Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Obesitas Bisa Picu 7 Penyakit Berbahaya Ini

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com – Hari ini, salah seorang anak berusia 7 tahun penderita obesitas dengan bobot 110 kilogram di Karawang, Jawa Barat mengembuskan napas terakhir. Hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan bocah bernama Satia itu menderita penyakit asma.

Namun, tidak diketahui secara pasti apakah kematiannya disebabkan oleh asma yang ia derita.

Terlepas dari itu, kelebihan berat badan juga obesitas memang dapat memicu permasalahan kesehatan lain yang lebih serius, seperti struk, hipertensi, kanker, diabetes dan lain-lain.

Meskipun tidak semua penderita obesitas memiliki risiko terkena penyakit-penyakit itu, tetapi sebagian besar berpotensi menderitanya, terlebih jika sudah memiliki riwayat serupa dari keluarga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Empat Kasus Obesitas di Karawang, Tiga Meninggal

1. Penyakit jantung dan stroke

Kelebihan berat badan dapat menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah dan kolesterol tinggi. Keduanya membuat potensi terkena penyakit jantung dan stroke semakin meningkat.

Namun, risiko penyakit ini akan semakin menurun seiring penurunan berat badan yang terjadi.

Semakin banyak berat badan yang menyusut, maka semakin besar pula kemungkinan untuk terbebas dari penyakit ini.

2. Diabetes tipe 2

Kebanyakan orang yang mengidap diabetes tipe 2 adalah mereka yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Risiko diabetes tipe 2 ini bisa dikurangi dengan cara melakukan penurunan berat badan melalui diet yang seimbang, tidur cukup, dan sering berolahraga.

Penderita diabetes ini akan sangat terbantu jika lebih sering melakukan aktivitas fisik, karena kegiatan itu dapat membantu tubuh mengontrol level gula darah dalam tubuh.

Aktif bergerak juga dapat mengurangi kebutuhan pengobatan bagi diabetes tipe 2 yang diderita.

3. Kanker

Kanker usus, payudara (setelah menopause), lapisan rahim, ginjal, dan kerongkongan bisa terjadi disebabkan oleh obesitas.

Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan obesitas dapat menyebabkan kanker kantung empedu, ovarium, dan pankreas.

4. Batu empedu

Penyakit ini potensial terjadi pada orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan.

Namun, ada yang membuat dilema. Penurunan berat badan yang dilakukan secara drastis pun dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengidap penyakit ini,

Baca juga: Yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Mengalami Obesitas

5. Osteoartritis

Penyakit ini adalah kondisi sendi-sendi yang biasa terjadi pada lutut, pinggul, atau punggung apabila tubuh sering digunakan untuk membawa beban yang berat.

Beban ekstra ini memberi tekanan pada sendi-sendi dan melemahkan tulang rawan yang biasa melindunginya.

Penurunan berat badan dapat menurunkan tingkat masalah pada lutut, pinggul, dan punggung bagian bawah. Hal ini juga berkorelasi positif dengan proses penyembuhan osteoarthritis

6. Encok

Ini adalah keluhan kesehatan yang menyangkut persendian. Ini terjadi ketika seseorang memiliki asam urat di dalam darah. Asam urat dapat mengkristal yang mengendap di sendi- sendi.

Encok kebanyakan terjadi pada orang-orang yang menderita kelebihan berat badan. Semakin berat bobot tubuh seseorang, semakin besar potensi mengalami encok.

Penurunan berat badan yang terlalu derastis juga dapat memantik encok, untuk itu penderita obesitas ada baiknya berkonsultasi pada dokter jika ingin menurunkan berat badannya.

7. Sleep apnea

Sleep apnea adalah permasalahan pernafasan yang banyak dikaitkan dengan kelebihan berat badan.

Kondisi ini memungkinkan seseorang untuk mengorok dengan sangat keras bahkan berhenti bernapas untuk sementara waktu ketika tertidur.

Akibatnya, seseorang akan merasa lebih ngantuk di siang hari dan lebih berpotensi terkena penyakit jantung dan struk.

Penurunan berat badan dapat memperbaiki permasalahan pernafasan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi