Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Limbah Kayu dan Kulit Ini Disulap Jadi Produk yang Dijual Ratusan Ribu Rupiah

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Retia Kartika Dewi
Kacamata kayu brand Eastwood, yang terbuat dari limbah kayu jati dan sono keling.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kreativitas anak muda negeri ini seakan tak ada habisnya. Salah satunya terlihat dari berbagai kreasi produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan limbah.

Hal ini dilakukan oleh Eastwood, salah satu UKM yang mengolah limbah kayu dan limbah kulit menjadi produk yang dijual dengan harga ratusan ribu rupiah.

Bagaimana cerita produk kayu dan kulit kreasi Eastwood?

Eastwood merupakan salah satu pioner brand kacamata kayu di Indonesia yang berdiri pada awal 2013 dan telah memiliki toko sendiri di Solo, Jawa Tengah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah kacamata kayu dibanderol sekitar Rp 585.000-Rp 615.000. Sementara, untuk tas trap dijual seharga Rp 645.000.

"Kami bermain di limbah kayu menjadi kacamata kayu dan sekarang mencoba bergelut melebarkan produk menjadi limbah kulit juga," ujar Publisher Online dan Offline Eastwood Store, Noor Wiwid Wijayanto saat ditemui di Bekraf Festival 2019, yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, Jumat (4/10/2019).

Pria kelahiran 1989 ini, mengungkapkan, kacamata kayu adalah produk pertama dari Eastwood yang terbuat dari limbah kayu berjenis jati dan sono keling.

Menurut dia, dua jenis kayu ini terkenal tahan lama dan tidak riskan patah.

"Limbahnya kami dapat dari beberapa perajin kayu, seperti stand gitar, sementara untuk engsel kacamata diambil dari kamprat motor atau komponan motor," ujar Wiwid.

Untuk limbah-limbah kayu yang terkumpul ini, ia mengaku mendapatkannya dari Solo, dan luar kota Solo, seperti di Magetan, dan Ngawi.

Pembuatan kacamata kayu

Awalnya, limbah kayu jati dan sono keling ini diolah secara manual. Proses untuk menghasilkan satu kacamata kayu memerlukan waktu selama seminggu.

"Limbahnya, dulu kalau ngolah secara manual. Kalau sekarang pakai laser untuk mempersingkat waktu. Tapi, untuk tahapan perakitan, finishing, sampai pemasangan lensa tetap dilakukan manual," ujar Wiwid.

Adapun alat-alat yang diperlukan untuk membuat kacamata kayu juga diperoleh dari limbah, seperti limbah Sanyo yang sudah tidak terpakai untuk menghaluskan permukaan kacamata.

Setelah mengenal alat laser, perajin kacamata kayu atau tim workshop dapat membuat kacamata sebanyak 5 buah lengkap dengan lensanya.

Untuk lensa yang digunakan pada kacamata kayu, Wiwid menggunakan lensa berbahan mika.

"Untuk produksi, tergantung banyaknya pesanan dan bahan baku. Selama ada bahan, ya kita produksi terus," ujar Wiwid.

Harga satu kacamata kayu tergantung jenis engsel.

"Kalau engselnya spring high atau yang sudah elastis itu Rp 615.000, untuk engsel gearbox dari komponen motor itu sekitar Rp 585.000," ujar Wiwid.

Tak hanya itu, pihak Eastwood juga menerima desain custom kacamata kayu sesuai keinginan konsumen.

Limbah kulit

Eastwood juga mengolah limbah kulit dari sisa bahan tas kulit yang dijadikan pernak-pernik unik.

"Ada trap nanamyna, terbuat dari limbah kulit atau potongan sisa-sisa tas kulit yang plaing besar," ujar Wiwid.

Adapun barang-barang yang dapat dihasilkan dari sisa potongan kulit ini, seperti aksesoris gelang, sling bag, key chain atau gantungan kunci, tote bag, clutch, dan card id.

Harga yang dibanderol juga tergantung jenis barang dan kerumitan barang, bisa sekitar Rp 9.000-Rp 700.000.

Dari produk-produk tersebut, Wiwid mengaku penjualan barang patut disyukuri berapa pun omzet bulanannya.

"Alhamdulillah lumayan dan cukup," kata dia. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi