Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Lebih Aman dari Rokok Tembakau, 3 Jenis Vape Ini Punya Potensi Bahaya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi rokok elektrik atau vape.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Selain rokok tembakau, rokok elektrik atau yang dikenal dengan vape juga digemari banyak orang.

Vape kerap dianggap lebih aman dari rokok tembakau dan bisa membanti banyak orang berhenti merokok.

Maka tak heran, banyak orang beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik dengan harapan dapat mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan dari rokok tembakau.

Vape memiliki berbagai bentuk dan ukutan yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu baterai, elemen pemanas dan tabung yang berisi cairan atau cartridge.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cairan dalam tabung ini mengandung nikotin, propilen glikol atau gliserin, serta penambah rasa, seperti rasa buah-buahan dan cokelat.

Baca juga: Salah, Vape Bukan Jembatan untuk Berhenti Merokok...

Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada dalam tabung dan kemudian menghasilkan uap seperti asap yang umumnya mengandung berbagai zat kimia.

Sebenarnya, ada tiga jenis vape yang beredar dipasaran. Melansir Hello Sehat, berikut jenis-jenis vape tersebut:

1. Pen

Vape jenis ini berbentuk seperti pena dan merupakan vape dengan ukuran terkecil dibanding dengan jenis lainnya.

Cara kerja vape jenis ini sama dengan jenis lainnya, yaitu dengan menaskan cairan vape agar bisa menghasilkan uap.

erdapat dua jenis elemen pemanas yang bisa dipilih untuk memanaskan cairan vape, yaitu:

Atomizer, adalah elemen pemanas untuk memanaskan cairan vape yang mengandung nikotin. Atomizer biasanya harus diganti jika panas yang dihasilkan sudah berkurang kualitasnya, membuat rasa vape menjadi tidak enak lagi. Dekat dengan atomizer, terdapat tank sebagai tempat bahan yang akan dipanaskan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Rokok dan Vape, Apa Bedanya?

Cartomizer, adalah kombinasi dari cartridge dan atomizer. Pada pengaturan ini, komponen yang dipanaskan bersentuhan langsung dengan elemen pemanas.

Untuk memanaskan elemen pemanas, vaporizer pen membutuhkan energi dari baterai yang bisa diisi ulang dengan tegangan sebesar 3,7 volt. Namun, ada juga baterai yang bisa diatur ulang tegangannya.

Namun, kita harus berhati-hati dnegan baterai vape karena bisa meledak dan membahayakan kita.

2. Portable

Vape jenis ini bentuknya lebih besar dari jenis pen namun masih bisa disimpan di dalam kantung pakaian.

Vape jenis ini juga memiliki komponen elemen pemanas dan baterai, namun cairannya tidak kontak langsung dengan pemanas sehingga menghasilkan rasa yang lebih baik dan asap yang lebih sedikit.

Daya tahan baterai vape portable ini biasanya bertahan 2 hingga 3 jam atau lebih.

Pemanas yang digunakan dalam vape portable ini juga punya risiko meledak. Tak hanya itu, cairan yang digunakan dalam vape portable ini juga dapat meningkatkan reaksi alergi.

Baca juga: 5 Fakta tentang Vape, Kandungan, Bahaya, hingga Dilarang di Beberapa Negara

Pasalnya, cairan vape portable ini umumnya mengandung propylene glycol dan vegetable glycerin dalam jumlah yang berbeda.

3. Dekstop

Vape jenis dekstop memiliki bentuk yang lebih besar daripada jenis vape lainnya dan tidak bisa di bawa kemana-mana.

Vape jenis ini juga membutuhkan permukaan yang datar untuk menempatkannya dan memerlukan pasokan energi yang konstan agar berfungsi yang baik.

Karena mendapatkan pasokan energi yang stabil, hal ini membuat vape desktop menghasilkan panas yang lebih maksimal, rasa yang lebih tajam, dan uap yang lebih banyak daripada jenis vape lainnya.

Semakin tajam rasa vape dan semakin banyak uap yang dihasilkan mungkin membuat pengguna vape merasa puas.

Namun,semakin banyak uap yang dihasilkan, semakin tinggi juga risiko kesehatan yang bisa dialami.

Pada dasarnya, banyaknya uap yang dihasilkan dari vape tergantung daya vape, banyak elemen pemanas atau kawat yang ada di atomizer dan komposisi dalam cairan
vape.

Namun, semakin tinggi panas yang dihasilkan dari vape semakin tinggi risiko vape meledak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Hello Sehat
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi