Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Ambon: 135.875 Orang Mengungsi, 6.795 Rumah Rusak

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/BARONDA
Warga korban gempa Maluku berada di tenda yang dibuat secara mandiri di Negeri Oma, Pulau Haruku, Maluku, Selasa (1/10/2019). Warga di kawasan tersebut menyatakan belum ada bantuan dari pemerintah pascagempa bumi magnitudo 6,8 SR yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya pada Kamis (26/9/2019). ANTARA FOTO/Baronda/wpa/aww.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya 135.875 orang mengungsi akibat gempa bumi yang mengguncang Ambon pada 26 September 2019 silam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan data pengungsi tersebut merupakan update hingga Sabtu (5/10/2019). Sehari sebelumnya, jumlah pengungsi tercatat hanya 111 ribu jiwa.

Kenaikan jumlah pengungsi terutama di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) disebabkan sejumlah faktor. Mulai dari gempa susulan yang masih dirasakan oleh warga, hingga adanya berita palsu.

"Informasi yang beredar melalui mulut ke mulut bahwa tanggal 9 Oktober nanti akan ada gempa besar," ujarnya seperti rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (5/10/2019).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selanjutnya, kenaikan jumlah pengungsi ini juga dikarenakan adanya informasi akan adanya bantuan. Namun tidak spesifik bantuan seperti apa yang diharapkan oleh warga yang sebelumnya pernah mengungsi.

Agus menambahkan, data Posko Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Provinsi Maluku melaporkan total jumlah rumah rusak mencapai 6.975 unit.

Jumlah rusak berat mencapai 1.914 unit dengan perincian Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) sebanyak 1.339 unit, SBB 285 unit dan Ambon 230 unit.

"Untuk rumah rusak sedang, total di Kabupaten Maleteng ada 1.101 unit, SBB 469 dan Kota Ambon 241," katanya lagi.

Baca juga: Berkaca dari Gempa Ambon, Ini yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Gempa Bumi

1.105 gempa susulan

Selain kenaikan jumlah pengungsi dan ribuan rumah yang rusak, gempa dengan kekuatan M 6,5 tersebut telah menyebabkan 37 orang meninggal dunia.

"Sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa bangunan," imbuhnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat hingga Minggu (6/10/2019) pukul 09.00 WIT, terdapat lebih dari 1000 kali gempa susulan.

“(Gempa susulan tercatat) 1105 kali,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi BMKG Daryono melalui pesan WhatsApp, Minggu (6/10/2019) pagi.

Dia menjelaskan, gempa susulan tersebut tidak semuanya dirasakan. Ada 118 gempa susulan terasa di beberapa wilayah di Ambon dan sekitarnya.

Menanggapi bencana ini, Wali Kota Ambon telah menetapkan masa tanggap darurat hingga 9 Oktober 2019 mendatang.

Selama masa tanggap darurat ini, seluruh posko bertugas mengkoordinasikan semua unsur untuk penanganan darurat di wilayah administrasi masing-masing.

 Baca juga: 1.105 Gempa Susulan Guncang Maluku hingga Minggu Pagi Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi