Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Kasus Wiranto, Bagaimana Etika Bermedia Sosial yang Baik?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/jrxsid
Gambar yang diunggah Jerinx SID saat menuliskan doa untuk kesembuhan Menko Polhukam Wiranto.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tiga prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) mendapat sanksi hukum dan dicopot dari jabatannya.

Mereka diberikan sanksi beragam dan hukuman displin, lantaran ulah istri mereka yang mengunggah konten bernada negatif di media sosial.

Perbuatan ketiga istri prajurit TNI tersebut dinilai tidak pantas terkait kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto.

Lalu bagaimana etikanya saat bermedia sosial?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan semua pihak boleh melaporkan siapapun yang diduga melanggar UU ITE. Namun belum tentu yang dilaporkan itu nantinya diputus bersalah.

Dalam Pasal 27 ayat 3 UU ITE, menurut Enda disebutkan terkait muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 

Pasal tersebut, imbuhnya memang bisa digunakan dengan mudah untuk melaporkan siapa saja yang dianggap melanggar UU ITE.

"Masyarakat juga perlu tahu adanya undang-undang ITE. Siapapun bisa melaporkan. Jadi, kalau kita mengatakan sesuatu di media sosial dan ada yang melaporkan, belum tentu kita salah karena masih baru proses pelaporan," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (12/10/2019).

Baca juga: Saat Musisi hingga Istri TNI Dilaporkan Polisi...

Kode etik

Dalam penggunaan media sosial, Enda menerangkan memang tidak ada kode etik tertulis yang mengatur para pengguna media sosial.

Namun, masyarakat harus memahami adanya etiket atau semacam panduan tidak tertulis agar kita tidak mudah terjebak dalam kasus pelanggaran Undang-Undang ITE.

"Dalam media sosial tidak ada peraturan tertulis hanya ada etiket alias panduan tak tertulis," ungkapnya.

Hal pertama yang harus kita pahami, menurut Enda, jangan sampai kita mengunakan media sosial dengan emosional, apalagi sampai menuliskan kata-kata kasar atau tidak baik kepada orang lain agar tidak ada yang tersinggung.

Selain menghindari emosional, Enda juga menyarankan agar masyarakat fokus pada permasalahan dan benar-benar memahami apa yang terjadi sebelum berkomentar.

"Jangan berkomentar yang tidak ada hubungannya atau hanya iseng. Itu juga berpotensi masalah," tambahnya.

Enda juga menyarankan agar kita mampu menahan diri agar tidak mudah berkomentar di media sosial.

Sebelum memutuskan untuk mengomentari suatu permasalahan, ia menyarankan agar kita berpikir jernih terlebih dahulu jangan mudah terbawa arus.

"Kita harus mikir dulu apakah komentar kita nanti berguna atau hanya memperkeruh suasana. Jangan berkomentar karena ikut-ikutan," kata Enda.

Baca juga: Pelaku Penusuk Wiranto Terpapar ISIS, BNPT: Mereka Masih Eksis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi