Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Besar Kurangi Ketergantungan, Berapa Cadangan Minyak Saudi?

Baca di App
Lihat Foto
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (kiri) berbicara dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz di Istana Diriya di Riyadh selama KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Minggu (9/12/2018). (AFP/SPA/Bandar Al-Jaloud)
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sejak Mohammed bin Salman (MBS) ditunjuk sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 2016 lalu, reformasi besar-besaran mulai dilakukan.

Ia mencanangkan konsep bernama Visi Saudi 2030 untuk mengurangi ketergantungan negara kepada minyak dan diversifikasi ekonomi.

Pemerintah Saudi mulai sadar bahwa cadangan minyak yang mereka miliki bisa habis suatu saat nanti.

Untuk mencapai visi tersebut, MBS melakukan sejumlah reformasi di berbagai bidang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu yang terbaru, Saudi menerbitkan visa wisata untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Baca juga: Berlakukan Visa Turis, Arab Saudi Dibanjiri 24.000 Wisatawan dalam 10 Hari

Dengan diluncurkannya visa wisata ini, warga negara dari 49 negara akan berhak mendapatkan visa online maupun visa on arrival, termasuk warga Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

Visa tersebut memungkinkan pengunjung untuk menghabiskan waktu berwisata selama 90 hari.

Lantas Berapa Sebenarnya Cadangan Minyak Arab Saudi?

Dalam data statistik yang dikeluarkan oleh BP Statistical Review of World Energy 2019 disebutkan bahwa cadangan minyak Arab Saudi di tahun 2018 mencapai 297,7 juta barrel.

Dengan jumlah itu, Saudi menjadi negara kedua dengan cadangan minyak terbesar di dunia.

Venezuela masih menempati peringkat pertama dengan jumlah cadangan minyak sebesar 303,3 juta barrel.

Meski demikian, jumlah cadangan minyak Saudi di tahun 2018 menjadi yang terbesar dalam tiga dekade terakhir.

Di tahun 1998, tercatat cadangan minyak Arab Saudi sebesar 261,5 juta barrel.

Jumlah tersebut meningkat pada tahun 2008 menjadi 264,1 juta barrel dan 296 juta barrel di tahun 2017.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah lain, Arab Saudi masih menjadi negara Arab dengan cadangan minyak terbesar.

Disusul dengan rival Saudi, Iran yang memiliki cadangan minyak sebesar 155,6 juta barrel dan Iraq 147,2 juta barrel.

Sementara itu, produksi minyak Arab Saudi di tahun 2018 mencapai 12.287 barrel per hari.

Namun, angka tersebut masih kalah dengan Amerika Serikat yang mampu memproduksi minyak sebesar 15.311 barrel per hari.

Padahal, Amerika Serikat hanya memiliki cadangan minyak 61,2 juta barrel di tahun 2018.

Venezuela yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia pun hanya mampu memproduksi minyak sebesar 1.514 barrel per hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi