Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk 50 Tokoh Muslim Berpengaruh, Berikut Profil Said Aqil Siradj

Baca di App
Lihat Foto
Kompas/Yuniadhi Agung
Ketua umum PB Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan Yordania telah merilis 500 tokoh muslim yang berpengaruh di dunia untuk edisi 2020 mendatang.

Publikasi 500 tokoh muslim tersebut fokus kepada nominasi pengaruh tokoh baik terhadap dunia Islam maupun komunitas non-Islam.

Presiden Joko Widodo juga masuk dalam 50 besar daftar ini, dengan menduduki posisi ke-13. Tak hanya Jokowi, tokoh Indonesia lainnya, yaitu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saiq Aqil Siradj juga turut masuk dalam daftar ini dengan berada di posisi ke-19.

Siapa Saiq Aqil Siradj?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saiq Aqil Siradj termasuk intelektual muslim yang tumbuh dan besar di lingkungan pesantren.

Pria kelahiran Cirebon, 3 Juli 1953 ini merupakan seorang kiai dan doktor lulusan Universitas Ummu al-Qura, Mekkah dan membentuk Said Aqil Centre di Mesir yang berfokus pada studi Islam, terutama Dunia Arab.

Dilansir dari pemberitaan Kompas, 23 Agustus 2009, setelah lulus dari Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien, Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Saiq melanjutkan ke Pesantren Hidayatul Mubtadi'en, Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Selepas dari sini, Saiq hijrah ke Yogyakarta dan menimba ilmu di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta selama tiga tahun pada 1972-1975.

Saiq mendapatkan gelar sarjana dari Universitas King Abdul Azis, Jedddah Jurusan Ushuluddin dan dakwah pada 1980-1982.

Kemudian, dia melanjutkan studi masternya di Universitas Ummul al-Qura, Mekkah jurusan Perbandingan agama pada 1982-1987. Masih di jurusan dan universitas yang sama, Saiq meraih gelar doktoral pada 1987-1994.

Sepak terjang karir bapak empat anak ini dimulai setelah kembali ke Tanah Air pada 1994, kemudian bergabung kepengurusan PBNU di bawah Ketua Umum KH Abdurrahman Wahid dengan posisi sebagai wakil katib 'aam.

Baca juga: Jadi Ketua DPD, Ini Profil dan Harta Kekayaan La Nyalla Mattalitti

Tenaga Pendidik

Setelah Gus Dur terpilih sebagai presiden pada tahun 1999, Saiq menjadi anggota MPR Fraksi Utusan Golongan dari NU hingga 2004, menggantikan posisi Gus Dur.

Selain itu, Saiq juga menjadi dosen Pascasarjana di UIN Jakarta, dosen pascasarjana di Unisma Malang dan dosen pascasarjana kajian timur tengah Universitas Indonesia Jakarta.

Sejumlah buku bertemakan Islam juga menjadi bukti karya Saiq, seperti Ahlussunnah wal Jama'ah (Lintas Sejarah) pada 1997, Islam Kebangsaan (Fikh Demokratik Kaum Santri) pada 1999, Kyai Menggugat pada 1999, Ma'rifatullaH (Pandangan Agama-agama, Tradisi, dan Filsafat) pada 2003, dan Tasawuf sebagai Kritik Sosial pada 2006 lalu.

Teror bukan ajaran Islam

Kiai dan doktor lulusan Ummu al-Qura, Mekah ini mengungkapkan kegundahannya melihat citra Islam yang selalu dikaitkan dengan terorisme.

Menurutnya, bom bunuh diri yang merenggut banyak nyawa jelas melenceng dari spirit Islam.

Kekerasan atas nama jihad itu dosa besar dan muncul akibat pemahaman agama yang keliru dan sepotong-potong. Hal itu sebagaimana diberitakan harian Kompas, Minggu, 23 Agustus 2009.

Menurut Aqil, Islam bukanlah sekadar membawa aqidah (doktrin keimanan) dan syariah (ritual untuk menyembah Allah), tetapi juga mengemban misi tamaddun: mengembangkan peradaban lewat ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan akhlak mulia.

Tengok saja sejarah Nabi Muhammad saat membangun kota Yatsrib pada Abad ke-7 Masehi sehingga menjadi kota berperadaban yang terkenal sebagai Madinah—dari kata tamaddun.

Di sana, Nabi menemukan masyarakat yang plural. Ada kaum Muslim pendatang (muhajirin),
kaum Muslim pribumi (anshar) dari suku Aus dan Khajraj, dan kaum non-Muslim (dari suku Bani Quraidhah, Bani Qoinuko’, dan Bani Nadir).

Mereka semua bebas melaksanakan aktivitas masing-masing. Dilarang keras memusuhi
siapa pun, kecuali jika berbuat zalim. ”Jadi, orang tak boleh dianggap musuh hanya karena beda agama, etnis, dan politik.”

Baca juga: Sejak 2014, Jokowi Tak Pernah Terlempar dari 20 Besar Tokoh Muslim Berpengaruh Dunia

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi