Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Virus Demam Babi Afrika, Ini Daftar Negara Asia yang Sudah Terdampak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/HADI MAULANA
Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus lakukan upaya pengawasan dan pencegahan masuknya virus ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika ke Indonesia.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah upaya dilakukan Kementerian Pertanian untuk mencegah dan mengawasi penyebaran virus demam babi Afrika atau African Swine Fever.

African Swine Fever (ASF) merupakan virus berbahaya yang menyerang babi dengan tingkat kematian 100 persen.

Selain melalui daging olahan dari luar negeri, penyebaran virus ASF juga bisa disebabkan oleh sisa makanan yang dibeli dari luar negeri dan sampah yang dihasilkan dari makanan instan dari luar negeri.

Hingga saat ini, virus ASF telah menyebar di beberapa negara Asia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut daftar negara yang terlah terjangkit virus ini, dikutip dari situs resmi Food and Agriculture Organization for The United Nations:

Korea Selatan

Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan Korea Selatan telah mengonfirmasi adanya virus ASF sejak 17 September 2019.

Total sebanyak 7 kasus telah terjadi di Gyeonggi (4) dan Incheon City (3).

Akibatnya, lebih dari 10 ribu babi mati karena virus ini.

Baca juga: Waspada Penyebarannya, Ini yang Perlu Diketahui soal Demam Babi Afrika

Untuk menanganinya, Pemerintah Korea Selatan telah menginstruksikan desinfeksi secara intensif di peternakan dan fasilitas lain terkait ternak.

Tak hanya itu, pemerintah juga mengeluarkan larangan pakan babi (swill) secara nasional, membatasi masuknya dokter hewan ke peternakan babi di daerah Gyeonggi-Gangwon, kecuali untuk tujuan perawatan hewan yang sakit.

Perdana Menteri memimpin langsung pertemuan dengan pemerintah daerah, koperasi tani dan serikat pekerja untuk merespon virus ASF ini dengan serius.

Ada empat area kontrol utama yang telah ditetapkan, yaitu Provinsi Gyeonggi Utara, Provinsi Gangwon Utara, Provinsi Gyeonggi Selatan, dan Provinsi Gangwon Selatan.

China

Sejak 3 Agustus 2018, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan (MARA) China telah mengonfirmasi adanya virus ASF ini.

Tercatat ada 158 kasus terdeteksi di 32 provinsi. Pemerintah kemudian memusnahkan 1.170.000 babi untuk menghentikan penyebaran virus ini.

Selain itu, MARA juga memperbarui aturan tentang rumah pemotongan babi.

Baca juga: Waspada, Virus Demam Babi Afrika Menyebar Melalui Daging Olahan Impor

Dalam aturan yang baru, perusahaan pemotongan babi diharuskan melakukan inspeksi menggunakan PCR.

Jika ASF terdeteksi, perusahaan harus menghentikan aktivitas produksi selama 48 jam, kemudian mengajukan permohonan evaluasi untuk melanjutkan evaluasi.

Vietnam

Wabah virus ASF telah menyerang negara penghasil beras terbesar di Asia Tenggara ini sejak 19 Februari 2019.

Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (MARD) telah mengonfirmasi adanya kasus itu di 63 provinsi.

Akibatnya, lebih dari 5 juta babi telah dimusnahkan.

Untuk mencegah penyebarannya, MARD mengeluarkan panduan tentang penanganan dan pembuangan babi yang terinfeksi virus demam Afrika ini melalui pembakaran (No. 4178/HD/BNN-TY, 14 Juni).

Tak hanya itu, aturan tentang kontrol pengangkutan babi untuk pembibitan dan pertanian komersil di dalam dan di luar wilayah ASF juga dikeluarkan oleh MARD.

Baca juga: Kementan Perketat Pengawasan Babi Cegah Virus ASF

Babi yang akan dikirim ke dalam dan ke luar dari daerah epidemi harus menunjukkan hasil tes negatif ASF.

Selain hasil tes negatif, babi juga harus dikarantina dan diberikan sertifikat karantina.

Kamboja

Di Kamboja, virus ASF mulai terdeteksi sejak 2 April 2019 di Provinsi Ratanakiri.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja mengonfirmasi wabah ASF telah terdeteksi di 5 provinsi lainnya.

Pemerintah Kamboja telah mengendalikan pergerakan babi dan daging babi di wilayah terdampak.

Pada 31 Juli 2019, Perdana Menteri Kamboja memerintahkan kementerian terkait untuk mengambil langkah pencegahan dan pengendalian ASF di negaranya.

Pihak berwenang juga mulai memperketat biosekuriti pertanian dan menguji hewan di rumah potong.

Filipina

Departemen Pertanian telah mengonfirmasi bahwa wabah ASF pertama kali terdeteksi pada 25 Juli 2019.

Tercatat ada 11 kasus di provinsi di Pulau Luzon. Akibatnya, 15.000 babi telah dimusnahkan.

Untuk mencegah penyebarannya, Pemerintah Filipina telah menerapkan protokol 1-7-10.

Dalam protokol itu disebutkan bahwa semua babi dalam radius 1 kilometer dari peternakan yang terinfeksi akan dimusnahkan.

Sementara itu, peternakan yang berada dalam radius 7 kilometer akan diawasi secara ketat dan peternakan radius 10 kilometer diwajibkan untuk menyerahkan laporan.

Departeman Pertanian juga telah mengumumkan rencananya untuk memberikan kompensasi guna mendukung peternak babi.

Negara Asia Lain

Selain keempat negara tersebut, beberapa negara Asia lain yang terinfeksi adalah Mongolia (sejak 15 Januari 2019), Korea Utara (sejak 23 Mei 2019).

Di Asia Tenggara, Laos (sejak 20 Juni 2019) dan Myanmar (sejak 1 Agustus 2019) juga dikonfirmasi telah terdampak virus ASF ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi