Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Ditemukan di Salju Kutub Utara, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
Oregon State University
Mikroplastik
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sebuah riset menemukan mikroplastik dalam jumlah besar di Kutub Utara dan Pegunungan Alpen.

Temuan ini menunjukkan bahwa mikroplastik bisa menyebar melalui udara ke beberapa lokasi di bumi, bahkan ke lokasi yang paling terpencil.

Dikutip dari Independent, para ilmuwan dari Pusat Studi Kutub dan Laut Helmholtz meneliti salju dari berbagai lokasi, termasuk di kepulauan Svalbard di Norwegia. Riset tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Tim peneliti terdiri yang terdiri dari ilmuwan Jerman dan Swiss menemukan 14.400 mikroplastik per liter dalam sampel yang diambil di Svalbard.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para peneliti percaya bahwa mikroplastik diterbangkan melalui udara melintasi jarak yang sangat jauh.

Baca juga: WHO: Mikroplastik dalam Botol Kemasan Tak Berbahaya untuk Kesehatan

Presipitasi atau kelembaban kemudian menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke tanah di daerah yang terisolasi.

Temuan tersebut meningkatkan kemungkinan adanya polusi plastik di udara, seperti halnya di darat dan laut.

Mikroplastik merupakan potongan berukuran kurang dari 5 milimeter yang muncul dari bahan-bahan buatan manusia.

Dalam riset itu, para ilmuwan menemukan adanya konsentrasi mikroplasik dalam jumlah paling tinggi di Pegunungan Alpen Bavaria.

Mereka menemukan 154.000 partikel per liter dalam sampel salju yang dikumpulkan di dekan jalan pedesaan di Bavaria.

"Ketika kita berharap menemukan mikroplastik, hal yang mengejutkan kami justru karena jumlahnya yang sangat besar," kata Melanie Bergmann, ahli ekologi kelautan yang ikut memimpin penelitian ini.

Riset ini menunjukkan bahwa fragmen dapat mengudara dengan cara yang mirip seperti debu dan serbuk sari.

Seorang ahli Biologi di the Norwegian University of Science and Technology, Martin Wagner mengatakan, konsentrasi yang sangat tinggi bisa dikaitkan dengan metode yang digunakan para peneliti.

Metode riset yang digunakan memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi partikel sekecil 0,011 milimeter atau lebih kecil dari lebar rambut manusia.

"Temuan ini penting karena sejauh ini sebagian besar riset hanya melihat mikroplastik yang berukuran jauh lebih besar," kata Wagner.

"Berdasarkan hal itu, saya akan menyimpulkan bahwa kami sangat meremehkan tingkat nyata mikroplastik di lingkungan," sambungnya.

Pada riset sebelumnya, para peneliti menemukan mikroplastik di udara Paris, Teheran, dan Dongguan.

Baca juga: Studi Tunjukkan Manusia Makan 120.000 Mikroplastik Tiap Tahun

Bergmann mengatakan bahwa banyak sampel plastik yang ditemukan pada riset sebelumnya kemungkinan telah terbawa angin ke Kutub Utara melalui atmosfer.

"Setelah kami menentukan bahwa mikroplastik dalam jumlah besar juga dapat diangkut melalui udara, maka sebuah pertanyaan muncul, apakah dan berapa banyak plastik yang kita hirup?" kata Bergmann.

Sampel yang terdeteksi dalam riset tersebut berupa pernis, karet yang ditemukan di ban dan bahan yang bisa berasal dari tekstil atau kemasan.

Bergmann dan timnya percaya bahwa aliran udara harus dipertimbangkan dalam standar skema pemantauan polusi udara.

"Kami benar-benar perlu tahu apa efek mikroplastik pada manusia, terutama melalui udara yang kita hirup" kata ahli ekologi kelautan itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi