Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pelibatan Perempuan dalam Aksi Terorisme...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi terorisme
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Peristiwa penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto oleh dua orang di di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019), mengejutkan publik.

Penusukan terjadi saat Wiranto selesai meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar.

Setelah meresmikan gedung tersebut, rencananya Wiranto dan rombongan sempat berhenti di sekitar Alun-Alun Menes, Pandeglang.

Setibanya di Alun-alun, Wiranto disambut oleh Kapolsek setempat. Saat keluar dari mobil, Wiranto diserang oleh seorang pria.

Tak hanya melukai Wiranto, penusukan ini juga melukai ajudannya dan Kapolsek Menes Kompol Daryanto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pengamat Terorisme: Ada Pesan di Balik Penusukan Wiranto...

Setelah kejadian, polisi mengamankan dua orang pelaku, seorang laki-laki dan perempuan, berisial SA dan FA.

Dugaan awal polisi, keduanya memiliki keterkaitan dengan jaringan teroris. Polisi masih melakukan pendalaman apakah keduanya terkait kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Cirebon atau JAD Surabaya.

Polisi menyebutkan, FA merupakan istri SA.

Perempuan dalam aksi terorisme

Pelibatan perempuan dalam aksi terorisme di Indonesia bukan hanya kali ini terjadi.

Pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Roby Sugara mengatakan, perempuan mulai dilibatkan dalam aksi terorisme ketika paham ISIS menyebar di Indonesia.

"Perempuan mulai ikut terlibat sejak ISIS ada untuk kasus teroris di Indonesia," ujar Roby saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

"Awalnya, teroris adalah hanya menjadi tugas laki-laki, tetapi lama kelamaan perempuan juga ikut terlibat," lanjut dia.

Menurut Roby, dalam beberapa kasus, anak-anak juga dilibatkan dalam aksi terorisme.

Baca juga: Penusukan Wiranto dan Seruan Jokowi Perangi Terorisme...

Pelibatan perempuan dan anak dinilainya untuk mengembangkan jangkauan aksinya. Pola ini dilakukan oleh kelompok teroris ISIS.

"Untuk kasus teroris yang dilakukan oleh ISIS, polanya keluarga," jelas dia.

Pola ini tidak seperti yang dilakukan oleh kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

"Kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) dahulu yang melakukan serangan itu suaminya, istri apalagi anaknya justru tidak mengetahui," kata Roby.

Roy mengatakan, istri dan keluarga baru mengetahui bahwa suaminya telah melakukan serangan setelah membaca surat wasiat.

Meski demikian, istri dan anak yang ditinggalkan oleh sang suami yang melakukan aksi teror akhirnya mendapatkan program deradikalisasi dan mengubah pemikirannya.

Menurut dia, perempuan pertama yang dilibatkan dalam aksi terorisme di Indonesia adalah Putri Munawaroh, istri Noordin M. Top.

"Putri Munawaroh perannya hanya menyembunyikan Noordin M. Top, saat itu dia tidak ikut aksi," kata dia.

Baca juga: Penusukan Wiranto dan Seruan Jokowi Perangi Terorisme...

"Kalau perempuan pertama yang ikut aksi itu Dian, dari Cirebon. Saat itu dia merencanakan aksi bom ke Istana Negara," ujar Roby.

Pada 2018, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan menekankan perlunya upaya menekan perkembangan tren pelibatan perempuan dalam radikalisme dan terorisme.

Menurut Komnas Perempuan, jaringan kelompok teroris memandang perempuan bisa lebih militan dan memanipulasi aparat keamanan.

Komnas Perempuan juga menyebutkan, hasil Global Study 1325 menunjukkan bahwa kekerasan berbasis gender menjadi taktik gerakan teroris.

Dari hasil pengaduan dan konsultasi Komnas Perempuan dengan para mitra penggiat isu perdamaian, berbagai pihak perlu melihat lebih jauh akar persoalan di balik keterlibatan perempuan dalam terorisme.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi