Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Didesak Ingatkan Polri Tak Berlebihan Hadapi Mahasiswa

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Moh Nadlir
Cendekiawan muslim, Azyumardi Azra Ketika Ditemui di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com- Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra mendesak Presiden Joko Widodo untuk memperingatkan Polri agar tetap terkendali dalam menghadapi mahasiswa.

Hal itu disampaikannya sebagai bentuk keprihatinan atas tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo di Kendari, Sulawesi Tenggara, karena luka tembak saat mengikuti aksi pada Kamis (26/9/2019).

Menurut Azyumardi, saat bertemu dengan Presiden Jokowi, Kamis, ia juga sudah menyampaikan hal tersebut.

"Kemarin ketika saya ketemu dengan Jokowi sudah bilang supaya Jokowi memperingatkan Polri supaya tetap terkendali, terukur dalam menghadapi mahasiswa," kata Azyumardi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/9/2019).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan menggunakan tindakan represif yang berlebihan. Kalau kita tahu yang di Kendari itu kan kena peluru tajam," lanjut dia.

Baca juga: Ketua DPR Ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya 2 Mahasiswa UHO

Dua mahasiswa yang meninggal dunia adalah Muhammad Randi (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19).

Randi meninggal akibat luka tembak di dadanya, sedangkan Yusuf meninggal setelah menjalani perawatan karena cedera serius.

Azyumardi mengatakan, meski Polri telah membentuk tim independen pencari fakta, ia berharap agar kejadian tersebut menjadi yang terakhir.

"Demo-demo ini kan masih mungkin ada. Jadi supaya dipastikan lah polisi ini tidak melakukan tindakan-tindakan yang dikategorikan police brutality, kekerasan polisi," ujar Azyumardi.

"Mahasiswa itu kan anak-anak kita juga, seharusnya polisi yang di lapangan itu membayangkan bahwa mahasiswa yang mereka hadapi itu seusia anak mereka. Atau seusia adik mereka, jadi janganlah melakukan kekerasan yang berlebihan," lanjut dia.

Azyumardi juga mengimbau agar mahasiswa yang melakukan aksi demo selalu mencerminkan pribadi mahasiswa.

Baca juga: Dandhy Laksono: Kasus Saya Bukan Apa-apa Dibanding Persoalan Papua dan Mahasiswa

Menurut dia, yang terpenting dalam demo adalah pesannya tersampaikan, baik melalui poster maupun berteriak lantang, tanpa perlu disertai dengan tindakan anarkistis.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah itu, menilai, adanya isyarat dari Jokowi untuk menindaklanjuti meninggalnya dua mahasiswa tersebut.

"Sejauh ini saya kira gestur atau isyarat yang disampaikan Pak Jokowi itu kan dia sudah mengucapkan berduka cita dan bela sungkawa atas meninggalnya dua orang itu," kata Azyumardi.

Akan tetapi, ia kembali menekankan, Presiden perlu mengingatkan Polri mengenai tindakannya agar tak berlebihan.

Terkait adanya narasi-narasi yang di luar tuntutan aksi demo mahasiswa, Azyumardi menganggap hal itu tidak bisa dihindarkan.

Narasi seperti menolak pelantikan Jokowi atau meminta Jokowi mundur, menurut dia, hal yang inkonstitusional.

"Jadi narasi-narasi demo itu harus diluruskan kembali, harus ditempatkan secara proporsional, jangan melebar ke mana-mana yang inkonstitusional," kata Azyumardi.

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Kronologi Demo Mahasiswa di DPR hingga Data Korban

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi