Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandar Narkoba Ditembak Mati, Ini Bahaya Sabu Bagi Tubuh

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi narkoba.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com - Seorang bandar narkoba jenis sabu tewas tertembak di bagian kepala oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltim, Jumat (20/9/2019).

Diketahui, bandar yang bernama Irwan alias Wawan Bin Daeng Tutu tersebut tewas diduga setelah mencoba merebut senjata api miliki petugas.

Lantas, apakah bahaya dari narkotika jenis sabu tersebut bagi kesehatan?

Dilansir dari Hello Sehat, sabu atau yang sering dikenal sebagai methamphetamin atau crystal meth, merupakan jenis narkoba yang bersifat angan adiktif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sabu juga berdasarkan survei BNN, diketahui sebagai narkoba peringkat kedua yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kisah Irwan, Bandar Narkoba yang Ditembak Mati, Berawal dari Jual Ikan dan Kelapa

Pada tahun 2015, setidaknya hampir 6 juta jiwa melakukan penyalahgunaan sabu-sabu, dan diperkirakan sebanyak 50 orang meninggal setiap hari.

Pengguna sabu bisa menelan pil, menghirup atau merokok bubuk sabu, atau menyuntik larutan sabu.

Dalam jangka pendek pengguna sabu akan mengalami napas memburu atau terengah-engah, insomnia, tidak bisa diam, gelisah, nafsu makan hilang, detak jantung jadi lebih cepat dan memburu, tekanan darah naik, dan suhu tubuh meningkat (hipertermia).

Apabila pengguna sabu telah menggunakan sabu sejak lama, dapat menimbulkan kecanduan dan berakibat serius dan fatal bagi kesehatan.

Adapaun diantaranya adalah risiko infeksi HIV, hepatitis B, dan hepatitis C meningkat, berat badan menurun drastis, gigi dan gusi hancur, gatal kronis hingga menyebabkan luka-luka karena digaruk, sikap agresif, halusinasi, paranoia, ling-lung, dan cemas berlebihan, menurunnya fungsi otak seperti kemampuan berpikir, belajar, mengingat, dan berkonsentrasi.

Selain itu, pengguna sabu yang sudah dalam tahap overdosis, dapat menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh hingga kematian.

Namun, pecandu narkoba sabu yang mendadak tak memakai lagi, baik karena tak memiliki akses ke sabu maupun karena ingin berhenti, biasanya juga akan melalui suatu fase bernama sakau atau sakaw.

Sakau adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian sabu secara mendadak, atau akibat menurunnya dosis sabu yang digunakan secara drastis.

Diberitakan Kompas.com (31/8/2019), sabu yang memiliki bentuk kristal juga dapat memengaruhi kinerja dari otak.

Zat yang terkandung dalam sabu tersebut merangsang pengeluaran dopamine dan memblokir transporter re-uptake antar-sel saraf.

Dopamine atau hormon bahagia adalah hormon yang dikeluarkan oleh tubuh ketika melakukan hobi, aktivitas seksual, makan dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Sabu juga dapat mengganggi fungsi eksekutif pada otak, sehingga mengakibatkan proses penilaian dan pengambilan keputusan menjadi terganggu.

Baca juga: Diancam Ditembak Polisi, Pengedar Sabu Ketakutan Saat Bersembunyi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Hello Sehat
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi