Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Teh Celup Plastik, Ini Bahayanya...

Baca di App
Lihat Foto
ChamilleWhite
Ilustrasi teh celup
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Minum segelas teh panas merupakan aktivitas yang pas untuk mengisi waktu senggang di pagi atau sore hari.

Ada berbagai macam teh yang bisa dinikmati, seperti teh celup plastik.

Selain tampilannya yang menarik dan transparan, kantong teh celup plastik ini juga tak mudah sobek.

Namun, baru-baru ini sebuah riset menemukan bahwa secangkir teh celup plastik menyimpan sejumlah ancaman bagi kesehatan, seperti dikutip dari health24.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa perusahaan teh celup tradisional mengganti produk teh mereka dengan teh celup plastik.

Namun, tim peneliti dari Kanada melaporkan bahwa kemasan baru itu justru menyimpan miliaran mikroplastik yang bisa masuk ke dalam minuman Anda.

"Temuan kami menunjukkan bahwa seduhan teh celup pada suhu 205 derajat Fahrenheit (96 derajat Celcius) melepaskan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik ke dalam satu cangkir minuman," kata tim peneliti itu.

Proliferasi atau pembiakan mikroplastik telah menjadi berita utama dalam beberapa waktu terakhir.

Disebutkan bahwa mikroplastik telah ditemukan dalam jumlah besar di lautan, air keran, makanan laut, bahkan kotoran manusia.

"Dalam beberapa tahun terakhir, ada semakin banyak literatur ilmiah yang menunjukkan bahwa mikroplastik tidak hanya menembus lingkungan lebih luas, mereka juga bisa memasuki tubuh kita," kata Dr Kenneth Spaeth, kepala kedokteran bagian pekerjaan dan lingkungan di Northwell Health di Great Neck, New York.

Baca juga: Studi Tunjukkan Susu dan Teh Lebih Menghidrasi Daripada Air Putih

Kelainan fisik

Meski Spaeth mengatakan bahwa hanya ada sedikit data tentang mikroplastik yang bisa menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia, tapi komposisi molekulnya harus diwaspadai.

Sebab, berbagai komponen yang dikandungnya bisa membahayakan kesehatan manusia.

"Termasuk bahan kimia yang mengganggu hormon, juga sebagai karsinogen manusia," katanya.

Dalam studi baru, tim Montreal mencatat bahwa teh panas yang diseduh dapat menyebabkan kantong teh plastik terurai menjadi potongan-potongan plastik yang ribuan kali lebih kecil dari diameter rambut manusia.

Artinya, kita tidak bisa melihat atau merasakannya di mulut.

Untuk penyelidikan lebih lanjut, para peneliti mengeluarkan teh dari kantong teh plastik yang bersumber dari empat produsen berbeda.

Mereka kemudian mencuci kantong-kantong kosong itu dan menaruhnya di air panas.

Dengan menggunakan mikroskop elektron, tim Tufenkji menemukan bahwa satu kantong plastik teh celup melepaskan hampir 12 miliar partikel mikroplastik, dan lebih dari 3 miliar partikel nanoplastik ke dalam air.

Jumlah ini ribuan kali lebih besar daripada yang terlihat pada makanan.

Dalam percobaan terpisah, para peneliti memberi dosis yang bervariasi dari partikel-partikel ini pada hewan yang sangat kecil, seperti kutu air.

Meskipun kutu itu hidup, mereka menunjukkan beberapa kelainan fisik dan perilaku setelah diberi makan mikroplastik.

Hasil penelitian itu telah dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology.

Namun, masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk melihat apakah mikroplastik memiliki efek kesehatan pada manusia.

Baca juga: Indonesia Jadi Tujuan Ekspor Sampah Plastik Negara Maju? Ini Bahayanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: health24
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi