Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#GejayanMemanggil dan Aksi di Daerah Lain Bukti Pemerintah Harus Berbenah

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Nirmala Maulana
Peserta aksi Gejayan Memanggil membawa spanduk berisi kritikan terhadap DPR
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Secara terpisah, unjuk rasa mengkritisi berbagai isu nasional terjadi di berbagai daerah di Indonesia, sebut saja Yogyakarta, Jakarta, Makassar, Samarinda, dan Jember.

Di Yogyakarta, aksi dengan tajuk #GejayanMemanggil bahkan menjadi trending di media sosial Twitter. Kemudian berbagai seruan aksi di berbagai daerah juga mengikuti tagar ini.

Dalam aksi-aksi tersebut, massa yang didominasi oleh kalangan mahasiswa itu menuntut pemerintah untuk bersikap tegas atas banyaknya permasalahan yang terjadi, misalnya dalam penegakan tindak korupsi, kebakaran hutan, kekerasan terhadap perempuan, pelanggaran HAM, dan sebagainya.

Atas semua ini, Pengamat Politik Mada Sukmajati menyebut Pemerintah seharusnya merasa tertampar dengan fakta ini.

Baca juga: Usai Aksi #GejayanMemanggil, Simpang Tiga Kolombo Tetap Bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Ini sebuah tamparan keras bagi pemerintah, baik di lembaga eksekutif, maupun lembaga legislatif,” kata Mada kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (23/9/2019) siang.

Petinggi negara maupun wakil rakyat di parlemen adalah hasil dari pesta demokrasi yang melibatkan suara rakyat, maka dari itu setelah dimenangkan melalui proses pemilu, rakyat memiliki ekspektasi pada wakilnya di pemerintahan untuk bisa menghasilkan kebijakan yang memihak kepada mereka.

“Ini fungsinya untuk mengingatkan kembali, pemilu itu satu hal, hal yang lain adalah anda sudah dipilih oleh rakyat anda harus perform baik, itu yang kemudian ditagih,” ujar Mada.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan masyarakat menunjukkan ketidakpuasan mereka atas kinerja para wakil rakyat yang sebelumnya dipilih melalui proses demokrasi yang menelan banyak biaya.

“Sebetulnya ini kan cara menagih anak-anak muda pada mereka yang sudah terpilih melalui pemilu yang demokratis yang sudah menghabiskan banyak sekali biaya,” kata Mada.

Unjuk rasa menjadi satu cara yang dipilih untuk menyampaikan aspirasi yang selama ini tidak bisa disalurkan melalui jalur birokrasi.

Partai politik tidak menampung suara rakyat dan sibuk dengan organisasinya sendiri, DPR juga sama saja, hingga Presiden pun sekarang banyak melahirkan kekecewaan atas tiap keputusan yang dibuatnya.

 

Untuk itu, Mada berharap kegiatan unjuk rasa ini bisa diteruskan dan mendapat tindak lanjut agar tidak berakhir sia-sia.

“Dalam konteks gerakan mahasiswa, saya berharap ini bukan pertama dan terakhir, ada tindak lanjut yang lebih substansial, lebih strategis, misalnya melahirkan alternatif-alternatif kebijakan yang sudah dikaji secara akademik, dan seterusnya,” harap Mada.

Respons atau tindak lanjut dari Pemerintah selaku pihak yang disasar pun begitu diharapkan agar suara rakyat mendapat jawaban dan tidak menguap begitu saja ditelan terik matahari dan deru kendaraan.

Baca juga: #GejayanMemanggil, Ribuan Mahasiswa Unjuk Rasa di Yogyakarta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi