Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembalakan Liar dan Api Kebakaran Hutan Ditemukan di Pusat Rehabilitasi Orangutan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A
Seekor orangutan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orangutan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangkaraya, terjangkit infeksi saluran pernapasan akibat menghirup kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Pembalakan liar terjadi di lahan rehabilitasi orangutan Samboja Lestari yang dikelola Yayasan BOS di Kalimantan Timur.

Kasus ini pertama kali diketahui saat tim patroli Samboja Lestari menemukan sebidang lahan yang telah dibuka.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (28/9/2019), CEO Yayasan BOS, Jamartin Sihite, saat itu, terdapat sejumlah batang kayu yang siap diangkut di lahan yang telah dibuka.

Menurut perkiraan, lahan yang telah terbuka seluas setengah hektar atau sekitar 5.000 meter persegi.

Setelah menyadari hal ini, tim patrolii Samboja Lestari segera menghubungi pihak kepolisian untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Polisi Tangkap Dalang Pembalakan Liar di Jambi dan Sumsel

Namun sehari setelahnya, api melanda sebagian kecil lahan di Samboja Lestari. Adapun lokasi kebakaran berada 2 kilometer dari tempat pembalakan liar sebelumnya.

Api teridentifikasi menjelang tengah hari. Setelah melakukan pemadaman selama empat jam, api sudah dipadamkan sepenuhnya.

Akibat kejadian ini, lahan seluas 0,59 hektar beserta 210 batang pohon yang telah ditanam sejak awal tahun 2000-an habis terbakar.

"Musim kering tahun ini cukup panjang dan membawa sejumah risiko terhadap upaya rehabilitasi orangutan untuk bisa dilepasliarkan," ucap Jamartin.

Dia melanjutkan, selama beberapa tahun terakhir, pihaknya kewalahan menghadapi kasus pembukaan lahan tanpa izin oleh oknum yang mengaku masyarakat setempat.

Hal ini kemudian diperparah dengan munculnya api di wilayah rehabilitasi.

"Kami berusaha memastikan agar kejadian tahun 2015 tidak terulang kembali, saat setidaknya 266 hektar dari ahan Samboja Lestari terbakar habis,. Kami pada saat itu bekerja keras siang-malam selama 2 minggu untuk mencegah api menyebar," ucap Jamartin.

Risiko terhadap rencana pemindahan ibu kota

Upaya rehabilitasi orangutan di Indonesia mengalami sejumlah tantangan. Kali ini tantangannya bukan hanya pembalakan liar dan kebakaran hutan, namun juga adanya rencana pemndahan ibu kota.

Menurut Jamartin, rencana ini berpotensi mengancam ekosistem lingkungan daerah sekaligus adanya konflik pengakuan kepemilikan tanah.

Dia menambahkan, apabila ancaman ini tidak diantisipasi, maka dapat mencederai konsep city forest yang dicanangkan oleh pemerintah dalam membangun ibu kota baru.

"Aksi spekulan tanah tampaknta tidak sejalan dengan ide dan visi pemerintah terhadap ibu kota baru ini dan dalam prosesnya mengganggu kegiatan sehari-hari pusat rehailitasi kami," kata Jamartin.

Baca juga: Menteri Singapura: Kebakaran Hutan di Indonesia Berdampak Besar pada Iklim

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi