Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Anak Obesitas Rentan Asma

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi anak obesitas
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Satia Putra, bocah tujuh tahun asal Karawang, yang memiliki berat badan 110 kilogram, meninggal dunia.

Satia sempat dirawat di Puskermas karena mengalami batuk dan sesak nafas.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (29/9/2019), dalam pemeriksaan terakhir kesehatannya, Satia menderita asma.

Rentan asma

Mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, dua hingga tiga kali lebih tinggi rentan terserang asma.

Menurut para peneliti, obesitas dapat menyebabkan inflamasi pada sistem kardiovaskuler.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada kondisi ini, jaringan lemak di sekitar pembuluh darah paru-paru menyebabkan paru lebih sensitif terhadap rangsangan udara dari luar.

Hal inilah yang memicu gejala asma pada anak-anak yang kegemukan atau obesitas.

Baca juga: Yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Mengalami Obesitas

Penelitian yang diterbitkan dalam Experimental Biology and Medicine menyatakan, mereka yang obesitas dan asma sekaligus harus ditangani medis, tak bisa mengandalkan perawatan di rumah.

Alasannya, mereka dengan berat badan berlebih juga sangat mungkin mengalami komplikasi lain.

Komplikasi itu di antaranya sesak napas saat tidur hingga tekanan darah tinggi, yang membuat serangan asma semakin parah.

Selain itu, tumpukan lemak bisa memengaruhi kerja obat asma sehingga reaksi obat yang digunakan pada orang obesitas tidak bekerja efektif.

Tumpukan lemak berlebihan di perut juga memengaruhi kapasitas paru-paru.

Kadar leptin yang tinggi pada orang dengan berat badan berlebih juga bisa memicu serangan asma.

Lepti merupakan hormon pengatur rasa kenyang. Namun, pada orang dengan berat badan berlebih, hormon tersebut diproduksi lebih tinggi karena makanan yang terus-menerus masuk ke dalam tubuh.

Baca juga: Belajar dari Beberapa Kasus, Ini 4 Cara Cegah Obesitas pada Anak

Ketika jumlahnya berlebih, otak justru tidak bisa mendapatkan sinyal rasa kenyang.

Selain asma, tingginya hormon leption juga menyebabkan tubuh mengalami radang di berbagai jaringan, termasuk paru-paru.

Tanda anak obesitas

Memang tidak ada tanda atau gejala pasti mengenai obesitas pada anak.

Biasanya, anak hanya terlihat lebih gemuk dari anak seusianya.

Selain itu, penyebaran lemak tubuh bisa berbeda-beda di setiap anak. Faktor genetik juga bisa memengaruhi bentuk tubuh anak.

Cara satu-satunya untuk memastikan berat badan anak adalah dengan rutin memeriksakan anak ke dokter atau Puskesmas untuk memantau tinggi dan berat badannya sesuai grafik tumbuh kembangnya di Kartu Menuju Sehat (KMS).

Baca juga: Waspada, Obesitas Bisa Sebabkan Depresi

Jika grafik sudah mengikuti garis hijau, artinya anak memiliki berat badan normal.

Sebaliknya, jika berada di atas garis hijau, artinya anak memiliki berat badan berlebih.

Di Indonesia, anak sudah termasuk kategori obesitas jika perbandingan antara berat badan dan usia anak mencapai lebih dari 3 standar deviasi yang tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Orangtua harus benar-benar memerhatikan berat badan sang anak.

Selain asma, anak yang kelebihan berat badan rentan mengalami diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung, tekanan darah tinggi hingga kanker ketika mereka dewasa nanti.

Oleh karena itu, berat badan anak yang tidak ideal harus diwaspadai.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Fakta dan Mitos Makanan yang Bikin Anak Obesitas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Hello Sehat
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi