Inggris, pada Oktober 2017.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir The Telegraph, kejadian langka yang terjadi di London ini diketahui karena adanya badai Ophelia.

Baca juga: Lord Rayleigh, Penemu Fenomena Langit Merah seperti yang Terjadi di Jambi

Seluruh bagian negara bahkan mengalami hal yang sama, dimulai dari bagian barat hingga akhirnya ke wilayah Ibu Kota.

Bahkan, karena warna merah yang terjadi, sejumlah wilayah terpaksa menyalakan lampu jalanan di tengah hari, karena minimnya cahaya matahari akibat debu.

Matahari yang biasa bersinar dengan pendar berwarna putih menyilaukan, ketika fenomena itu terjadi berwarna merah seolah-olah sudah hampir terbenam.

Selain itu, cuaca terasa sangat hangat dan berangin kencang sehingga memunculkan kesan menyeramkan bagi warga di sana.

Udara hangat karena udara bertemperatur sekitar 20 derajat Celcius dari Spanyol dan Afrika utara yang terbawa.

Baca juga: Langit Merah di Jambi Juga Pernah Terjadi di China, Kapan Persisnya?

Seperti di Indonesia, masyarakat pun mengabadikan langit di sekitar mereka dan mengunggahnya ke media sosial.

Banyak dari mereka yang menganggap pemandangan itu sebagai pertanda akan adanya badai.

Tapi, apa yang sebenarnya terjadi?

Met Office menyebutkan, fenomena karena debu-debu Gurun Sahara yang beterbangan terbawa angin.

Debu-debu tersebut kemudian terefleksi dan terbiaskan pada panjang gelombang yang lebih panjang dan menyebabkan langit terlihat merah.

Prakirawan cuaca Met Office, Grahame Madge mengatakan, badai membawa udara dan debu dari Eropa Selatan dan Afrika.

“Semua itu berkaitan dengan Ophelia, di sisi timur dari sistem udara bertekanan rendah yang akan bertiup ke arah selatan. Sehingga matahari terlihat seperti sore di tengah siang, karena partikel yang tersebar menutup cahaya dan memuatnya terlihat merah,” kata Madge.

Presenter cuaca BBC Simon King menjelaskan, Ophelia sesungguhnya terjadi di Azores dan ketika tertiup ke utara, membawa serta udara tropis dari Sahara.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Debu itu kemudian terangkat ke udara dan mencapai atmosfer di atas Inggris.

Sebaran debu yang mencapai atmosfer membuat cahaya matahari terbaurkan di panjang gelombang yang lebih panjang, yang cenderung lebih mendekati spektrum warna merah sehingga langit dan udara terlihat merah di pandangan mata.

Kebakaran hutan besar-besaran yang terjadi di Portugal dan Spanyol juga turut menyumbang abu dan asap bagi udara.

Apalagi, ketika partikel halus dari debu tersebut turut terjebak di atmosfer.

Meski demikian, Met Office menyebut udara di London ketika itu masih tergolong aman untuk bernafas karena partikel-partikel debu ada di ketinggian atmosfer.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi