Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Anugerah Kebudayaan dari Kemendikbud, Ini Penjelasan Eka Kurniawan

Baca di App
Lihat Foto
GOH CHAI HIN / AFP
Penulis asal Indonesia, Eka Kurniawan.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penulis novel "Cantik Itu Luka", Eka Kurniawan, menolak penghargaan Anugerah Kebudayaan 2019 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Eka Kurniawan melalui akun Facebook-nya.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/10/2019) pagi, Eka membenarkan penolakannya itu.

Ia mengungkapkan, ada beberapa alasan yang mendorongnya untuk menolak penghargaan dari Kemendikbud.

"Pertama, tidak ada perlindungan yang pasti terhadap kerja-kerja kebudayaan," kata Eka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya kasih contoh bagaimana buku begitu mudah dirampas dan dirazia di tokoh buku kecil maupun besar," lanjut dia.

Baca juga: Eka Kurniawan Raih Penghargaan Sastra Internasional di Belanda

Kedua, Eka menganggap tidak ada perlindungan terhadap industri perbukuan di Indonesia.

Pembajakan buku yang sudah berlangsung sejak lama juga masih marak sampai saat ini.

"Industri buku sudah lama teriak-teriak tapi nyaris tak ada perkembangan yang berarti," kata Eka.

Pria berusia 43 tahun itu juga menyoroti ketidakhadiran negara dalam melindungi hak-hak berekspresi secara luas, khususnya para seniman dan penulis.

"Kita tahu di dalam kedua Pemerintahan Jokowi pengen meningkatkan kualitas sumber daya manusia," kata Eka.

"Buat saya sih hal-hal seperti itu hanyalah omong kosong jika tidak ada perlindungan terhadap hak-hak berekspresi," lanjut dia.

Menurut Eka, komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas intelektual harus disertai dengan kebebasan berekspresi untuk berpikir dan berpendapat.

Oleh karena itu, Eka berharap agar Presiden lebih dekat dengan para seniman dan penulis.

Baca juga: Djenar Maesa Ayu Menilai Novel O Karya Eka Kurniawan

Meski beberapa seniman seperti Goenawan Mohamad, Butet Kertaradjasa, dan Addie MS sering berhubungan dengan Istana,  menurut Eka, tak ada perhatian dan apresiasi secara layak kepada para seniman.

"Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi nyatanya tak ada pengaruh apa-apa," kata Eka.

"Tapi perhatian dan apresiasi dan layak, terutama perlindungan kebebasan berekspresi, perlindungan secara ekonomi, maupun bahkan yang paling mendasar yaitu perlindungan terhadap kehidupan seniman dan pekerja budaya itu sangat lemah," lanjut dia.

Anugerah Kebudayaan merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.

Kegiatan ini digelar untuk memberi penghargaan kepada individu, kelompok, dan/atau lembaga yang melestarikan dan memajukan bidang bahasa, kesusasteraan, cagar budaya, kesenian, permuseuman, perfilman, sejarah, dan tradisi.

Ada 9 kategori penghargaan yang diberikan, di antaranya kategori pencipta, pelopor dan pembaharu, seperti yang rencananya akan diberikan kepada Eka Kurniawan.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com masih mencoba menghubungi pihak Kemendikbud untuk meminta tanggapan mengenai penolakan Eka Kurniawan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi