Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Tua Tidak Menyukai Musik Modern?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi musik metal
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Mendengarkan musik bagi sebagian orang merupakan obat mujarab untuk mengusir kejenuhan, atau relaksasi.

Hingga saat ini, terdapat berbagai macam genre yang membanjiri dunia permusikan.

Orang yang mendengarkan musik pun juga dari berbagai kalangan usia, baik muda ataupun tua.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa preferensi semua orang soal musik berubah seiring dengan bertambahnya usia mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetapi ada satu hal menarik soal hubungan antara musik dan usia pendengar.

Terkadang banyak orang tua merasa "jijik" degan genre musik atau lagu-lagu yang modern.

Apakah ada korelasi antara usia dengan selera musik? Artinya apakah karena semakin tua usia kita, semakin kita menjadi tertutup terhadap perubahan dan pendekatan baru terhadap musik?

Percaya atau tidak, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya ada di dalam otak kita.

Baca juga: Mengenang Habibie, dari Dunia Dirgantara hingga Kecamannya terhadap Musik Rap

Elemen musik

Dilansir Medical Daily, terdapat penelitian yang menunjukkan kemampuan otak manusia untuk membedakan akord dan elemen musik lainnya yang merosot seiring bertambahnya usia.

Dan lagu-lagu yang tidak dikenal pada masa sekarang, cenderung terdengar sama di telinga orang tua.

Ini mungkin alasan mengapa mereka selalu menyebut musik modern sebagai kebisingan.

Menariknya, Profesor Psikologi di Universitas Knox, Amerika Serikat, Frank T. Mc Andrew mempercayai adanya penjelasan yang lebih sederhana mengapa orang tua tidak suka mendengarkan musik baru, dan itu hanya karena pemaparan.

Ada teori psikologis yang disebut "efek paparan belaka" bahwa semakin seseorang terpapar pada sesuatu, semakin banyak orang itu cenderung menyukainya.

Teori ini sebenarnya terbukti dalam bagaimana perusahaan memasarkan produk mereka.

Jingle berulang-ulang dan frekuensi iklan di televisi memberi kesan kepada pemirsa bahwa mereka menginginkan produk-produk seperti itu. Hal yang sama bisa dikatakan tentang lagu.

Untuk diketahui, jingle adalah suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik.

Masih dari situs yang sama, soal mengapa orang tua mengembangkan rasa tidak suka pada musik baru, jawabannya sederhana, mereka tidak terpapar dengan unsur-unsur modern dari lagu-lagu baru ketika mereka masih remaja hingga dewasa.

Baca juga: Mengenang Musikalitas Chrisye, Sang Legenda Musik Indonesia

Industri musik

Fase-fase ini, dalam kehidupan kita sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan kita sebagai individu, sehingga musik yang kita dengar selama tahap remaja hingga dewasa lebih penting bagi kita daripada musik yang akan kita dengarkan nanti dalam kehidupan.

Orang-orang di usia 30-an, berhenti mencari musik baru karena mereka cukup sibuk dengan hal-hal yang lebih mendesak berkaitan dengan karir dan kehidupan keluarga mereka.

Sehingga mereka hampir tidak punya waktu untuk mendengarkan musik kontemporer, kecuali ketika mereka terlibat dalam industri musik.

Dengan demikian, mereka menjadi tidak terbiasa dengan lebih banyak suara novel dan nantinya akan menjadi orang-orang yang memberi tahu generasi muda bahwa musik yang mereka dengarkan tidak dapat dianggap sebagai "musik yang indah."

Masalahnya, industri musik selalu mengeluarkan musik baru untuk anak-anak muda.

Tema yang paling umum dari lagu-lagu zaman modern seperti soal percintaan anak muda, penolakan teman sebaya dan konsep-konsep yang tidak lagi relevan bagi orang tua lainnya.

Dalam target di pasaran, mereka akan senang mendengar jenis lagu ini karena mereka membangkitkan emosi yang berhubungan dengan mereka.

Emosi ini kemudian beralih ke ingatan yang akrab, yang memengaruhi preferensi kita dalam musik seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Soal Donor Kornea Mata Habibie, Apakah Bisa Mata Manusia Didonorkan? Berikut Penjelasannya..

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi