Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsian Disulap Bak Pasar Malam, Bagaimana Seharusnya Penanganan Trauma Anak?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI
Lokasi pengungsian kebakaran di Kampung Dalam, Jalan MT Haryono, RW 01, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, yang disulap relawan layaknya festival malam, Kamis (10/10/2019).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

Kompas.com - Sebuah lokasi pengungsian dihias menyerupai pasar malam di Kampung Dalam, Jalan MT Haryono, RW 01, Kramat Jati, Jakarta timur.

Upaya ini dilakukan oleh sejumlah relawan yang tergabung dalam Organisasi Sosial Cakra Abhipraya.

Mereka menuturkan konsep yang dibuat ini adalah upaya agar membuat lokasi pengungsian lebih meriah sehingga anak-anak senang.

Terjadinya suatu musibah yang tiba-tiba memang memerlukan perlakuan-perlakuan tertentu agar orang-orang, terutama anak-anak dapat tetap berperilaku seperti biasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang harus dilakukan ketika terjadi suatu musibah, baik kebakaran ataupun bencana lainnya?

Baca juga: Posko Pengungsian Korban Kebakaran di Cawang Disulap Layaknya Pasar Malam

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Astrid Wen, hal pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan recovery, baik pada anak maupun orang dewasa adalah, reaksi tanggap darurat.

Astrid mengatakan, para korban harus difasilitasi dengan kebutuhan dasar. Misalnya adalah hunian sementara. Selain itu, kebutuhan dasar lain seperti makanan, air bersih, dan pakaian juga harus diperhatikan.

Dia juga menuturkan bahwa perlu dicek pula keamanan daerah tersebut, terutama terkait risiko terjadinya kebakaran atau bencana yang terjadi.

Ia menambahkan bahwa perlu juga dilakukan rencana lanjutan untuk pemulihan kondisi pasca bencana, seperti kepastian tentang kapan hunian atau rumah dapat dibangun kembali.

"Jadi, ada musyawarah, diskusi terpimpin yang memang dibangun untuk warga agar dapat kembali membangun, mendapatkan rumahnya lagi," papar Astrid saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).

Sementara itu, pada anak, Astrid menambahkan, bahwa mereka cenderung bergantung pada lingkungannya, yaitu orang dewasa di sekelilingnya.

Jadi, apabila orang dewasa memperoleh support yang cukup, mereka dapat kembali bersemangat dan tidak mengalami mental breakdown sehingga mereka pun dapat memberikan rasa aman pada anak.

Ia menuturkan salah satu hal yang dapat dilakukan pada anak adalah melihat tingkat stress. Apabila terdapat stress, dibutuhkan pemenuhan rasa aman dari orang-orang yang setidaknya menguasai psychological first aid atau pertolongan pertama psikologis.

Psychological first aid dapat dilakukan oleh para relawan sembari menunggu tenaga ahli seperti dokter, psikolog, maupun psikiater.

Psychological first aid  pada dasarnya adalah upaya untuk memahami kondisi korban, mendengarkan, dan memberi rasa nyaman. Para relawan ataupun orang yang melakukan psychological first aid harus peka terhadap kebutuhan korban.

Tujuannya adalah untuk mengubah status dan persepsi korban menjadi penyintas, yaitu untuk kembali bersemangat membangun kembali kehidupan mereka.

Baca juga: Mitigasi Bencana di Indonesia, Terbentur Keterbatasan Dana

Astrid menuturkan bahwa upaya-upaya recovery dapat dilakukan oleh berbagai pihak.

"Pemerintah dapat mengintegrasikan bantuan-bantuan ini agar tidak terjadi overlapping bantuan dan semua kebutuhan dapat terpenuhi. Misalnya, dilakukan pemetaan oleh dinas yang bertanggungjawab seperti Dinas Sosial," tambah Astrid.

Jadi, upaya-upaya recovery pada anak yang terkena bencana bergantung pada orang-orang dewasa di sekelilingnya. Akan tetapi, pada dasarnya, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi rasa aman
2. Mengembalikan anak-anak ke fungsi semula.
3. Menyediakan kebutuhan akan tenaga ahli
4. Memberikan penghiburan yang realistis

Astrid memberikan apresiasi terhadap salah satu contoh upaya yang dilakukan relawan untuk memberikan penghiburan bagi anak-anak korban kebakaran di Kampung Dalam, Jalan MT Haryono, RW 01, Kramat Jati, Jakarta timur.

Sebab, itu merupakan bentuk usaha komunitas dalam memulihkan emosi anak-anak. 

Upaya tersebut dinilai akan menjadi semakin berdampak dengan melibatkan anak dalam proses awalnya.

"Juga perlu ditambah, kita tanya langsung ke anak, apa yang sebenarnya dirasakan, apa yang sebenarnya dibutuhkan, bagaimana kondisi saat ini. Jadi, sebenarnya, kita memberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui kebutuhannya menunjukkan kita peka akan kebutuhan emosi anak. Karena penting sekali untuk membuat anak merasa aman," tuturnya.

Dengan mengetahui kebutuhan anak dari awal dengan bertanya langsung, Astrid menilai bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk recovery pun menjadi lebih tepat. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi