Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Jawab InsightID: Tidak Benar Konten Kami Mendukung Kemerdekaan Papua Barat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Para aktivis menggelar aksi demonstrasi meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membuka akses internet di Papua dan Papua Barat di depan kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019). Aktivis menuntut pemerintah mencabut pembatasan jaringan internet di Papua dan Papua Barat. Sebab, pemblokiran dan pembatasan akses informasi ini melanggar hak digital, terutama hak warga negara untuk dapat mengakses informasi.
|
Editor: Heru Margianto


JAKARTA, KOMPAS.com - Biro komunikasi InsightID membantah menyebarkan disinformasi soal Papua Barat di Facebook dan Instagram.

Dalam hak jawab yang dikirim secara tertulis ke Kompas.com, Rabu (9/10/2019), InsightID meluruskan tuduhan Facebook bahwa mereka memproduksi konten pro pembebasan Papua Barat sekaligus pro pemerintahan Indonesia.

"Konten-konten kami fokus ke pesan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan Indonesia dan optimisme usaha-usaha Indonesia dalam menyelesaikan masalah Papua. Tidak benar konten-konten kami mendukung kemerdekaan Papua Barat," kata InsightID dalam surat elektroniknya.

Baca juga: Buka-bukaan soal Buzzer (4): Menelusuri Jejak InsightID, Buzzer Indonesia yang “Ditendang” Facebook

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

InsightID juga mengaku tak pernah mengeluarkan uang sebanyak 300,000 dolar AS untuk beriklan.

Mereka membantah bertanggung jawab atas kekacauan informasi di Facebook soal Papua Barat.

"Kami sangat yakin bahwa jumlah itu adalah gabungan dari berbagai kelompok yang mengangkat isu Papua, baik Kelompok Separatis Papua Merdeka maupun Pejuang Pro Indonesia lainnya," ujar mereka.

IsightID tak menjelaskan siapa klien yang menggunakan jasa mereka untuk kampanye soal Papua Barat. InsightID hanya mengaku berada dalam sebuah gerakan.

"Kami berada dalam sebuah gerakan yang terbentuk atas kepedulian dan keresahan akan masifnya informasi sesat dan tidak berimbang yang dilancarkan oleh pihak Separatis Papua Merdeka yang dipimpin Benny Wenda dengan mempolitisasi dan memanipulasi isu kemanusiaan dan konflik di Papua untuk kepentingan politiknya," kata mereka.

Diberitakan sebelumnya, Facebook menghapus laman-laman yang berkaitan dengan isu Papua.

Ada 69 akun Facebook, 42 laman, dan 34 akun Instagram yang dihapus. Ada sekitar 410.000 akun mengikuti satu atau lebih FB Pages ini dan sekitar 120.000 akun mengikuti setidaknya satu akun Instagram ini.

Penelusuran terhadap akun-akun itu mengarah ke InsightID sebagai pengelola. Mereka membelanjakan setidaknya 300.000 dolar Amerika Serikat untuk beriklan.

Baca juga: Buka-bukaan soal Buzzer (3): Akun-akun Palsu yang Menggiring Opini Publik

"Mereka utamanya memposting dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia tentang Papua Barat dengan beberapa pages mendukung gerakan kemerdekaan, sementara beberapa pages lainnya memposting kritik terhadap Papua Merdeka," kata Head of Cybersecurity Policy Facebook, Nathaniel Gleicher.

Penelusuran Kompas.com, usai penghapusan laman-laman itu, InsightID berusaha menghilangkan jejak di internet. Begitu pula kantor mereka yang nomor rumahnya diganti menjadi nomor rumah sebelahnya.

Kompas.com juga mewawancarai dua teman pendiri InsightID. Keduanya mengaku ditawari mengerjakan kampanye Papua Barat. Namun, yang satu diminta mengerjakan kampanye pro pemerintah Indonesia, dan satunya diminta mengerjakan kampanye pro pembebasan Papua Barat.

InsightID membantah keterangan soal kampanye pro pembebasan Papua Barat. Mereka juga menolak diwawancarai langsung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi