Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langsung Mandi Saat Cuaca Panas, Apa Reaksi pada Tubuh?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi mandi
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ketika Anda tengah beraktivitas seharian di saat cuaca panas, tentu tubuh mengeluarkan banyak keringat yang membuat Anda merasa gerah.

Dalam kondisi seperti ini, rasanya ingin segera mandi.

Beberapa orang beranggapan, mandi, terutama dengan air dingin, bisa mengembalikan kesegaran tubuh dan membuat kulit tidak terasa lengket.

Benarkah demikian?

Apakah ada efek atau reaksi tubuh yang muncul ketika sedang berkeringat kemudian memilih untuk mandi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi dan dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia (UI), dr Ari Farial Syam, SpPD, megungkapkan, munculnya keringat dari tubuh merupakan reaksi suhu tubuh yang panas terhadap suhu lingkungan.

Baca juga: Awas Dehidrasi Karena Cuaca Panas, Begini Cara Mengatasinya

"Jadi, suhu tubuh kita itu 37 derajat celsius. Nah kalau kita berkeringat, berarti itu merupakan reaksi suhu tubuh kita panas. Misalnya di lingkungan panas atau suatu aktivitas olahraga," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/9/2019).

Ari menjelaskan, munculnya keringat juga karena adanya proses pembakaran yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

Setelah suhu tubuh meningkat, maka terjadi kompensasi antara tubuh dengan keringat.

Tubuh akan mengeluarkan keringat untuk menyeimbangkan suhu dalam tubuh dengan lingkungan.

Normalkan suhu tubuh, baru mandi

Jika tubuh dalam kondisi berkeringat atau suhu tubuh belum stabil, maka disarankan untuk menunggu beberapa saat hingga tubuh tidak mengeluarkan keringat lagi.

Sebab, air yang biasa digunakan untuk mandi memiliki suhu rata-rata 30 derajat celsius di mana suhu ini di bawah rata-rata suhu tubuh normal atau ketika tubuh berkeringat.

"Intinya adalah semua air rata-rata bersuhu 30 derajat. Makanya di saat posisi tubuh berkeringat dan langsung kena suhu dingin (air untuk mandi) sudah pasti ada reaksi, misalnya menggigil," ujar Ari.

"Jadi memang sebaiknya kita normalkan dulu suhu tubuh, baru mandi," kata dia.

Baca juga: Kenapa Kita Pusing jika Cuaca Terlalu Terik dan Panas?

Sementara, seorang pakar fisiologi olahraga di SanFransisco, Stacy Sims, PhD, juga menyarankan agar tidak langsung mandi saat tubuh berkeringat.

Menurut dia, suhu dingin dapat mempersempit pembuluh darah dan memicu suhu tubuh terus naik.

Adapun kegiatan tersebut dapat menyebabkan panas tubuh tertahan dan timbul gangguan pada pembuluh darah.

Reaksi tubuh

Selain itu, Ari juga menjelaskan, pada kasus tertentu, suhu dingin akan memengaruhi tubuh sebagian orang dan menimbulkan reaksi dan alergi.

"Perbedaan suhu itu akan berpengaruh pada seseorang, tiap orang berbeda-beda reaksinya. Ada yang muncul alergi, seperti bentol-bentol atau bersin-bersin," ujar Ari.

Jika kondisi ini berlanjut, pada jangka waktu panjang dimungkinkan bisa berakibat pada penurunan daya tahan tubuh.

Dalam kasus ini, Ari menyontohkan, reaksi suhu dingin (bisa karena air) juga bergantung pada faktor usia.

Baca juga: Beraktivitas Luar Ruangan Saat Cuaca Panas? Ini Cara untuk Tetap Bugar

Misalnya, saat muda, seseorang yang tidak pernah mengalami alergi suhu dingin, bisa jadi kelak di masa tua muncul alergi atau tubuh memberikan respons terhadap suhu dingin.

Oleh karena itu, Ari menyarankan, jika beraktivitas di luar atau di lingkungan panas, dan ingin menyegarkan badan dengan cara mandi, sebaiknya tunggu beberapa waktu agar suhu tubuh normal.

"Pokoknya sewajarnya saja, tidak ada batas waktu, kalau di tempat itu ada ruangan AC atau tidak, pokoknya saat tubuh tenang, tidak keluar keringat lagi," ujar Ari.

Suhu air mandi juga bisa diperihitungkan. Jika ingin tubuh tidak terasa lengket, maka mandilah dengan air hangat.

Mandi menggunakan air hangat bisa mengurangi kekejangan pada otot setelah seharian beraktivitas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi