Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habiskan Akhir Pekan Bersama Anak dengan 4 Film Lawas Berikut

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi anak-anak bermain ponsel
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com - Akhir pekan merupakan hari yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, terutama menghabiskan waktu bersama anak. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, salah satunya maraton film.

Namun, memilih film yang tepat bagi anak-anak bukan perkara mudah. Di tengah industri film Indonesia yang berkembang pesat, film yang dibuat dan diperuntukkan untuk ditonton anak-anak terbilang sangat minim.

Walaupun begitu, masih ada beberapa film lawas yang cocok ditonton oleh anak-anak. Berikut 4 film lawas yang cocok ditonton oleh anak-anak:

Baca juga: Mira Lesmana: Bisa Jadi Film Petualangan Sherina Lahir Kembali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Petualangan Sherina

Film ini dibintangi oleh Sherina Munaf dan Derby Romero ketika mereka masih kecil ini bercerita tentang indahnya persahabatan.

Dalam film tersebut, anak-anak diajarkan untuk tidak menghina teman yang satu dengan yang lain.

Selain itu, mengajarkan tentang bahwa berteman tidak selalu memandang status sosialnya.

Tak hanya itu, terdapat sebuah pelajaran berharga yaitu kita diajarkan untuk saling tolong menolong sebagai wujud makhluk sosial.

Dalam film tersebut, Sherina diceritakan sedang bermusuhan dengan Derby, namun pada akhirnya mereka dapat berteman dengan baik.

Selain filmnya yang menarik, terdapat pula beberapa lagu dalam original soundtrack film ini sangat cocok dinyanyikan oleh anak-anak.

 

2. Untuk Rena

Film buatan tahun 2005 ini dibintangi oleh Maudy Ayunda saat ia masih kecil.

Pada film ini, berkisah tentang kebersamaan, perasaan kehilangan dan keinginan untuk saling memaafkan.

Selain itu, film "Untuk Rena" ini juga mengajarkan tentang nilai kebersamaan yang sangat tinggi.

Dikisahkan, Rena yang sejak kecil tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang damai dan penuh tawa.

Di panti yang menaungi kurang lebih 30 anak itu, Rena memiliki adik-adik yang sangat ia lindungi, dan ia sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang ingin mengadopsi mereka.

Ia sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang ingin mengadopsi mereka.

Menjelang bulan suci Ramadhan, datang seorang tamu misterius bernama Yudha yang diperankan oleh Surya Saputra ke Rumah Matahari. Hal ini membuat Rena sangat khawatir karena ia menduga Yudha datang untuk mengambil salah satu adik-adiknya.

Rena pun mengajak adik-adiknya untuk bersikap hati-hati terhadap Oom Yudha.

Tapi Yudha tetap datang di setiap akhir minggu dan pelan-pelan terjalin keakraban di antara mereka. Suasana di Rumah Matahari mulai berubah. Rena tiba-tiba merasa sangat dekat dengan Yudha, tanpa ia bisa menyadari apa sebabnya.

Baca juga: Bekraf Gandeng Iflix untuk Produksi Film Anak

3. Laskar Pelangi

Munculnya film ini mengadopsi sebuah novel karya Andrea Hirata.

Film ini menceritakan soal keterbatasan bukanlah menjadi halangan bagi seseorang untuk dapat bangkit dan melangkah maju.

Selain itu, Film ini dipenuhi kisah masyarakat pinggiran, perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan.

Serta persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia, Belitung.

Pada tahun 1970-an, sepuluh siswa yang berjuang dari kemiskinan dan mengembangkan harapan untuk meraih masa depannya.

Sekolah tempat mereka belajar juga tidak layak untuk digunakan, namun mereka tetap bersemangat dan menolak menyerah.

Film ini dibintangi 10 anak asli Belitong yang berperan sebagai anggota Laskar Pelangi dan akrtis dan aktor Indonesia, di antaranya Cut Mini, Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Lukman Sardi, Alex Komang, dan Jajang C Noer.

Seluruh pengambilan gambar dalam film ini dilakukan di Belitong dan menggunakan Bahasa Belitong.

Baca juga: Festival Laskar Pelangi Akan Digelar di Belitung Timur

4. Garuda di Dadaku

Film ini berkisah tentang seorang anak bernama Bayu yang mempunyai cita-cita menjadi pemain sepakbola.

Bayu yang masih duduk di kelas 6 sekolah dasar berusaha untuk mewujudkan satu mimpi dalam hidupnya, menjadi pemain sepak bola yang baik dan berhasil, sehingga bisa membanggakan keluarga, terutama ibu dan kakeknya.

Dibantu kedua sahabatnya, Heri yang "penggila" bola dan Zahra yang misterius, Bayu berupaya untuk dapat masuk menjadi Tim Sepak Bola Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional untuk membela nama harum bangsa.

Setiap hari, ia berlatih sepakbola dengan menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya.

Bahkan ia berlatih sendirian di lapangan.

Pada film ini mengajarkan, bahwa ujian hidup yang berat, bukanlah penghalang untuk menggapai mimpi.

Film drama keluarga untuk semua umur ini mengetengahkan berbagai nilai dalam kehidupan lewat kacamata anak-anak, mengetengahkan kembali soal persahabatan, kerja keras, perjuangan, dan semangat mencapai cita-cita, kejujuran, kasih sayang, dan kebanggaan untuk menjadi anak Indonesia.

Inspirasi cerita film ini didapat oleh Salman Aristo, sang penulis skenario, lewat dua kejadian penting: kecintaan para pendukung sepak bola Indonesia dengan terus menyanyikan lagu Garuda di Dadaku.

Baca juga: Saat Ahok Nyanyikan Lagu Garuda di Dadaku bersama Giring Nidji

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Berbagai Sumber
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi