Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Ditemukan, Viral, hingga Pengunjung Membeludak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN
Pengunjung memadati obyek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur, Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (15/9/2019).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary


KOMPAS.com – Pemandangan berupa pegunungan berselimut lautan awan alias Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, di Desa Citorek Kidul, Banten, viral dalam beberapa pekan terakhir.

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur menjadi daya tarik yang menarik ribuan orang mendatangi wilayah ini.

Pada Sabtu (21/9/2019), pengunjung membeludak hingga menyebabkan kemacetan sepanjang 7 kilometer.

Belum panjang kisah Negeri di Atas Awan Gunung Luhur hingga akhirnya kini menjadi tujuan wisata.

Ditemukan

Negeri di Atas Awan Gunung Luhur ditemukan seorang pekerja yang sedang memperbaiki jalan provinsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Wisatawan yang Gagal Melihat Negeri di Atas Awan, Terjebak Macet hingga Gelar Tikar

Pekerja tersebut tengah memperbaiki jalan yang menghubungkan Lebak Utara dan Selatan pada Sepember 2018.

Tak lama, keindahan panorama pun menyebar ke media sosial hingga kemudian menjadi viral hingga kemudian membuat banyak orang penasaran.

Akses jalan mulai dibangun

Setelah ramai dikunjungi wisatawan, Pemerintah Provinsi Banten membangun akses jalan ke kawasan wisata Gunung Luhur.

Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan para wisatawan yang ingin datang.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, pengerjaan halan ke Gunung Luhur merupakan bagian dari pembangunan jalan ruas Citorek-Warung Banten.

Ia mengatakan, hadirnya jalan yang memadai makin mendukung tumbuhnya wisatawan yang ingin berkunjung

Diusulkan menjadi Geopark

Diberitakan Kompas.com, Jumat (20/9/2019), Pemerintah Kabupaten Lebak tengah mengajukan sebagian wilayahnya sebagai Geopark Nasional, termasuk lokasi wisata Negeri di Atas Awan.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, geopark tersebut benama Bayah Dome.

Wilayah tersebut meliputi pesisir Pantai Sawana di selatan Kabupaten Lebak hingga ke kawasan utara.

Baca juga: Pengunjung Wisata Negeri di Atas Awan Membeludak, Macet hingga 7 Km

Adapun sebagian besar obyek wisata di dalam Geopark Bayah Dome berada di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Oleh karena itu, perlu izin khusus untuk mengelola pariwisata tersebut lantaran termasuk dalam zona rimba dan konservasi.

Namun untuk Gunung Luhur, pihaknya sudah melakukan MoU dengan Kementerian LHK dan TNGHS dan mendapatkan izin pengelolaan kawasan menyusul direvisinya status zona rimba menjadi zona pemanfaatan.

Pengunjung membeludak

Setelah Gunung Luhur viral, banyak yang membuka open trip. Pesertanya membeludak.

Pilihan open trip ke Negeri di Atas Awan, pengunjung biasanya akan diajak berkunjung pula ke air terjun yang lokasinya tak jauh dari spot wisata Gunung Luhur.

Pada akhir pekan ini, antusias pengunjung ke Negeri di Atas Awan meningkat luar biasa. Jumlah wisatawan yang datang bahkan mencapai 30 ribu orang.

Pengelola wisata menyebutkan, memerlukan waktu 6 jam untuk mengurai macet.

Tak hanya wisatawan sekitar Lebak, Banten saja yang datang, tetapi banyak banyak pula yang datang dari kota lain seperti Bogor dan Jabodeabek.

Sebelumnya, Pengamat wisata, Arief Gunawan, yang merupakan President Indonesia Luxury Travel & Hospitality Association, berpendapat, lokasi wisata negeri di atas awan Gunung Luhur ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata yang berkelanjutan.

Alasannya, banyak hal menarik dari tempat ini.

Dari sisi atraksi, pengunjung disuguhkan pemandangan luar biasa berupa hamparan awan.

“Dari sisi atraksi, Banten itu kan umumnya terkenal daerah pantai atau pinggiran atau pesisir. Tapi ada dataran tinggi, ini baru, sehingga menarik. Saya pun ingin ke sana,” kata Arief.

Sumber: Kompas.com / (Acep Nazmudin, Silvita Agmasari)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi