Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Irish Bella, Kenali 9 Komplikasi Pada Hamil Kembar

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi hamil
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com – Pasangan artis peran Ammar Zoni dan Irish Bella tengah didera kesedihan. Pasalnya, bayi yang dikandung Irish Bella meninggal saat usia kandungannya mencapai 26 minggu.

Diberitakan Kompas.com, Senin (7/10/2019) paramedis yang menangani Irish Bella, dokter Gatot Abdurrazak, Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fetomaternal, janin kembar Irish meninggal saat berada di dalam kandungan.

Gatot saat dijumpai wartawan mengatakan, salah satu janin Irish mengalami kondisi Twin to Twin Transfusin Syndrome (TTTS) yang kemudian mengakibatkan komplikasi ke ibu salah satunya adalah Mirror Syndrome yakni keadaan di mana janin mengalami hydrops (bengkak seluruh tubuh) yang menyebabkan sang ibu juga mengalami hal yang sama.

Melansir dari American Pregnancy Association kehamilan kembar memang memiliki resiko komplikasi, resiko akan semakin besar ketika bayi lahir kembar lebih dari dua.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kasus Irish Bella, Kenapa Kehamilan Kembar Tinggi Risiko Komplikasi?

Lantas, apa saja komplikasi umum yang bisa saja terjadi pada kehamilan:

1. Kelahiran prematur

Kelahiran prematur merupakan proses persalinan yang terjadi sebelum 37 minggu usia kehamilan lengkap.

Semakin banyak bayi kembar yang dikandung, maka biasanya Panjang masa kehamilan akan semakin berkurang.

Rata-rata, sebagian besar kehamilan tunggal bertahan 39 minggu, kehamilan kembar dua berusia 36 minggu, kembar tiga 32 minggu, kembar empat 30 minggu, dan kembar lima 29 minggu.

Hampir 60 persen kembar dua lahir prematur sementara bayi kembar tiga memiliki kemungkinan 90 persen lahir prematur.

Kerap kali persalinan prematur adalah akibat pecahnya ketuban terlalu dini kurang dari 37 minggu atau yang sering disebut PPROM.

2. Berat lahir rendah

Umumnya berat badan lahir rendah selalu terjadi pada bayi yang lahir prematur. Berat lahir rendah yakni berat kurang dari 5,5 pon (2.500 gram).

Bayi yang lahir sebelum 32 minggu dan beratnya kurang dari 3,3 pon (1.500 gram) maka memiliki resiko lebih tinggi mengalami komplikasi sejak ia baru lahir.

Mereka beresiko tinggi mengalami masalah jangka Panjang seperti keterbelakangan mental, cerebral palsy, kehilangan penglihatan dan gangguan pendengaran.

Baca juga: Kasus Irish Bella, Waspadai Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

3. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) / Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

Kehamilan kembar akan mengalami pertumbuhan janin normal seperti kelahiran pada umumnya, tetapi ketika sampai pada titik tertentu pertumbuhan tersebut akan melambat.

Tingkat pertumbuhan kehamilan pada bayi kembar dua mulai melambat pada usia 30 hingga 32 minggu.

Sementara ketika kehamilan triplet mulai melambat pada usia kehamilan 27 hingga 28 minggu. Kehamilan kembar empat, mulai melambat pada usia 25 hingga 26 minggu.

IUGR terjadi karena plasenta tak dapat menangani pertumbuhan lagi, dan bayi bersaing untuk mendapatkan nutrisi.

Biasanya dokter akan memantau kondisi ibu hamil melalui USG dan mengukur perut.

4. Preeklampsia

Preeklampsia kerap pula disebut kehamilan terinduksi hipertensi, disebut pula toksemia, atau tekanan darah tinggi.

Kehamilan bayi dengan kembar dua memiliki resiko lebih tinggi disbanding hamil tungga. Sementara umumnya setengah dari kehamilan triplet mengalami preeklampsia.

Pemeriksaan perawatan sebelum masa persalinan umumnya mampu mendeteksi dan mengobati preeklampsia.

Pemeriksaan yang memadai sebelum kelahiran juga mengurangi resiko terhadap terjadinya masalah serius dari efek preeklampsia untuk bayi dan ibu.

Baca juga: Kasus Irish Bella, Twin to Twin Transfusion Syndrome Kerap Dialami Janin Kembar

5. Diabetes kehamilan

Peningkatan reskio diabetes gestasional atau diabetes pada masa kehamilan juga beresiko terjadi pada bayi kembar utamanya kembar lebih dari dua.

Pada kehamilan multiple, dimungkinkan terjadi akibat hasil dari dua plasenta yang menghasilkan resistensi terhadap insulin, peningkatan ukuran plasenta dan peningkatan hormone plasenta.

Sampai saat ini, diabetes gestasional pada kehamilan lebih dari dua memang masih diteliti. Dalam satu penelitian, peningkatan resiko diabetes gestasional memang tampak jelas, namun hal tersebut tetap masih perlu penelitian lebih lanjut.

6. Abrasi plasenta

Kondisi ini disebut juga solusio plasenta, dimana plasenta terlepas sebelum bayi terlahir.

Pada kehamilan multiple, kondisi ini semakin besar kemungkinannya. Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa terdapat peningkatan resiko preeklampsia.

Umumnya terjadi pada trimester ketiga, tapi resiko meningkat setelah bayi pertama lahir normal.

7. Fetal Demise

Kondisi ini merupakan kematian janin di dalam kandungan. Pada bayi kembar kematian bisa terjadi pada satu atau semua bayi.

Apabila itu terjadi dokter akan menentukan apakah mempertahankan kehamilan demi bayi salah satunya atau langsung dilakukan persalinan.

Apabila kehamilan bersifat dikorionik (terdapat dua chorion) maka persalinan bisa tak langsung dilakukan.

Namun, apabila hanya memiliki chorion tunggal, kematangan janin akan dinilai untuk melihat apakah persalianan perlu segera dilakukan dengan mempertimbangkan resiko bayi prematur atau resikonya jika tetap berada dalam kandungan.

Chorion sendiri merupakan selaput yang membentuk bagian janin dari plasenta.

Kembar fraternal (tak identik) selalu memiliki dua chorion, sedangkan kembar identik dapat memiliki satu atau dua chorion.

Baca juga: Mirror Syndrome yang Dialami Irish Bella Disebut Langka

8. Operasi Caesar

Orang hamil bayi kembar terutama kembar lebih dari dua, bukan berarti akan melahirkan secara sesar.

Bayi kembar tiga dan selebihnya, direkomendasikan untuk kelahirannya dilakukan secara sesar. Tetapi kembar dua bisa dilahirkan dengan normal dengan mempertimbangkan beberapa hal, yakni:

  • Usia kehamilan lebih dari 32 minggu
  • Twin A (bayi yang paling dekat dengan serviks) adalah yang terbesar
  • Twin A mengarah ke bawah
  • Twin B mengarah ke bawah, sungsang atau menyamping
  • Twin B lebih kecil dari twin A
  • Tak ada bukti gawat janin
  • Tak ada disproporsi cephalopelvic (CPD)

9. Syndrom tranfution twin twin (TTTS)

Melansir dari Webmd, kondisi ini mempengaruhi sekitar 10 persen dari kembar identik yang berbagi plasenta.

TTTS menyebabkan satu bayi mendapatkan terlalu sedikit darah sedangkan bayi yang lain terlalu banyak.

Dokter bisa mengobati TTTS dengan operasi laser untuk menutup pembuluh darah atau dengan amniosentesis untuk mengalirkan kelebihan cairan ketuban. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi