Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Peneliti Ini Teliti Bayi yang Lahir melalui Caesar dan Potensi Paparan Bakteri, Apa Hasilnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi bayi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Operasi caesar merupakan salah satu metode melahirkan bayi.

Metode ini biasanya menjadi pilihan ketika terjadi komplikasi sehingga bayi tidak bisa lahir secara normal.

Namun, bayi yang lahir melalui operasi caesar memiliki bakteri usus yang berbeda dengan bayi yang dilahirkan secara normal.

Dikutip dari The Independent, sebuah penelitian menjelaskan mengapa beberapa anak memiliki sistem kekebalan lebih lemah.

Para peneliti terdiri dari peneliti Wellcome Sanger Institute, University College London (UCL), dan University of Birmingham.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian ini menemukan, bayi yang dilahirkan secara normal mengambil sebagian besar dosis awal bakteri atau mikrobioma dari ibu mereka.

Sementara itu, bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar justru memiliki mikroba yang terkait dengan lingkungan rumah sakit.

Baca juga: Bukan Sekadar Mitos, Baby Blues Bisa Jadi Ancaman Nyata

Para ilmuwan mengatakan, titik kelahiran merupakan titik yang menentukan sistem kekebalan tubuh untuk kehidupan di masa depan.

Mikrobioma usus mengandung jutaan mikroba yang dianggap penting untuk mengembangkan sistem imunitas tubuh.

Dr Nigel Field, seorang profesor klinis di UCL menyebutkan bahwa bayi dalam keadaan steril ketika mereka berada di dalam rahim.

Momen kelahiran bayi merupakan momen ketika sistem kekebalan tubuh memiliki sejumlah besar bakteri yang dihadirkan.

"Hipotesisnya adalah bahwa kelahiran mungkin semacam momen termostat yang menentukan sistem kekebalan untuk kehidupan di masa depan," kata Dr Nigel.

"Ada penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terkait kondisi kekebalan tubuh. Mereka juga memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk terkena asma, atau penyakit radang usus dan kondisi alergi lainnya." lanjut Nigel.

Kurangnya paparan bakteri yang tepat pada anak usia dini akan berpengaruh pada munculnya penyakit autoimun, seperti asma, alergi dan diabetes.

Dalam penelitian ini, peneliti mempelajari 1.679 sampel bakteri usus dari hampir 600 bayi sehat dan 175 ibu.

Baca juga: Mengenal Baby Blues, Gangguan Jiwa yang Kerap Dialami Pasca-kelahiran

Penelitian ini juga menggunakan sampel yang diambil dari bayi pada usia empat, tujuh, hingga 21 hari.

Dengan data itu, mereka menemukan bayi yang dilahirkan secara normal memiliki lebih banyak bakteri yang terkait dengan kesehatan yang baik daripada bayi yang lahir melalui caesar.

Pada bayi yang lahir secara caesar, ditemukan mikroba berbahaya yang diperoleh di rumah sakit.

Akan tetapi, perbedaan itu sebagian besar telah hilang dalam waktu satu tahun.

Para ilmuwan menekankan bahwa peran bakteri usus bayi ini belum diketahui secara jelas apakah perbedaan saat lahir memiliki efek pada kehidupan selanjutnya.

Tak halangi operasi caesar

Meski demikian, para ahli dari Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists mengatakan, temuan itu tidak boleh menghalangi wanita untuk melahirkan secara caesar.

"Dalam banyak kasus, operasi caesar adalah prosedur penyelamatan nyawa. Metode ini bisa menjadi pilihan yang tepat untuk seorang wanita dan bayinya," kata Dr Alison Wright, wakil rektor perguruan tinggi dan konsultan dokter kandungan.

Menurut dia, peran pasti mikrobioma pada bayi yang baru lahir dan faktor apa yang dapat mengubahnya masih belum jelas.

Baca juga: 4 Fakta Baby Blues yang Juga Dialami Raisa

"Studi ini menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk meningkatkan pemahaman kita tentang bidang penting ini." kata Dr Alison.

Sementara itu, Profesor Peter Brocklehurst, dari University of Birmingham, mengatakan, minggu-minggu pertama kehidupan bayi merupakan hal yang penting.

"Minggu-minggu pertama kehidupan adalah jendela kritis bagi perkembangan sistem kekebalan bayi, tetapi kita hanya tahu sedikit tentang itu," kata Peter.

"Kami sangat perlu untuk menindaklanjuti penelitian ini, melihat bayi-bayi ini saat mereka tumbuh, untuk melihat apakah perbedaan awal dalam microbioma menyebabkan masalah kesehatan," lanjut dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi